18 - Belakang Sekolah 🍂

565 80 2
                                    

Chapter 18

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♧♧♧

Seorang wanita yang terlihat berpakaian nyentrik itu berjalan dengan gaya menuju Restoran milik Raina.

Misya membuka kacamata besar hitamnya ketika memasuki Restoran itu. Cukup ramai, pikirnya.

Netra wanita itu tidak sengaja melihat seorang wanita tengah melayani pelanggan menggunakan seragam kerja berwana abu-abu.

"Apa dia yang bernama Raina?" Misya menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin." Kata Misya melanjutkan langkahnya.

Namun jika benar dia, Misya sebisa mungkin tidak akan menyinggung wanita itu apalagi soal masalalunya. Misya akan membuat wanita itu mundur perlahan tanpa harus membuat Januar berselisih paham dengannya.

"Tolong panggilkan bos kalian!" Kata Misya saat melihat ada karyawan yang menghampirinya.

"Dengan siapa yah Bu?" Tanya Chika merasa asing melihat wanita itu.

"Saya Ibunya Januar!"

Chika langsung mengangguk paham, gadis itu buru-buru menghampiri Kaira yang sedang ada di dapur.

Chika tengah mencoba masakan dari Layla, wanita itu mengomel sedari tadi karena masakan Layla ada yang tidak benar menurutnya.

"Mbak!" Tegur Chika.

Wanita itu membalik-kan badannya. "Kenapa?"

"Ada Ibunya Januar, dia ingin bertemu Mbak!" Kata Chika tergesa-gesa.

Kaira menaikan alisnya. "Bertemu saya? Untuk apa?"

Chika mengangkat kedua tangannya. "Entah beliau berkata ingin bertemu dengan bos disini."

Sebelum menimpali ucapan Chika, Vernon lebih dulu menyela omongan wanita itu, dia baru saja datang membawa piring kosong.

"Ayo loh Mbak di labrak Ibunya Mas Januar, nakal sih suka berantem terus!" Kata anak itu terkekeh buru-buru menghindari Kaira.

Wanita itu memegang pinggangnya. "Semakin hari kalian semakin ngelunjak sama yang tua, awas aja nanti aku aduin ke Raina biar kalian di pecat!" Kata wanita itu sambil berlenggang pergi dari sana.

Sementara mereka hanya tertawa mendengar ucapan Kaira, setelah cukup lama kerja di sana mereka lebih takut kepada Raina dari pada Kaira, wanita itu memang sering marah tapi tidak seserius Raina.

____

Raina memijat kepalanya pusing. "Kamu yakin?" Tanya Raina.

Georgi menganggukan kepalanya. "Asisten ku mengikuti Katrin sampai kesini, dia masuk kerumah ini."

Raina menatap kosong rumah sederhana itu, ternyata takdir sekebetulan itu. Mengapa harus di belakang sekolah Arka? Apa yang ingin tuhan sampaikan kepada Raina dengan hal seperti ini.

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang