ARSAKA : Revenge || Part 25 - Mereka Berbeda!

16 9 0
                                    

Arsaka tidak pernah memberikan alamat apartemen pada siapapun termasuk pada kedua orang tuanya. Yang mengetahui apartemennya hanya kakeknya saja. Lantas, siapa orang yang mengedor-gedor pintu apartmen miliknya?

Tidak mungkin Aldrich, 'kan? Apa juga yang ingin di lakukan pria itu malam-malam di tempat ini?

Dengan langkah tidak bersemangat Arsaka menyeret langkahnya menuju pintu dan membukakan pintu untuk tamu yang tidak di undang itu pintu. Sosok itu tidak terlalu jelas saat Arsaka melihatnya dari lubang pintu karena memakai topi, tanpa berlama-lama Arsaka membuka pintu tersebut.

Arsaka memandang sosok itu dengan ekspresi terkejut dan tak percaya. "Edrea?" Tampaknya tidak dirinya saja yang terkejut, tapi juga Edreana juga tidak berbeda jauh dengan reaksi Arsaka.

"Kenapa lo ada di sini?" Edreana berbalik bertanya menatap langsung mata cowok itu yang masih mengenakan seragam Gardaruna. Bola matanya bewarna coklat! Tanpa menunggu Arsaka menyuruhnya masuk Edreana berjalan melintasi ruangan apartemen milik Arsaka.

Pandangan Edreana menelusuri setiap sudut apartemen. Sama seperti kamar Arsaka, apartemen itu rapi. "Lo ngapain di sini?" tanya Edreana tanpa menatap cowok itu, pandangan masih menjelajah setiap sudut ruangan itu.

"Seharusnya, gue yang nanya, Edrea. Lo ngapain di sini dan dari mana lo dapat alamat apartemen gue?"

Kali ini Edreana menoleh menatap cowok itu untuk beberapa detik sebelum kemudian menghampiri Arsaka, menuntun cowok itu duduk di sofa. "Lo jawab semua pertanyaan gue dulu, setelah itu gue juga akan jawab pertanyaan lo."

"Lo ngapain di sini?" tanya Edreana mengulangi pertanyaannya.

Arsaka menghembuskan napas berat. Edreana sudah terlanjurmengetahui, tidak ada gunanya Arsaka menyembunyikan dari cewek itu. "Setiap kali gue banyak pikiran gue selalu datang ke sini buat nenangin diri."

"Berapa lama lo bisa tenang?"

"Beberapa jam udah bisa. Kalau paling lamanya bisa sampai berhari-hari gue ngedekam di sini," jelas Arsaka dengan pandangan menatap kosong.

Edreana menangkup wajah cowok itu agar menatap lurus tepat di matanya. "Kenapa nggak natap gue kayak biasa?"

Arsaka menyentuh punggung tangan Edreana yang berada di kedua sisi wajahnya, menahannya agar lebih lama. "Lo tau semua tentang gue, Edrea."

"Kenapa kalau gue tau?"

Arsaka tersenyum pahit. "Lo bisa jadikan itu alasan untuk lo pergi."

"Kenapa gue harus pergi?" tanya Edreana. "Gue nggak akan kemana-mana. Gue nerima diri lo apa adanya, Arsaka. Enggak peduli hal buruk apalagi yang gue tau tentang lo. Gue akan selalu di samping lo. Ngerti?"

Arsaka tidak merespon perkataannya. Membuat Edreana berdecak. "Lo udah berhasil, Arsaka. Gue juga suka sama lo." Edreana dengan gerakan cepat mengecup sudut bibir cowok itu.

Edreana tertawa pelan tak sengaja melihat telinga cowok itu memerah dan dari jarak lumayan dekat itu Edreana tidak melihat bekas tindikan di telinga kanan cowok itu.

"Edrea, lo nggak becanda, 'kan?" tanya Arsaka setelah berhasil mengusai diri dari keterkejutannya.

"Pernah lo ngelihat gue becanda?" Edreana berbalik bertanya. Membuat Arsaka mengelengkan kepalanya.

"Edrea, lo ngeduluin gue dua kali."

Edreana menatap cowok itu dengan ekspresi bingung. "Pertama, lo yang ngajak gue pacaran. Seharusnya gue yang ngomong gitu. Kedua, lo juga yang cium gue duluan," keluh cowok itu lebih mirip nada merajuk.

ARSAKA : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang