26 - Bangun kesiangan 🍂

594 92 4
                                    

Chapter 26

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♧♧♧

Januar langsung terbangun dari tidurnya seketika. "Awww...! Pinggang ku!" Karena tersentak pinggang laki-laki itu terasa sakit sekarang.

Januar melihat kesekeliling rumah, setelah beberapa detik dia baru menyadari kalau ini adalah rumah orang tua Raina.

Parahnya dia lupa kalau semalam setelah sampai dan mengobrol beberapa saat laki-laki itu memutuskan untuk tidur di Sofa, mencari simpati tapi ujung-ujungnya mendapat kesengsaraan.

Kalau tau akan seperti ini Januar tanpa ragu akan menyetujui usulan calon mertuanya itu untuk tidur bersama di kamarnya berbagi ranjang.

Semalaman laki-laki itu merasa kedinginan meski sudah memakai selimut dan terganggu oleh banyaknya nyamuk. Apalagi sofa ini tidak se-empuk sofa miliknya di rumah, kayu penyangganya masih terasa dan itu membuat badan laki-laki itu sakit semua.

Krett...

Suara pintu kamar yang terbuka membuat Januar buru-buru terduduk dan merapihkan rambutnya takut-takut yang datang adalah orang tua Raina.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Raina yang sudah berpakaian rapih.

Januar terpesona sebentar melihat wanita di depannya itu, Raina terlihat sangat cantik di matanya, ini kali pertamanya Januar melihat Raina setelah dia bangun tidur.

"Januar?" Panggil wanita itu karena Januar sedari tadi hanya menatapnya tanpa menjawab pertanyaan Raina.

Januar mengangguk-kan kepalanya. "Kenapa Mbak begitu cantik sih!" Senyumnya sambil menopang dagu membuat wanita itu gelagapan.

"Kamu ini ada-ada aja, sana cepetan mandi! Kita harus ke pasar!" Kata wanita itu.

Januar mengerutkan keningnya. "Ke pasar Mbak?"

Raina menganggukan kepalanya. "Kamu lihat ini sudah jam berapa? Kita harus kepasar dan aku harus memasak untuk Bapak di sawah!" Kata Raina.

Januar meneguk ludahnya kelu. Mana Raina yang biasanya dia lihat, seorang wanita yang berkharisma dan tegas itu. Sekarang wanita itu terlihat seperti wanita di desa pada umumnya. Namun hal itu malah terlihat berkali-kali lipat lebih menarik di matanya.

"K--ke Sawah?"

Raina menganggukan kepalanya. "Iyah ke sawah! Disini gak ada kantor kalau kamu lupa, Bapak kerja di Sawah."

Januar buru-buru berdiri dari duduknya. "Tadi mereka pas pergi liatin aku masih tidur?" Tiba-tiba teringat dengan masalah itu.

Mati dia, bagaimana mau menjadi mantu yang baik kalau bangun saja kesiangan.

Raina menganggukan kepalanya. "Mereka gak bangunin kamu karena katanya tidur kamu kelihatan nyenyak banget!"

"Arka? Bagaimana dengan Arka?" Tanya Januar mencari keberadaan anak itu.

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang