The Assasin And FBI Agent Sequel:Wrong Direction[#Series 2]

[Wrong Direction: Voice Call]

Wrong Direction
Update!
______________

Typo tandai.

NB:foto visual Alberd, Charllote dan lainnya tidak bisa author masukan lagi di setiap part karena alasan yang author tidak ingin katakan (bukan plagiarisme).

Happy Reading❤
_______________
Playlist:It's You~Sezairi

___________

"Charllote" Christian menatap Charllote, perasan takut mulai ia rasa setelah kebodohan yang baru saja ia lakukan.

"Katakan sesuatu" Ucap Christian.

"Biarkan aku menyelesaikannya, Christian!" Ujar Charllote. Christian memulai langkah untuk semakin dekat dengan adiknya yang sedang mengandung.
Napas berat Christian hembusan di hadapan Charllote, entahlah apa yang akan Charllote lakukan setrika ini.

"Aku harus melakukan perjalanan ke San Francisco"

"Malam ini" Ucap Charllote yang membuat Christian bingung harus melakukan apa. Bagaimanapun semua sudah terjadi sesuatu ketentuan takdir, mungkin sudah saatnya Charllote tahu tentang Christian.

"Aku bisa menyelesaikannya sendiri, percayalah!" Ujar Christian, tentu ucapan pria itu mendapat tanggapan dari Charllote. Christian mendapat tatapan dari Charllote, seakan Charllote ragu dengannya.

"Aku tidak bisa mempercayai mu, "

"Siapkan penerbangan malam ini" Ucap Charllote sebelum ia keluar dari dalam kamar Christian.

"Fuck! Bagaimana aku mengatakannya pada Alberd!" Christian menjambak rambutnya dengan frustasi.

Ah! Sungguh ia menyesal atas kebodohan yang ia lakukan. Harapannya hanya satu, semoga Alberd tak membunuhnya setelah mengetahui ini.

Christian mencoba memberi kabar ini pada Alberd, bersamaan dengan itu Christian akan berpikir cara untuk mencegah Charllote.

_____________

Charllote mempersiapkan semuanya, ia tahu Alberd tak akan menyukai tindakannya tapi selagi Charllote melakukan hal yang benar untuk Alberd, Charllote tak akan merasa takut atau panik atas kemarahan Alberd.

"Lotte, dengarkan aku" Ucap Christian yang baru memasuki kamar Charllote.

Charllote nampak memasukkan beberapa barang ke dalam tas-nya.

"Charllote Laurence Brixker!" Barulah Charllote menatap Christian setelah Christian menyebutkan nama lengkap Charllote.

"Dengarkan aku!"

"Kau tidak berhak masuk ke dalam semua ini" Ucap Christian.

Charllote menghela napas sebelum menatap tegas Christian.

"Why not?"

"Kau bisa melakukan apapun sedangkan aku tidak!"

"Aku selalu iri dengan mu, Kak!"

"Kau tidak mengerti, Charllote" Balas Christian, ia menatap Charllote lemah, bertujuan agar Charllote bisa mencegah keinginannya untuk menyelesaikan masalah Alberd.