44 | IKHLAS

28 1 0
                                    

— • Happy reading • —

"Langsung pulang atau jalan jalan dulu?." Tanya Lio

"Kita makan dulu, terus ketaman baru pulang." Ucap Lia diangguki oleh Lio

Lia tersenyum senang, ia mengandeng lengan Lio

"Lia." Panggilan tersebut membuat langkah Lia dan Lio terhenti

Mereka membalikkan badan mereka melihat siapa yang memanggil mereka

"Kenapa?." Tanya Lia kepada Andre

"Kita disuruh kerumah lu." Ucap Andre

"Siapa bilang?." Tanya Lio

"Dad David nyuruh kita kerumah nya." Jawab Andre

Ntah kenapa perasaan Lia semakin tak enak, perdebatan tadi malam belum selesai dan ia tak ingin menambah perdebatan lagi. Mau tak mau Lia harus menuruti permintaan David

***

"Kalian tau kenapa daddy mengumpulkan kalian semua?." Tanya David membuka suara

Kini diruang keluarga terdapat orang tua Lio, keluarga Lia, dan pasti Andre. Mereka semua dikumpulkan dikediaman rumah Morgen

"Pertunangan Lio dan Nora akan diselenggarakan 2 hari lagi." Ucap David diangguki Zion

"Maksud daddy? Kenapa secepat itu?." Tanya Lia tak terima

"Dad, Lio dan Nora tidak saling mencintai." Ucap Lio

"Kalian akan mencintai saat berjalannya waktu, bukan sekarang tapi nanti." Balas Zion

Andre menggeleng tak terima "Om gabisa gitu dong, saya dan Nora saling menyayangi dan mencintai. Jangan seenaknya memutuskan sesuatu sepihak." Ucap Andre

"Saya tidak memutuskan sepihak, saya dan David sudah memutuskan bersama." Ucap Zion

"Tapi itu egois untuk kami." Ucap Andre

"Kami sudah memutuskan, terima atau tidak itu tidak berpengaruh karena acara akan tetap terselenggara kan." Ucap Zion mengakhiri acara mereka

"Maaf kan mommy Lia, mommy sudah mencoba tapi ini sudah keputusan resmi. Ucap Melisa

Lia diam tak bergeming, ia menatap kecewa kearah daddy nya, ia selalu mengikuti semua keinginan daddy nya tapi kenapa daddy nya tetap egois

"Lia, maafin mami, mami sudah mencoba." Ucap Yolla

Lia tersenyum tipis menggeleng "Gapapa mom, mami. Ini sudah keputusan yang tepat kan? Ini demi kepentingan bersama kan?." Ucap lirih Lia

Yolla dan Melisa saling memandang satu sama lain lalu menatap sendu kepada Lia. Lia yang dilihat seperti itu semakin terlihat menyedihkan

"Jangan melihat Lia seperti itu, Lia gapapa sungguh." Ucap Lia meyakinkan, namun mulut dan hatinya sangat bertolak belakang

Siapa yang tidak menyadari dengan raut wajah Lia sepanjang perdebatan mereka tadi? Terlihat Lia sangat kecewa, sedih tercampur menjadi satu

"Yasudah Lia mau bersihin badan dulu dikamar." Pamit Lia berjalan kearah kamarnya

Ceklek

Lia membuka pintu kamarnya, terduduk di kasur Lia dengan tatapan kosong. Bagaimana pun ia harus turut bahagia, karena kekasihnya akan bertunangan dengan adiknya. Walaupun bukan dia yang akan menikah dengan Lio, setidaknya adik nya pantas untuk mendapatkan hati Lio

"Lia." Ucap Lio yang tiba tiba ada dibelakang nya

Lia menatap Lio dengan sendu nya, menubruk dada bidang milik kekasihnya. Lio yang tau perasaan Lia pun menerima pelukannya kekasihnya tak lupa menenangkan Lia dengan kecupan hangat dipuncak kepala Lia

"Jangan ditahan, kalau mau nangis keluarkan saja." Dan benar saja Lia tak membuang kesempatan nya ia meraung dengan keras, ia mengeluarkan semua rasa yang ada dihati nya dengan menangis dan memeluk Lio

Beberapa menit Lia menangis, karena sudah merasa tenang Lia melepaskan pelukannya dan menatap Lio

"Aku ikhlas." Ucap Lia dengan suara serak nya sehabis menangis dan meraung tadi

"Aku ikhlas kamu bertunangan dengan Nora, aku ikhlas kamu menjalin rumah tangga dengan Nora nanti." Lanjut Lia terbata bata

