Chapter 27
•
♧♧♧
"Jadi kalian akan pulang sore ini?" Tanya laki-laki tua itu yang merupakan Ayah tiri Raina.
Raina mengangguk-kan kepalanya. "Iyah Pak, Januar harus masuk kerja dan Saya tidak enak ninggalin Restoran lama.
Laki-laki itu tersenyum ramah, berbeda dengan Herman--- Ibu Raina justru sedang meneliti masakan anaknya itu. Mereka sedang beristirahat saat ini dan sedang makan siang di sebuah gubuk yang sengaja di bangun untuk tempat beristirahat.
Januar pun sepertinya fokus melihat Arka dan Ibu Raina yang sedang menyuapkan makanan kedalam mulut mereka alih-alih menjawab pertanyaan dari Herman.
"Ini kenapa potongan sayur kamu jadi berantaran! Jadi sayurnya ada yang matang dan ada yang masih setengah matang!" Kata wanita itu mengoreksi.
Kemampuan memasak Raina memang menurun dari Ibunya, karena itu selalu ada kritikan di setiap makanan. Tapi biasanya Raina memasak dengan baik dan benar.
"Iyah Bu!" Celos Raina tidak ingin menjelaskan bahwa sayur-sayur itu di potong oleh tangan Januar.
Januar meneguk ludahnya kelu, mau jujur takut mendapat tambahan List calon menantu yang tidak berguna.
Apalagi tadi saat Raina menyuruh laki-laki itu membantu Ayahnya, Januar hanya berdiri saja seperti patung tanpa berbuat apapun.
"Ehm..., sebenarnya saya yang potong bu!" Kata laki-laki itu berdehem dan mengangkat salah satu tangannya khas murid yang mengajukan pertanyaan di kelas.
Ibu Raina mengerjapkan matanya. Dia lupa! Harusnya tadi dia tidak berkomentar dan diam saja, dia tau pasti bukan Raina yang memotong sayuran disana.
Herman tertawa untuk mencairkan suasana dan menepuk pundak laki-laki itu. "Tidak apa-apa! Toh saya juga tidak bisa masak!" Kata laki-laki itu.
Ibu Raina tersenyum canggung! Dia lupa kalau calon menantunya itu bukan laki-laki sembarangan atau tahu kehidupan di desa, beradaptasi dengan lingkungannya saja pasti sudah sangat sulit.
"Iyah..., Pak!" Kata Januar menyunggingkan senyumnya.
Arka berdiri dari duduknya, anak itu menghampiri Raina dan duduk di pangkuan wanita itu. "Mommy! Aku mau lihat sekolah itu!" Tunjuk Arka kearah bangunan besar yang ada di belakang Sawah dekat jalanan desa.
Raina mengulas senyum, itu sekolah lamanya. Saat dia kecil dia bersekolah disana dan pulangnya mengunjungi Ibunya di Sawah, kehidupan desa jaman dulu tidak ada internet dan elektronik yang membantu kehidupan. Kadang kalau dipikir lagi bagaimana wanita itu tidak bosan tinggal disana.
"Wah! Itu sekolah yah? Aku kira rumah orang!" Kata Januar mendekati wanita itu.
"Itu sekolah aku dulu!" Kata Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU
ChickLit[ L.O.V.E SERIES - FICTION ROMANCE ] --- TAMAT --- JANGAN LUPA FOLLOW AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATE SETIAP HARINYA. ____ Raina mengundurkan diri dari perusahaan lama karena putranya. Dengan alasan itu dirinya kembali menata hidupnya, menjadi sederha...