Ekstra part

1.7K 99 4
                                        

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♧♧♧

Sembilan bulan kemudian...

Raina mengandah melihat kearah langit-langit putih, dia menyadari kalau sekarang dia berada di rumah sakit.

"Arghkk....!" Tiba-tiba kontraksi kembali membuat perutnya seakan ingin meledak.

Wanita itu mengerjapkan matanya setengah sadar, apa dia bermimpi. Sekarang dirinya tengah melahirkan seorang anak.

"Tidak sayang jangan tertidur, masih ada satu lagi. Semangat Raina!" Suara gemetar Januar terdengar di telinganya.

Laki-laki itu menggenggam erat tangan Raina dan terus ada disamping wanita itu sedari tadi. Tidak hanya Raina yang berkeringat, Januar pun penuh dengan pelu yang membanjiri seluruh tubuhnya.

"Arghkkk...!" Raina kembali mengeden saat terasa dorongan dari perutnya di sertai dengan rasa sakit yang tidak tertahankan.

Bahkan wanita itu tidak menyadari telah melukai tangan Januar sekarang saking eratnya dia menggengam tangan laki-laki itu.

Suara bayi terdengar membuat Januar sangat lemas, dirinya memerosotkan diri di samping Raina menjongkok di sebelah ranjang sambil mengusap keringatnya.

"Alhamdulillah, bayi nya laki-laki Pak!" Kata dokter itu langsung menghampiri Januar.

"Pak ayo berdiri!"

Januar menghela napas kasar, dia tidak akan lagi menyuruh Raina melahirkan anaknya. Kali ini saja Januar ketakutan setengah mati melihat Raina yang kesakitan, rasa takut kehilangan wanita itu lebih besar sehingga Januar tidak ingin mengambil resiko lagi.

Laki-laki itu menggendong anak keduanya itu di tangannya. Masih merah, berbeda dengan bayi yang lahir pertama putranya itu terlihat lebih diam dan malah tertidur di pelukannya.

Raina baru saja kembali mengumpulkan kesadarannya. Dia melirik kearah Januar kemudian mencoba menggapai suaminya tersebut.

"Aku ingin melihatnya...!" Lirih Raina meneteskan air mata dari kelopak matanya.

Januar mengangguk semangat dan meletak-kan anak keduanya itu di samping Raina. Laki-laki itu buru-buru bergegas menghampiri anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan.

Januar membawa bayi itu juga kehadapan Raina. "Anak kita kembar!" Ujurnya penuh haru.

Raina mengangguk lemas, dia tidak akan pernah menyangka akan di karuniai dua anak sekaligus sebagai titipan tuhan untuk keluarga kecil mereka.

"Mereka terlihat mirip Rai!" Januar mengecup dahi istrinya tersebut.

"Terimakasih, karena kamu aku jadi Ibu yang utuh!" Lirih Raina.

Januar menggelengkan kepalanya, laki-laki itu tidak bisa menahan air matanya yang sedari tadi dia tahan.

Dokter yang melihat itu buru-buru mengambil kedua anak mereka. "Kami akan menaruhnya di tempat bayi Pak!"

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang