"Kenapa lo nelpon gue?" Pertanyaan yang di lontarkan sosok yang baru muncul di balik pintu bewarna coklat itu mengeluarkan Valco dari pemikirannya. Valco menoleh menatap sosok cowok dengan wajah senantiasa dingin itu.
"Duduk dululah, Sam. Belom sampai lo satu menit di sini. Banyak yang mau gue bahas."
Samudra melepaskan almamater OSIS yang membalut tubuhnya hingga menyisakan kemeja putih. Cowok dengan wajah dingin itu menyampirkan almamater itu di sandaran sofa. Ia baru saja selesai mengadakan rapat menyangkut turnamen basket yang di adakan dalam rangka perayaan ulang tahun SMA Gardaruna yang sebentar lagi akan di gelar.
Sedari awal Samudra sudah mengetahui rencana Valco. Valco tidak menghianati Arsaka. Cowok itu sengaja memerankan peran antagonis untuk mencari akar dari semua masalah yang memecah GALAXION. Meskipun ia baru beberapa bulan bersama, tetap saja setitik saja keinginan untuk kembali utuh itu ada.
Samudra bersikap masa bodoh bukan berarti ia tidak peduli. Samudra peduli dengan caranya sendiri.
Sedari awal Samudra merasa sudah ada yang tidak beres. Di mulai dari Samudra tak sengaja mendengar permintaan Allara yang meminta Valco untuk menjadi pacarnya. Awalnya Valco menolak, namun karena paksaan Allara‐ Valco menyetujui permintaan Allara. Tidak ada yang mengetahui hal tersebut. Jika saja Samudra tidak sengaja mendengar ia pun juga tak akan pernah tahu.
Samudra sudah mendengar apa yang sebenarnya terjadi pada Allara dan Valco. Allara meminta Valco menjadi pacarnya karena cewek itu menyatakan perasaan pada Arsaka, namun di tolak dan Arsaka menjauh. Allara merasa jika dirinya memiliki pacar Arsaka tak akan menjauh dari dirinya. Akan tetapi, Arsaka malah semakin menciptakan jarak panjang di antara keduanya. Dengan alasan tidak mau merusak hubungan Allara dan Valco.
Dan ketika Valco meninggalkan mereka. Tentu saja Samudra marah besar bahkan menyarankan Arsaka untuk membentuk rumah baru untuk mereka bernaung. Samudra yang tersulut emosi saat itu mendatangi Valco dan menghajar habis-habisan cowok tersebut— tanpa ampun.
Hingga akhirnya Valco menceritakan semua rencananya pada Samudra. Awalnya Samudra tidak percaya. Namun, kesungguhan dan kemarahan yang berkobar di matanya atas tangan yang ikut andil menghancurkan GALAXION. Membuat Samudra percaya— tidak hanya itu Valco menunjukkan beberapa bukti fisik padanya. Hal yang membuat kecurigaan Samudra lenyap dan menawarkan diri untuk membantu cowok itu.
Samudra duduk di sofa single tepat di sebelah sofa yang di duduki Valco. "Lo masih curiga sama Arsaka?" tanyannya ketika tatapannya jatuh pada foto-foto yang di tempel di dinding.
Valco mengeleng. "Di banding curiga Arsaka sama Allara gue lebih curiga Revan sama Sean."
"Lo pasti juga tau Arsaka nggak mau GALAXION hancur. Gue kenal gimana dia."
Samudra tak merespon perkataan Valco. Namun, cowok itu menyimak dengan baik sembari membaca tulisan ceker ayam milik cowok itu yang tulis dengan spidol di bawah foto-foto yang Valco tempel. Di bawah potret Arsaka dan Allara hanya di tulis mustahil mereka berkhianat.
Kecurigaan cowok itu tampak lebih besar pada Sean— si anggota inti baru GALAXION. Apa yang di tulis Valco di sana cukup membuat Samudra terkejut.
Sean ketua sekaligus pendiri Demond Gang.
Siapa yang tidak akan mengenal Demond Gang? Geng yang cukup legenda dan berada di puncak. Jika di banding GALAXION yang lama masih lebih unggul Demond Gang. Sedikit lagi GALAXION bisa mencapai posisi Demond Gang, namun berbagai macam masalah datang dan membuat mereka bercerai-berai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAKA : Revenge
Teen FictionEdreana Bellova Abraham, awalnya menuruti keinginan orang tuanya untuk pindah ke sekolah yang sama dengan kakaknya untuk memudahkan mencari dalang dibalik kematian seseorang yang telah meninggalkannya. Namun, sosok cowok yang merupakan sahabat kakak...