Seperti rencana Arsaka dan Edreana malam ini jam tujuh malam menjemput Edreana ke kediaman Abraham untuk memenuhi janji Arsaka pada Jessalyn kini ketiganya di berada di lapangan basket kediaman Arsaka.
Jessalyn mengajak Arsaka dan Edreana bermain basket dengan tantangan yang kalah harus menuruti keinginan si yang menang apapun itu. Dan Arsaka menerima tantangan tersebut. Dengan formasi tim Arsaka seorang diri dan tim kedua Edreana dan Jessalyn.
Jessalyn tampak bertekad sekali mengalahkan kakaknya itu. Sedari tadi gadis itu memberikan informasi beberapa titik kelemahan Arsaka pada Edreana.
"Pokoknya kita harus menang, kak!" ucap Jessalyn berapi-api. "Apapun caranya."
Jessalyn mulai memantulkan bola basket sembari berlari menuju ring basket lawannya untuk mencetak poin. Namun, belum sempat Jessalyn menciptakan poin Arsaka menghadangnya, membuat Jessalyn melempar bola tersebut ke arah Edreana yang berjarak dua meter di belakang Arsaka.
Akan tetapi, tinggi tubuh Arsaka sangat menguntungkan dengan mudah cowok itu menangkap lemparan Jessalyn. Membuat gadis itu menhentakkan kakinya kesal.
Kekesalan Jessalyn bertambah ketika kakaknya berhasil mencetak poin. Namun, kekesalannya lenyap ketika Edreana berhasil merebut bola bewarna orange itu dari tangan Arsaka dan membawanya menuju ring Arsaka.
"Kak Dea, di sini!" Jessalyn melambaikan kedua tangannya, menawarkan bantuan melihat Edreana sudah terpojok.
Edreana melemparkan bola tersebut pada Jessalyn dan gadis itu menangkap bola tersebut dengan sempurna. Jessalyn berdecak kesal, kakaknya itu lagi-lagi menghadang jalannya. Membuat Jessalyn mengembalikan bola itu pada Edreana lagi.
Tentu saja trik Arsaka yang sama tidak Jessalyn biarkan berlaku untuk kedua kalinya. Kini bola bewarna orange tersebut sudah berada di tangan Edreana. Sedikit lagi Edreana akan mencetak poin untuk tim mereka.
"YEAY!" pekikan gembira Jessalyn berganti desahan kecewa.
Sedikit lagi. Bola yang di lempar Edreana akan memasuki ring dengan sempurna, tapi di detik-detik terakhir Arsaka tak mengagalkannya.
"Berhenti dulu! Aku mau buat strategi baru sama Kak Dea." Jessalyn mengandeng tangan Edreana menuju pinggir lapangan basket untuk berdiskusi.
Arsaka tertawa pelan melihat kedua gadis itu menatapnya kesal. Sebenarnya bisa saja Arsaka mengalah, tapi membuat kedua gadis itu kesal sepertinya lebih menyenangkan.
Beberapa menit berlalu ketiganya kembali melanjutkan permainan. Bola saat ini berada di tangan Jessalyn, sebelum Arsaka merebut bola darinya Jessalyn memberikan bola itu pada Edreana.
"IHHH, KAK ITU APAAN YANG JALAN-JALAN," heboh Jessalyn dengan raut ketakutan. Membuat Arsaka langsung menghampiri gadis yang tengah berteriak heboh itu.
"Mana?" tanya Arsaka mencari-cari yang dikatakan Jessalyn.
"YEAY!" Teriakan gembira dan tawa gadis itu pecah. Membuat Arsaka tersadar dirinya telah di bohongi. Ketika Arsaka terfokus pada Jessalyn, Edreana membawa bola dan menciptakan poin.
"Oh, jadi ini strategi kalian?" Arsaka manggut-manggut. Cowok itu mengejar Edreana untuk merebut bola. Namun, tentu Edreana tidak menyerahkan bola itu dengan senang hati.
Kini bola telah berhasil beralih di tangan Arsaka. Namun, kali ini Jessalyn yang menghadang langkahnya. Tentu, adiknya itu hal mudah untuk Arsaka lewati.
"Aduhh! Mommy, sakit." Arsaka menoleh ke arah sumber suara dengan tangannya mendrible bola. Arsaka tidak tahu dengan pasti adiknya itu tengah berakting atau tidak, tapi melihat posisinya yang telungkup di atas lapangan. Membuat Arsaka melepaskan bola dan menghampiri gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAKA : Revenge
Teen FictionEdreana Bellova Abraham, awalnya menuruti keinginan orang tuanya untuk pindah ke sekolah yang sama dengan kakaknya untuk memudahkan mencari dalang dibalik kematian seseorang yang telah meninggalkannya. Namun, sosok cowok yang merupakan sahabat kakak...