"Ada masalah?"
Samudra menatap heran Arsaka yang sudah berada di depan pintu masuk rumahnya pagi-pagi hari. Tanpa diberikan kabar sebelum datang ia sudah diberitahukan oleh pekerja di rumahnya jika temannya datang. Samudra sudah meminta bantuan pekerja rumahnya untuk menyuruh masuk temannya tersebut. Namun, pekerja rumahnya mengatakan, temannya tidak mau dipersilahkan untuk masuk dan malah meminta Samudra yang datang padanya.
"Ikut gue."
Meskipun sedikit bingung. Samudra mengikuti langkah Arsaka. Untungnya ia sudah selesai menyiapkan peralatan yang akan ia bawa ke sekolah tanpa harus repot-repot kembali masuk mengambil ranselnya.
Samudra menyipitkan matanya memandang mobil Arsaka. Meskipun cuek dengan lingkungan sekitarnya, bukan berarti Samudra tidak peduli. Ia memperhatikan hal-hal kecil dari temannya termasuk mobil yang sering di pakai Arsaka.
Kali ini Arsaka memakai mobil ferarri bewarna hitam, yang sebelumnya belum pernah Samudra lihat. Tumben sekali Arsaka tidak memakai mobil kesayangan, pikir Samudra.
Arsaka tidak memberikan penjelasan apapun hingga mobil cowok itu melesat dengan kecepatan tinggi meninggalkan perkarangan rumah Samudra. Samudra pun tidak menuntut penjelasan lebih lanjut pada Arsaka. Mengingat bagaimana kepribadian cowok itu.
"Lo mau ngajak gue kemana?" barulah pertanyaan itu muncul ketika mobil bewarna hitam itu melaju ke arah yang berbeda dengan jalan menuju sekolah mereka. Namun, tidak dibalas Arsaka cowok itu fokus saja melajukan mobil di belakang kemudi.
Sepuluh menit berlalu dengan keheningan mobil bewarna hitam itu berhenti di depan sebuah bangunan bekas kafe yang kini tidak terurus. Samudra mengikuti Arsaka keluar dari mobil. Tentu Samudra ingat betul tempat ini. Tempat sebagian besar kenangan GALAXION terbentuk. Namun, apa hal yang membuat Arsaka mengajaknya datang ke tempat ini?
Meskipun Samudra penasaran dengan alasan Arsaka mengajaknya. Cowok itu hanya diam mengikuti langkah Arsaka memasuki bangunan tersebut. Jauh dari praduga Samudra tempat ini masih tertata rapi seperti awal mereka menyulat tempat ini menjadi tempat ysng nyaman untuk mereka berkumpul.
Bahkan ruangan itu lebih tertata dibanding sebelumnya. Samudra berhenti memandang sekeliling tempat itu ia membalikkan tubuhnya dan menahan serangan mendadak dari Arsaka. Kepekaan Samudra memang perlu di acungi jempol.
"Maksud lo apa?"
Masih belum di jawab Arsaka. Cowok itu malah menlancarkan serangannya lagi dan lagi pada Samudra. Membuat Samudra kewalahan dan mundur hingga tubuh bagian belakangnya menubruk meja.
Sungguh, Samudra tidak mengerti maksud Arsaka menyerangnya seperti ini. Apa Arsaka mengetahui dirinya bekerja sama dengan Valco? Sudah pasti karena hal itu.
"Gue bisa jelasin," ucap Samudra lagi yang hanya menahan dan menghindari pukulan Arsaka. Namun, karena Samudra terlalu banyak berpikir Arsaka sudah berdiri di belakangnya dan memukul tengkuknya sebelum kemudian kegelapan menyerang Samudra.
"Kayaknya lo lawan yang cukup sulit gue taklukkan," ucap cowok itu sembari merangkul tubuh Samudra yang tak sadarkan diri untuk membawanya menuju kursi yang sudah ia sediakan.
⚡
Sebuah motor sports melaju dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota pagi itu. Cowok itu menurunkan kecepatan motornya sembari berdecak ketika kendaraan didepannya tak bergerak sedikitpun. Cowok itu membelokkan motornya memasuki gang sempit.
Ia bangun kesiangan ditambah lagi jika dirinya menunggu macet bisa-bisa dirinya tiba di sekolah siang hari. Cowok itu menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kirinya. Jarum jam menunjukan angka delapan. Artinya ia sudah terlambat satu jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSAKA : Revenge
Teen FictionEdreana Bellova Abraham, awalnya menuruti keinginan orang tuanya untuk pindah ke sekolah yang sama dengan kakaknya untuk memudahkan mencari dalang dibalik kematian seseorang yang telah meninggalkannya. Namun, sosok cowok yang merupakan sahabat kakak...