"Eh, She. Lo udah dengar gosip yang lagi hot di Gardaruna belum?"
Pertanyaan itu di lontarkan siswi yang tengah bergosip ria di koridor. Ketika netranya menangkap sosok Shea dan kedua temannya yang hendak melangkah ke kantin. Cewek tersebut langsung menghampiri Shea dan menghentikan langkah mereka.
"Apaan tuh?" Shea yang mengandeng tangan Edreana dan Valeshia melepaskan begitu saja dan menghampiri cewek itu untuk bergosip.
Edreana dan Valeshia tidak ikut bergabung. Keduanya tetap diposisi. Mereka tidak seperti Shea yang mudah mengakrabkan diri dengan orang baru. Shea nyaris mengenal semua murid Gardaruna. Selain cantik Shea friendly, membuat orang lain nyaman mengobrol dengan cewek tersebut.
"Arsaka makin ganteng, anjirr." Edreana mengerutkan dahinya mendengar nama yang disebut cewek tersebut.
"Biasanya dia, 'kan juga udah ganteng," sahut Shea tidak bersemangat. Kan Arsaka ganteng semua orang di Gardaruna juga tahu.
"Kayaknya lo belum liat dia dari pagi makanya lo ngomong gitu, She." Cewek itu masih tampak antusias bercerita. "Arsaka biasanya, 'kan soft gitu ya, tapi tadi dia brutal, she cakepnya makin nambah."
"Biasanya kalau anak-anak nyapa, Arsaka senyum eh, tadi pagi disapa ditatap doang, tapi tatapannya tuh bikin meleyot, ASTAGA." Edreana memutar kedua bola matanya malas mendengar pekikan kagum cewek alay yang tengah berbicara dengan Shea. Kayak nggak pernah liat orang yang lebih cakep aja, dengus Edreana dalam hati.
"She, She itu Arsaka," heboh cewek itu sembari menepuk-nepuk lengan atas Shea. Membuat Edreana mengikuti arah pandang cewek alay tersebut.
Benar saja. Arsaka nampak berjalan seorang diri di koridor berlawanan arah dengan Edreana. Tidak ada yang special dari cowok menyebalkan itu. Hoodie yang biasanya menutupi seragam putih cowok itu kini tak terlihat, kepala yang biasa ditutupi hoodie juga dibiarkan terbuka. Hanya satu saja perbedaan Arsaka hari ini. Biasanya memakai hoodie sekarang tidak.
Hanya itu, tapi cewek alay tersebut terlalu melebihkan.
Edreana paham kenapa cowok itu tidak melepaskan hoodie di area sekolah. Jelas sekali untuk menyembunyikan seragamnya yang tidak dimasukkan ke dalam celana dan kepala ditutupi agar tindik di telinga sebelah kanan itu tidak terlihat. Menghindari razia Gardaruna.
Aturan SMA Gardaruna cukup ketat. Tanpa hoodie itu pelanggaran yang di lakukan Arsaka sudah tampak beberapa. Mungkin sebentar lagi kabar cowok itu dihukum akan terdengar.
"Eh, Arsaka mau lewat sini." Edreana mendengus ketika suara menyebalkan cewek alay itu terdengar memasuki gendang telinganya.
Edreana dan Valeshia yang berdiri agak ke tengah koridor ditarik cewek alay, memberikan jalan selebar-lebar untuk Arsaka berjalan tanpa ada hambatan.
"Hai, Ar." Cewek alay menyapa Arsaka sembari menyunggingkan senyuman manis. Tidak lupa menyelipkan helaian anak rambutnya ke belakang daun telinga, sok anggun.
Arsaka menoleh, memandang dingin cewek itu tanpa sama sekali berniat membalas sapaan bernada centil itu.
"Yahh, kasian nggak dinotice," seruan siswi lain dikoridor terdengar ketika Arsaka sudah menjauh dari sana.
"Biarin, yang penting gue udah ditatap." Cewek alay tersenyum senang. "Shea aja yang temannya dan itu cewek yang katanya, gebetan Arsaka nggak dilirik sedikitpun," sinisnya sembari menatap Edreana, merendahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAKA : Revenge
JugendliteraturEdreana Bellova Abraham, awalnya menuruti keinginan orang tuanya untuk pindah ke sekolah yang sama dengan kakaknya untuk memudahkan mencari dalang dibalik kematian seseorang yang telah meninggalkannya. Namun, sosok cowok yang merupakan sahabat kakak...