Sial, dada nya sangat sesak saat mengucapkan kata itu. Tak dipungkiri hatinya sangat remuk namun ia mencoba menerima kenyataan

"Ngga sayang, jangan ngomong kaya gitu. Ayo kita bilang sama daddy dan papi buat batalin semua ini." Bujuk Lio

Lia menatap Lio lalu terkekeh sinis "Sampai kapan kita membujuk orang tua kita? Sampai kapan? Sudah berapa banyak kita mencoba menolak, namun hasilnya?." Ucap Lia memohok Lio. Ia ikut sedih melihat kekasihnya pasrah dan frustasi

Jujur ia juga kecewa dengan keputusan orang tua nya, namun ia harus kuat jika ia ikut sedih, siapa yang akan menjadi sandaran Lia, siapa yang akan menenangkan Lia, siapa yang akan berjuang untuk hubungan mereka?

Lio menangkup kedua pipi Lia dengan kedua tangan nya "Kamu jangan pasrah, kita harus berjuang lebih keras." Ucap Lio sekian lama ia terdiam

"Aku ngga pasrah, tapi aku menerima takdir. Jika kita terus bersama namun kenyataannya berbeda lalu untuk apa kita memaksa?." Ucap Lia

"Tidak perlu kita paksa, jika kita memang berakhir bersama cukup Tuhan yang berkerja untuk menentukan kisah hubungan kita." Lanjut Lia

"Oke, kali ini kita berjalan sesuai dengan takdir. Kita akan berjalan sesuai arus nya, tapi yang harus kamu ingat, aku mencintaimu, i still love you, now and forever." Ucap Lio melumat pelan bibir Lia lalu meninggalkan kekasihnya

Lia menangis kembali, air matanya terjatuh lagi. Padahal dirinya yang pasrah dengan semua ini namun mengapa begitu menyakitkan?

Ia hanya berharap Tuhan segera memberikan jalan keluar agar dirinya dan Lio bersatu. Doanya didalam batin

***

"Kak terimakasih." Ucap Nora

Andre menatap sendu kekasihnya, mengapa sangat sulit untuk melepaskan dan mengikhlaskan kekasihnya

"Seharusnya gw yang berterimakasih Nora, dengan adanya lu gw bisa ngerasain dicintai dengan tulus tanpa mandang fisik ataupun harta. Dengan lu buat gw sadar kalau yang selama ini gw lakuin salah. Mungkin ini karma karena gw jadi fakboy ya, sekali nemu yang serius malah ditinggal tunangan haha." Ucap Andre dengan kekehan paksanya

Nora terdiam ingin mengeluarkan suara namun sangat sulit

"Maaf kak, seharusnya kita tak saling bertemu. Aku udah nyakitin kakak." Andre menggeleng tak terima

"Seharusnya kita bertemu lebih awal biar kenangan kita semakin banyak. Gw gabakal nyesal bisa berhubungan dengan lu, bahkan bisa ketemu sama bocil polos kaya lu." Ucap Andre mengelus kepala kekasihnya

"Kakak ikhlas?." Tanya Nora susah payah

Andre terdiam sejenak lalu tersenyum singkat "Apa pun demi kebaikan lu dan keluarga lu gw bakalan ikhlas walaupun susah, tidak ada salahnya mencoba kan?." Tanya Andre

Nora mengangguk "Tapi susah untuk melupakan kakak, karena selama ini aku selalu bergantung dengan kakak, ga bakal ada lelaki yang dapat menempati hati aku kecuali kakak." Ucap Nora membuat hati Andre menghangat, dirinya tak ingin berada diposisi ini. Berada diposisi bimbang, antara melupakan Nora atau mencoba mengambil Nora kembali

"Jangan ngomong gitu, lu buat gw ragu." Ucap Andre

Nora terkekeh "Setidaknya masih ada kenangan yang tersimpan kan untuk besok?." Tanya Nora

Andre mengangguk "Besok terakhir kita jadian ya? Padahal 5 hari lagi kita udah 2 bulan." Ucap Andre lesu

"Pengen deh minta Tuhan memberhentikan waktu agar kita bisa banyak mengambil kenangan bersama, tapi itu mustahil." Ucap Nora

"Kakak sayang kamu Nora, selalu dan pasti." Ucap Andre tulus

"Aku juga sayang kakak, lebih dari diriku sendiri." Ucap Nora tak kalah tulus

Andre tersenyum hangat menarik Nora untuk memeluknya dengan hangat, Nora tak kalah erat memeluk Andre seakan akan tak ingin dilepaskan

To be continued

AILIA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang