2

6.1K 665 39
                                    

Hidupnya berubah setelah dia tinggal bersama Erlangga. Benar, secara finansial sekalipun—segalanya berubah. Mama pernah bekerja hingga banting tulang untuk menghidupinya sampai akhirnya bertemu dengan pria bernama Erlangga Wijaya, pria baik yang mau menikahi mama setelah meninggalnya mendiang sang istri.

Meski pernikahan mereka lewat jalan yang menyakitkan untuk banyak orang, Namima adalah salah satu orang yang terluka karena pernikahan keduanya.

Benar... karena mamanya telah merebut Erlangga dari sang istri, Namima harus mereguk karma atas perbuatan mamanya.

Kesakitan itu nyata. Penderitaan itu benar adanya.

Setelah bertahun-tahun wanita itu berusaha melupakan kejadian menyakitkan yang pernah di alaminya, hari ini... Namima di paksa menerima bahwa pria yang telah menodainya kembali ke rumah ini.

Ternyata, menghancurkannya di masa lalu tidak pernah membuatnya puas. Evran kembali... entah dengan tujuan apa? Yang pasti, kembalinya pria itu membuat Namima harus membuka luka lama. Luka yang telah ia coba kubur dalam-dalam.

Namima menyapa Evan begitu wanita itu sampai di rumah Erlangga. Sebisa mungkin Namima menormalkan detak jantungnya sendiri.

Hari ini dia akan bertemu dengan pria yang pernah menghancurkan hidupnya. Pria yang telah membuat hatinya mati rasa. Dan pria yang sudah memporak-porandakan hatinya.

Pria itu kembali, setelah 7 tahun lamanya pergi.

Pria itu kembali, dan berhasil membuat gemuruh di hati.

"Kapan rencananya kalian menikah?" Evan meledek Ben. Pacar Namima. Pria berpawakan  tinggi itu mengulum senyum kemudian merangkul Namima.

"Menunggu dia siap saja, Kak..." Ben menjawab sambil bergurau.

"Ahh... Namima belum siap!"

"Kak...please jangan bahas itu sekarang. Mama akan menambahi kalau beliau dengar..."

Evan mengangguk mengerti.

"Aku harap kalian segera menikah..."

"Doakan saja, Kak..." jawab Ben. Kemudian mereka terlibat perbincangan hangat lainnya. Sampai seseorang tiba dan menyapa mereka.

"Siapa dia, Van?"

Suara lelaki itu berhasil membuat tubuh Namima menegang seketika. Tidak ada yang menyadarinya kecuali Evan. Amel sendiri sudah pergi menidurkan anaknya. Sementara Ben, mengulas senyum ketika seorang pria yang baru dia lihat menginterupsi obrolan mereka.

"Oh kenalkan... Ben, pacarnya Namima!" Evan memperkenalkan pria itu pada kakaknya.

Evran mengangguk sambil berjalan menghampiri mereka. "Oh jadi ini pacarmu, Namima?" Ucap Evran sambil menatap Namima dengan tatapan merendahkan. Tapi tidak ada yang mengetahui itu, kecuali Namima.

"I-iya kak... dia Ben. Kenalkan, pacarku..." Namima tidak bisa menyembunyikan kegugupan yang melandanya. Kalau saja bisa, Namima ingin menghindari Evran!

"Evran.. kakak Namima..." sambut pria itu saat Ben mengulurkan tangannya.

"Ben.. senang bertemu denganmu, Kak." Ben masih mengulas senyum khas pria itu. Berbeda dengan Namima yang gelisah di tempatnya berdiri. Bagaimana tidak, dia sedang di hadapkan dengan penjahat yang sesungguhnya?

"Jadi, kapan kalian menikah?" Evran bertanya basa-basi, yang di balas dengan antusias oleh Ben.

"Secepatnya, Kak...," sahut Ben. "Aku akan menikahinya kelak... semoga kalian merestui hubungan kami!"

Evan tergelak mendengar penuturan Ben, sementara Namima mencoba mencairkan suasana dengan ikut tertawa. Ben memang pandai membuat lelucon dan menurutnya, lelucon tadi sama sekali tidak lucu. Terlihat, Evran menyeringai kecil ketika tatapannya bertemu dengan Namima, dalam sesaat Namima bisa merasakan tubuhnya meremang melihatnya.

Terikat Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang