Prolog

14.3K 963 43
                                    

Wanita itu memasuki angka 29 di tahun ini, umur yang tak muda lagi untuk ukuran perempuan dewasa, ia belum kunjung memutuskan untuk menikah. Rencananya, Namima akan menikah setelah merasa siap.

Siap secara lahir dan bathin, trauma di masa lalu ternyata mempengaruhinya.

Saat ini, dia belum siap membina rumah tangga, meski telah di desak oleh mamanya, Namima masih menolak untuk menikah.

Hari itu, Namima menyelesaikan satu gambar pakaian yang sejak tadi menari-nari dalam benaknya. Ia sengaja menyelesaikannya malam ini agar gambaran yang sejak tadi berputar dalam pikirannya terselesaikan.

Namima menatap takjub gambar pakaian anak laki-laki seusia putranya. Berharap kelak, pakaian-pakaian yang telah ia ciptakan dapat di kenakan oleh putranya sendiri.  Dan benar, selama ini Namima menciptakan busana untuk anaknya, Langit. Meski harapan itu hanya sia-sia.

Setelah menyelesaikan satu gambar tersebut. Namima menatap gambarnya dengan hampa. Seharusnya dia bisa mendekap Langit setiap hari serta melihatnya tumbuh.

Tapi semua itu sirna saat hal yang tidak dia inginkan terjadi.

Harapan itu hanya asa sementara. Sebab, Langit tidak bersamanya.

Namima pasrah, mejalani harinya dengan kesepian.

Langitnya pergi dan Langitnya takkan kembali.

Baju-baju yang dia rancang hari ini... takkan pernah di kenakan oleh Langit. Sebab, Langit sudah tidak bersamanya lagi.

Langitnya telah pergi... meninggalkan kekosongan di hati.

***

Tes Tes Tes

Tes Pasar dulu... laku nggak ya kira2 😁😁😁😁😁

Kemana ya Langit?

Apakah sudah meninggal 😭😭

Huwaaaaa..

Vote dan komen yg banyak yaa...

Akan di up seminggu sekali... siapkan tissue ya😆

Kamis, 03 Maret 2022

Terikat Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang