6

3.9K 568 54
                                    

Belum di edit

Ada yg kangen?

Happy reading

***

"Mama harap kamu datang ke acara ulang tahun tante Listy, Namima.. mama sama papa nggak bisa hadir karena papa dan mama ada acara bersama klien papa..." kata Intan lewat telepon. Tanpa basa-basi meminta Namima untuk pergi ke ulang tahun Listy, adik sepupu Erlangga.

"Tapi, Ma.. aku sibuk. Aku lembur dan ada banyak sekali pekerjaan..."

Menolak adalah hal yang harus di lakukan oleh Namima. Dan ia tidak berbohong.

"Ya terus gimana?" Sahut Intan bingung.

"Yasudah lah, tahun ini kita absen saja nggak hadir di acara tante Listy. Lagipula itu kan bukan acara resmi, cuma acara makan malam biasa..."

"Iya, tapi keluarga besar datang semua Namima.. kamu nggak ikut grup sih!"

"Lain kali saja, Ma..." ucap Namima masih dengan sikap tenang.

"Ben gimana? Kalau bisa kamu datang sama dia... sekalian memperkenalkan Ben ke mereka!"

"Aku nggak janji datang. Jadwalku padat, ma..."

"Yasudah terserah. Pokoknya kalau bisa kamu mengosongkan jadwalmu, acaranya malam minggu ini, ya!"

"Iya..."

Panggilan terputus karena Intan yang lebih dulu mematikan teleponnya. Sementara Namima menggeleng-gelengkan kepalanya. Mama memang selalu bersikap dominan. Dan meski begitu, Namima tetap menerima perlakuan tidak mengenakan dari sang ibu.

***

Namima memarkirkan mobilnya. Ia menggerutu dalam hati kenapa acaranya jauh sekali dari rumah?

Setiap tahun, Tante Listy memang kerap kali merayakan pesta bertambahnya umur di rumah. Kadang mereka membuat pesta barbeque di halaman belakang rumah, atau acara makan-makan biasa. Tapi, kali ini Tante Listy ingin suasananya berbeda. Beliau mengundang mama datang ke Villa nya yang berada di puncak. Mumpung cuaca akhir-akhir ini bagus, Tante Listy ingin pesta barbeque tahun ini di adakan di Villa dengan pemandangan yang indah. Tentu saja bagus untuk Tante Listy, tetapi tidak dengannya.

Hari ini Namima mengosongkan jadwalnya untuk datang ke Villa ini. Ketika dia sampai, mobil sudah berjejer rapi di halaman depan. Semua anggota keluarga pasti sudah datang. Dia mungkin agak terlambat. Tapi, paling tidak dia hadir untuk mewakili mamanya.

"Namima..." seru Tante Listy saat di lihatnya Namima memasuki Villa dengan sedikit kebingungan.

"Hai, Tan..." sapa wanita itu.

Listy langsung memeluknya.

"Ayo, masuk... lapar nggak? Gimana tadi di jalan?"

"Lumayan macet, Tan. Jadi sedikit lapar..." jawab Namima.

"Yasudah ayo makan... yang lain ada di belakang..."

Kemudian Listy menggiring Namima ke halaman belakang rumahnya dimana mereka berkumpul untuk memanggang makanan. Selain itu, Listy juga menyiapkan makanan lainnya.

"Evran juga baru sampai 10 menit yang lalu..." ucapan Listy berhasil membuat tubuh Namima menegang kaku.

Evran?

Untuk apa pria itu datang?

"Katanya mewakili Mas Erlangga yang nggak bisa hadir. Kamu juga katanya nggak datang... jadi dia yang datang duluan. Eh ternyata kalian malah dateng!"

Namima menyusuri halaman dan menemukan Evran sedang berdiri di depan panggangan dengan kemeja yang sudah di lipatnya hingga memperlihatkan urat-urat di lengannya. Pria itu nampak seksi dengan kancing teratas kemejanya yang sengaja di buka, memperlihatkan tatto yang baru pertama kali Namima lihat.

Terikat Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang