23 | TAKUT

34 1 0
                                    

— • Happy reading • —


Setelah 5 menit acara Lio memeluk Lia, dengan terpaksa Lio melepaskan pelukan nya karena Lia mengeluh kelaparan

Lio memeluk pinggang Lia dengan posesif menunjukkan kepada seluruh siswa siswi bahwa Lia hanya milik diri nya

"Cie lah pakbos posesif banget." Goda Ben

"Yang balikan mah beda ya makin posesif." Ucap Rio tak mau kalah

"Bacot." Umpat Lio sambil menarik Lia agar duduk disamping diri nya

"Kenapa dia?." Tanya Lio sambil menunjuk Rian dengan dagu nya

"Rian ga sengaja liat Shania sama Bram di lab." Jawab Ben

Lia yang memakan makanannya pun tersedak, dengan sigap Lio menyodorkan minuman nya ke arah Lia

"Makan nya pelan pelan." Tegur lembut Lio

"Cemburu?." Tanya Lia dengan nada khas nya

Lia akan kembali dingin kepada orang orang yang tidak terlalu dekat dengan dirinya atau saat dirinya dalam keadaan serius

"Ga." Elak Rian

Lia mengangguk "Kejar aja selagi sahabat gw ga punya pawang." Kekeh nya

Lio menatap Lia tak senang, diri nya tak senang melihat Lia tertawa kepada lelaki lain jangankan tertawa, tersenyum saja tak akan dia biarkan

"Gausah ketawa." Ketus Lio

Lia melirik kearah Lio yang cemberut "Cemburu hm?." Goda Lia, Lio menatap serius kepada Lia. Jika sekarang mereka hanya berdua dipastikan Lio akan merengek

Rio mendengus iri "Uwu mulu dah heran gw, bukbos mending bantuin Rio deketin Wenda."

"Wenda susah." Celetuk Lia

"Gimana cara ngeluluhin nya? Pakai pelet?." Tanya Rio

"Lu kira dia hewan di kasih pelet?." Rio menjitak kepala Ben dengan kesal

"Bukan pelet itu goblok." Umpatnya

"Apa adanya, ga fakboy." Jawab Lia melanjutkan kunyahannya

"Yahahaha lu fakboy mana mau dia." Ejek Ben ditatap sinis oleh Rio

Lia menatap Rian dengan fokus karena hingga sekarang Rian masih melamun mungkin masih memikir kan Shania

Dipikir pikir diantara mereka yang waras hanya Lio dan Rian atau hanya Rian? Tapi kenapa Rian bisa suka kepada Shania yang jelas jelas memiliki pita suara yang melengking dan kurang waras? Ah cinta memang tidak memandang fisik dan kekurangan

"OMG LIA DARIMANA AJA? GW NYARIIN LU." Teriak Shania memecahkan lamunan Rian, ia menatap ke arah Shania tersenyum singkat lalu mengalihkan pandangannya

"Habis dari rooftop."

"Lu ga tau gw nyariin lu loh, Wenda sama Vina juga ga mau gua ajak ke kantin." Adu Shania

Lia terkekeh "Sini makan bareng." Ucap nya sambil menepuk pelan bangku yang ada disampingnya

"Makan apa lu? Mau dong gw." Ucap Shania dengan mata berbinar

"Batagor."

"Aaa mau dong, gw suka batagor." Rengek Shania

"Lu mau? Biar gw beliin." Tawar Rian

"Seriusan? Wah baik banget lu jadi makin suka deh gw." Ucap Shania sambil tersenyum malu, jujur ucapannya membuat jantung Rian berdetak kencang

"Aciee Rian salting, cimimiwww." Goda Ben

"Ashiapp tancap gas lah Yan." Teriak Rio

"Mereka kenapa?." Bisik Shania

AILIA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang