16 - Teman lama 🍂

571 91 3
                                    

Chapter 16

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♧♧♧

Hari ini adalah pernikahan Reyhan. Januar sudah berjanji akan menemani Raina untuk kepernikahan laki-laki itu meski Raina tidak memintanya sama sekali.

Laki-laki itu mengetuk pintu Kontrakan Raina setelah siap dengan di depan pintu menunggu mereka keluar.

"Om Januar?" Arka yang membuka pintu mempersilahkan laki-laki itu untuk masuk kedalam.

"Mommy kemana sayang?" Tanya Januar celingukan.

"Ada di kamar, ada nenek juga!" Anak itu berbisik di telinga Januar seakan itu hal yang tidak boleh di katakan oleh Arka.

"Nenek?" Bukan Nenek Januar pastinya, tentu saja karena wanita tua itu telah lama pindah kerumah Januar dan kedua orang tuanya.

"Nenek datang dari kampung dan menasihati Mommy sedari tadi!" Kata anak itu.

Januar terdiam. Dia ingin sekali kedalam mengintip pembicaraan mereka, hanya saja laki-laki itu tau batasan apa yang dia punya.

Akhirnya Januar memutuskan untuk diam disana bermain dengan Arka dan menunggu kedatangan Raina.

Sementara di dalam kamar itu seorang wanita tengah menunduk dan menitikan air matanya.

"Semuanya akan baik-baik saja sayang!" Seorang wanita terlihat sedikit tua menepuk pundak Raina sayang.

"Ini sudah belasan tahun, kamu harus merelakan laki-laki itu. Kamu anak yang baik nak! Bahkan Ibu selalu merasa bersalah kepada mu...!"

Raina hanya menganggukan kepalanya saja tidak bisa berkata apapun lagi dihadapan ibunya.

"Sayang...! Ibu cuma ingin satu permintaan untuk kamu."

Raina mengangkat kepalanya. "Apa Bu?"

"Menikahlah! Carilah laki-laki yang benar-benar mencintai kamu dan menerima mu apa adanya."

Raina menatap nanar kearah wanita itu kemudian dengan cepat memeluknya erat.

____

"Kenapa Mbak tidak menahannya." Kata Januar penuh protes.

"Ibu sibuk harus naik kereta sudah terlambat!" Kata Raina.

Januar mendengus sebal, "padahal aku belum ngobrol banyak tadi."

Raina tersenyum melihat laki-laki yang sedang menyetir mobil itu terlihat sedang kesal.

"Emang mau ngomongin apa sama Ibu? Kamu ini!" Kata Raina terkekeh.

Wanita itu membuka ponselnya sekedar mengecek apa teman-temannya sudah sampai di tempat Reyhan.

"Untuk meminta restu!"

Raina langsung menatap laki-laki itu tajam. "Jangan mulai lagi deh!"

Januar mengabaikan wanita itu, laki-laki itu kemudian memarkirkan mobil karena mereka sudah sampai di tempat yang dituju.

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang