06 - Kenyataan Pahit 🍂

915 125 4
                                    

Chapter 06

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♧♧♧

"Makasih yah udah nganterin aku!" Kata Raina setelah turun dari mobil laki-laki itu.

Reyhan mengangguk-kan kepala kemudian tersenyum manis. "Gak masalah."

"Kalau gitu aku pulang dulu Na!"

"Ehk tunggu sebentar..!" Wanita itu membuka tasnya mencari sesuatu di sana.

"Poto terbaru Arka! Kamu pasti pengen liatkan?" Kata wanita itu memberikan selembar poto seorang anak yang sedang menulis.

Reyhan tersenyum sampai matanya menyipit. Laki-laki itu menatap Poto Arka beberapa waktu sebelum melihat lagi kearah Raina.

"Makasih...!" Katanya seperti tidak ada kata-kata lain yang ingin dia ucapkan kepada wanita itu.

"Aku pergi dulu Rey! Hati-hati yah!" Raina melambaikan tangannya kemudian berjalan menuju bangunan Restoran kecilnya yang terlihat hampir jadi.

Reyhan pun akhirnya kembali memarkirkan mobilnya dan bergegas pergi dari sana.

Saat memasuki ruangan itu hanya ada Kaira yang tengah menge-cat bagian dalam ruangan tepatnya di sisi paling kanan.

"Maaf aku lama!" Kata Raina berbarengan dengan suara lonceng yang terdengar oleh wanita itu.

Kaira menggelengkan kepalanya, wanita itu buru-buru menyelesaikan pekerjaannya yang memang sudah hampir selesai itu.

"Gak papah kok, kamu hanya ngelewatin Casa dan Januar datang tadi."

Raina duduk di kursi menopang dagunya. "Mereka datang?"

Lagi-lagi wanita itu mengangguk sambil menyimpan saputangannya di atas lemari kosong.

"Gimana pertemuan dengan Reyhan?" Tanya Kaira tidak bisa menghindar dari rasa pemasarannya itu.

Raina menggelengkan kepalanya pelan. "Berdamai! Kamu tau Arka juga putranya. Kalau aku masih mementingkan ego ku bukan hanya kita berdua yang terluka tapi Arka juga!"

Kaira menghela napas kasar, apa yang di alami Raina tidak jauh berbeda dari apa yang pernah dia alami tentang putri dan mantan suaminya.

"Kamu melakukan hal yang benar Na! Jangan selalu menanggu beban orang lain, kamu juga punya kehidupan dan tanggung jawab terhadap dirimu sendiri. Gara-gara Arka! Kamu harus mengubur mimpi dan bahkan melupakan kehidupan percintaan mu."

Kaira membenci hubungan dan laki-laki, tapi bukan berarti wanita itu membenarkan prinsipnya untuk tidak menjalin hubungan lagi.

Apalagi setelah melihat Raina waktu itu, pemikirannya mulai sedikit goyah melihat sahabatnya yang terlihat jarang sekali tersenyum itu.

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang