halo pren!😊👋
ketemu lagi nih sama aku author yang masih abal-abal hehe🤭
kalian pas baca cerita ini sambil ngapain nih?
sebelum baca alangkah baiknya vote dulu biar berkah hehe
komentar yang banyak pun gak papa tapi yang positif yaselamat membaca!<3
4]. Brian Mother
Sekarang Fely sedang siap-siap untuk pulang karena suara bel pulang sekolah sudah berbunyi. Saat Fely sudah menggendong tasnya dan ingin keluar kelas, langkahnya terhenti karena Brian memanggilnya.
"Fel."
Tubuh Fely berbalik menatap Brian sepenuhnya dan menaikkan satu alisnya seakan bertanya 'ada apa'.
"Pulang bareng gue, Mamah mau ketemu lo." Brian pun menggendong tasnya dan jalan ke arah Fely yang masih diam mencerna ucapan Brian tadi.
"Ayo," ajak Brian.
"Iya." Pada akhirnya Fely mengekor dibelakang Brian.
Kini mereka sedang adem-adem saja tanpa adanya keributan, tapi tidak tahu jika nanti. Mungkin rehat sejenak, karena berdebat pun butuh tenaga ekstra, betul kan?
Setelah sampai di parkiran, Brian mengambil jaketnya dari dalam jok motor lalu menyodorkannya pada Fely. Brian lanjut mengambil helm dan memakainya, pergerakannya terhenti saat melihat Fely yang hanya diam memperhatikan dirinya.
"Kenapa lo diem aja?" Brian bertanya.
"Ini jaket lo buat apa?" tanya Fely polos seraya menatap sekilas jaket Brian ditangannya.
"Ya dipake, lah," jawab Brian ketus, sudah mulai tercium hawa-hawa keributan sepertinya.
"Kan, gue pake celana bukan rok, lo aja yang pake," kata Fely sambil menunjuk celana olahraga yang dipakainya. Kebetulan memang tadi pelajaran terakhir adalah jam olahraga.
"Bacot, lo yang pake aja cepet," balas Brian sambil mendorong-dorong jaketnya pada Fely dengan tidak santainya sampai membuat Fely hampir terjatuh karena terdorong terlalu kencang.
"Ya santai, dong, gak usah dorong-dorong!" Fely mulai tersulut emosi.
"Lo juga ngomongnya santai, dong!"
"Ya, kan, lo dulu yang gak nyantai, anjir!"
"Gue nyantai, kok, lo nya aja, tuh!"
"Kok malah nyalahin gue, sih?!"
"Ya iya lah, kan, lo duluan!"
"WOY RIBUT MULU!" teriak Aris yang baru saja sampai parkiran lalu melihat Fely dan Brian yang sedang adu mulut.
Tanpa merasa bersalah Aris pun menabok bahu mereka berdua dengan kencang, masa bodoh jika tabokannya sakit atau tidak.
"Diem lo!" sulut Fely dan Brian berbarengan, tumben kompak.
"Dih, ngatur. Lagian, nih, kenapa, sih, kalian ribut mulu tiap hari, gak cape apa? Herman, deh, kembarannya Na Jaemin yang ganteng ini," kata Aris sambil menyisir rambutnya ke belakang, sok keren tapi memang keren, sih. Minus akhlaknya saja.
"Dih, najis! Yang ada lo mirip tikus got." Fely memandang Aris jijik.
"Mirip indukan anoa dia, mah," sahut Brian ikut mengompori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh tapi kok Pasutri?✓
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Adu mekanik di ranjang aja lah, ayok." "Berani sentuh gue seujung kuku, burung lo gue amputasi!" *** Abrian Raven. Dia tipe cowok yang jahil, tengil, dan menyebalkan. Dan dipertemukan dengan cewek yang cerewet, galak, dan emosian s...