One : 01

1K 154 9
                                    

" Gw gak pernah ngarep di lindungi sama lo, sama sekali gak pernah "

HUJAN


























Pukul 4 subuh, kamu baru saja pulang. Memarkirkan motor besar mu di luar karena nanti pagi juga kamu akan berangkat sekolah juga. Kamu masuk ke dalam rumah, membuka pelan berharap tidak ada orang di dalam rumah namun dugaan mu salah besar.

Kenyataan pria paruh baya itu berada di sofa melipat kedua tangan nya di depan dada nya. Mendengar suara pintu terbuka membuat nya menoleh dan kemudian menghampiri anak perempuan nya itu. Tak lama kemudian, bukan sambutan hangat atau pertanyaan khawatir yang keluar justru sebuah pukulan.

Plak!

" Dari mana aja kamu jadi segini baru pulang!? Hah! Kamu mau malu maluin Papa hah! " Ucap nya dengan keras dan membentak, tentu saja itu tidak luput dari tamparan susulan yang kamu Terima.

Bahkan kepala mu sampai menoleh ke arah samping saking reflek nya menerima tamparan keras itu, sudut bibir itu mengeluarkan darah namun tidak begitu banyak. Kamu bukan nya menyesal setidaknya meminta maaf, kamu malah tersenyum miris dengan diri sendiri.

Kamu menatap ke arah pria itu yang tidak lain adalah, Deano. Ayah kandung mu, menatap tajam ke arah mu dengan tatapan menyalang seolah olah akan membunuh mu di saat ini juga. Namun siapa sangka jika kamu memberikan tatapan menantang kepada nya. Apakah itu salah? Menurut mu tidak sama sekali bahkan setiap hari setiap detik kalian berdua akan memberikan tatapan saling memberitakan tatapan kebencian.

" Kamu berani menatap seperti itu sana Papa! Kamu mau jadi anak durhaka hah! Kamu itu cuma bisa malu maluin, gak kayak kembaran mu itu!.. "

" IYA EMANG KENAPA?! AKU EMANG MALU MALUIN GAK KAYAK SYIFA YANG PAPA BANGGA BANGGAIN ITU! AKU BUKAN SYIFA! DAN BERHENTI BANDING BANDINGIN! AKU BAHKAN GAK AKAN SUDI SATU RAHIM SAMA DIA!!

Plak!

" JAGA OMONGAN KAMU! DIA SAUDARA KAMU! PUNYA SALAH APA DIA SAMA KAMU SAMPAI KAMU BENCI SAMA DIA! KAMU MEMANG TIDAK PERNAH DI UNTUNG!! SAMA AJA KAYAK MAMA KAMU! " Kamu hanya diam ketika sebutan itu kembali di ucapkan.

Memori lama terputar kembali di dalam kepala mu, kamu tersenyum bahkan terkekeh pelan membuat Deano menatap mu dengan tatapan bertanya masih melemparkan tatapan tajam kepada mu.

" Karena aku memang anak Mama, aku bahkan gak sudi mengaku jadi anak Papa... "

" Berani banget kamu ngomong kayak gitu? (Y/n)! " Ketika pukulan hendak melayang kembali ke arah mu, seseorang sudah menahan tangan Deano dengan kuat dan menatap ke arah sang Papa tengah marah besar.

" Udah Pa, jangan kayak gini. Dan lo juga (y/n), jam segini baru pulang? Dari mana aja lo. Lo mau kalau di anggap lonte di luar sana hah? Gak punya malu lo? " Kamu hanya menatap datar ke arah dua pria di depan mu.

Kamu membuang nafas panjang dan meninggalkan mereka dua yang tengah menyebut nama mu dengan keras. Namun sayang sekali karena kamu tidak merespon apa pun, kamu bahkan mengabaikan mereka begitu saja berjalan menuju kamar mu yang berada di lantai dua.

Membanting pintu kamar mu dengan cukup kuat, mengunci nya dari dalam dan kamu langsung berbaring di atas kasur mu. Mengambil sebuah headset yang berada di atas meja nakas kamar mu kemudian menyetel lagu dengan volume keras. Mengabaikan suara gedoran di pintu kamar mu dan juga suara umpatan sekaligus sumpah yang tidak mau kamu dengar sama sekali.

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang