ARSAKA: Revenge || Part 32 - Kekecewaan dan Memaafkan

13 5 0
                                    

Alluca berdiri sembari tangan di masukan ke dalam saku celana sembari dengan pandangan mengawasi penyerangan yang di lakukan Arsaka bersama the Devils dan GALAXION ke markas Xaneos Gang. Setelah membantu the Devils dan GALAXION membuat strategi cowok itu memilih tidak ikut campur lagi kecuali sesuatu bahaya akan menimpa Arsaka.

Di tempatnya Arsaka melayangkan pukulan demi pukulannya kepada lawannya. Sesekali pandangan cowok itu tertuju pada Edreana yang ikut dalam penyerangan. Demi apapun Arsaka tidak menyukai Edreana terlibat baku hantam seperti ini.

Ia sudah meminta Edreana untuk diam saja di samping Alluca, tapi cewek keras kepala itu tidak mau mendengarkannya. Malah cewek menghajarnya untuk membuktikan ia bukan beban dalam pertarungan ini.

"Arsaka! Jangan ngelamun." Edreana melayangkan tendangannya pada sosok cowok yang hendak memukul punggung Arsaka dengan balok kayu.

Kini punggung keduanya saling beradu untuk melindungi satu sama lain dari musuh yang menyerang dari belakang. "Gue nggak akan bisa tenang sebelum lo berhenti, Edrea." Sudut bibir cewek itu robek mengeluarkan darah dan pelipis Edreana tergores entah karena apa.

Itu hanya beberapa menit Arsaka mengalihkan perhatiannya dari Edreana. Arsaka bukan meremehkan kemampuan Edreana, tapi cewek itu menghajar lawan-lawannya dengan emosi yang meledak-ledak. Membuat cewek itu tidak memperdulikan luka yang dia dapat.

"Kalau lo masih emosi kayak gini gue bakal minta Alluca nyeret lo keluar, Edrea." Arsaka berucap sungguh-sungguh. "Dan jangan jauh-jauh dari gue."

Edreana berdecak kesal. Namun, cewek itu mengikuti perintah Arsaka. Edreana menarik napas dalam-dalam menghembuskannya untuk menenangkan amarahnya.

Di sisi lain, Kenzio dan Kevlar tanpa mereka sadari melindungi satu sama lain. Membuat keduanya dilanda rasa canggung luar biasa.

"Romantis banget kalian berdua." Arrio bersiul mengoda keduanya. "Valeshia biarin buat gue aja." Membuat kedua cowok itu langsung menatap tajam pada Arrio.

"Calm, bro. Gue becanda." Arrio tertawa pelan sembari mengangkat kedua tangannya tanda ia menyerah pada Kenzio dan Kevlar.

"Xaneos Gang, mundur!" Teriakan yang tidak asing bagi anggota Xaneos Gang Membuat mereka berhenti dan menatap ke arah sumber suara. Begitu pun the Devils dan GALAXION.

Di sana, pintu masuk markas Xaneos Gang tampak ketua mereka babak belur dengan tangan terikat di belakang. Valco mendang tungkai cowok itu. Membuat Raziq berlutut.

Awalnya Valco tidak yakin dengan rencana yang diberikan Alluca akan berhasil. Dengan menjadikan semua teman-temannya umpan agar perhatian anggota Xaneos Gang teralihkan dan memberikan peluang untuknya dan Sean menyusup dan menyandera ketua Xaneos Gang.

Dari segi jumlah mereka sudah tentu pasti kalah. Mereka hanya hitungan puluhan yang mencakup hanya inti GALAXION dan the Devils. Sementara musuh mereka ratusan orang. Anggap saja mereka memang unggul di segi kekuatan, akan tetapi melawan ratusan anggota Xaneos Gang akan membuat tenaga mereka terkuras. Yang kemudian mereka hanya akan menjadi samsak Xaneos Gang.

Namun, tampaknya semua teratasi dan terkendali dengan ide cemerlang Alluca.

"Bajingan!" Teriak inti Xaneos Gang, tidak terima ketua mereka diperlakukan seperti itu. "Berani-raninya lo ngusik kami?"

"Cukup, Sen. Mereka datang untuk membalaskan dendam mereka ke gue. Kalian nggak ada hubungan dengan semua dosa yang gue buat." Raziq bersuara, meminta temannya itu tidak berbicara lebih banyak lagi sekaligus kode untuk keseluruhan Xaneos Gang untuk tetap diam.

"Gue minta maaf atas apa yang gue lakukan ke Allara. Kalian nggak akan percaya, tapi gue bersumpah  gue benar-benar menyesal atas perbuatan menjijikan gue ke Allara." Raziq berucap dengan kepala tertunduk dalam. "Gue benar-benar menyesal."

ARSAKA : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang