Pagi yang cerah sudah menunggu seluruh siswa/i SMA Global National School. Lembar-lembar soal sudah menunggu untuk dikerjakan.
Ya, hari ini hari terakhir ujian kenaikan kelas. Waktu berjalan cukup cepat ya?
"Flora mau naik kelas 11. Yey, gue udah gede." ucap Flo girang di mobil Vito.
Keduanya hendak menjemput Sha, Felice, dan Dion. Hari terakhir ujian, jadi mereka harus menjalankan tradisi berangkat bersama.
"Emang lo bakal naik gitu?" tanya Vito.
Kontan saja mulut Flo membuka lebar. "Maksud lo apa?"
Vito mengedikkan bahu. "Siapa tau lo tetep di kelas 10." jawab Vito ringan.
Dengan berlebihan, Flo menoyor bahu Vito lalu beralih mencubit pinggang cowok itu tanpa perasaan. Tau 'kan kemampuan cewek dalam mencubit?
"Aww Flora sakit. Gi-- aww sakit ih." ucap Vito melengking.
Flo nyaris saja tertawa mendengar suara Vito jika tidak ingat ucapan anak cowok di sebelahnya itu.
"Alvito, lo doain gue ga naik kelas." ucap Flo masih dengan posisi mencubit Vito. Sama kerasnya.
"Gu-- aww, gue ga ngedoain lo, aww. Lepas gak?! Itu kemungkinan, bukan doa." ucap Vito kewalahan karena ia sedang menyetir juga.
"Ucapan adalah doa, pernah denger?" ucap Flo melepaskan cubitannya.
Flo khawatir pinggang Vito robek lalu ia tidak bisa melanjutkan perjalanan dan Flo akan telat. Tidak bisa. Flo tidak mau memiliki catatan telat. Dan ini hari terakhir ujian.
Tepatnya, Flo tidak mau Vito kenapa-kenapa.
"Gue ga niat doain lo ga naik. Semua tergantung niat." ucap Vito mengelus pinggang bekas Flo mendaratkan cubitannya.
Flo menyilangkan lengannya.
Diam-diam Vito melirik Flo. Mata ekor Vito tajam, ingat.
Tapi ... saat Vito lengah, Flo juga sedikit mencuri kesempatan untuk melirik cowok di sampingnya.
Dua orang saling suka dan sudah memiliki pacar masing-masing, dalam satu mobil. Apa yang akan mereka lakukan bila mereka tahu jika mereka berdua saling suka?
➖➖➖
Bel akhir pelajaran berbunyi. Ujian selesai.
Siswa-siswi mulai mengumpulkan soal dan ljk. Sesudahnya, semuanya berlomba-lomba meninggalkan kelas yang mencekam karena soal-soal yang tertanam di dalamnya.
"AKHIRNYA!" teriak Sha. Membuat tangan Vito mengacak rambut gadis itu.
"Gue bisa koprol tujuh kecamatan! Ah, gue bebas!" jerit Flo menyusul Sha.
Lengan kanan Vito menggantung halus di bahu Sha dan tangan kirinya mencubit lengan Flo. "Lebay emang anaknya."
Flo hanya mendengus dan mendelik Vito, ada besitan kesedihan di dalam mata hitamnya. Tak lama Flo merasakan satu tangan menggantung di bahunya. Gevin. Itu yang Flo dapati setelah melirik sang pemilik tangan.
"Haii Evin." sapa Flo.
Evin, panggilan Flo pada Gevin. Awalnya Flo hanya mengasal, Gevin pun menolaknya. Tapi akhirnya Flo ngotot untuk menggunakan kata itu. Gevin juga memanggil Flo 'Ash' yang kadang terdengar ... pokoknya membuat Flo berpikir keluar.
"Aku udah bilang jangan panggil aku Evin, Ash." ucap Gevin mencubit hidung Flo.
"Yaudah, bodo. Ash maunya itu." ucap Flo menjulurkan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hardest
Teen FictionFlora, gadis periang yang terlalu polos dengan masalah percintaan, harus mengikhlaskan bahwa cowok pertama yang ia sukai merupakan sahabatnya sendiri. Sedangkan Sha, cewek jutek yang sudah lama bersahabat dengan Flo. Sialnya, ia memiliki perasaan ya...