Twelve : 12

466 106 5
                                    

" Harus gw senyum? "

•HUJAN






































































Entah berada di mana sekarang, sangat sulit di jelaskan. Kamu yang berjalan kesana kemari namun tidak menemukan jalan keluar apa pun, tidak ada orang sama sekali sampai.

" Dek... " Kamu menoleh ke arah suara yang tidak asing, kamu membalikan badan mu dan menemukan sosok pria di sana.

Badan tinggi tegap, wajah tampan nya semakin berseri di sana, senyuman yang sangat indah yang dulu sering kamu lihat. Kamu terdiam di tempat, tidak bergerak sama sekali. Masih terkejut dengan apa yang kamu lihat sekarang, kamu hanya diam ketika pria itu mulai mendekat dan menarik mu masuk ke dalam dekapan hangat nya.

Kamu memeluk badan nya erat, menangis kencang di pelukan nya tanpa memperdulikan baju nya akan basah karena mu. Tetapi tidak masalah untuk nya, dia tersenyum tulus dan mengusap rambut pendek mu itu. Ia agak sedih ketika ia melihat rambut panjang mu dulu sudah menghilang engan kemana dan ia tau apa alasan nya, ia tidak mau menyalahkan.

" Kakak... "

" Iya little lion? Kakak di sini jangan nangis " sebuah nama panggilan yang biasa dia gunakan dulu ketika memanggil mu.

Bukan tanpa alasan, meskipun bersama keluarga kamu tampak kalem dan nurut. Di luar sana berbeda, pria itu tau bagaimana kelakuan mu di luar sana. Sangat galak dan ganas, tapi tidak masalah justru ia malah senang ketika adik nya ternyata memang begitu galak dengan beberapa orang terutama dengan orang asing. Ia tidak perlu khawatir kalau kamu akan di culik, belum sempat menculik mungkin saja penculik nya sudah lari duluan.

Ia tau bagaimana kamu, pria itu juga tau seberapa kuat diri mu meskipun ia juga tau benar bagaimana batas kekuatan itu. Akan ada titik dimana semua akan terbuang begitu saja.

" Lo pasti lelah ya, maafin kakak gak bisa nemenin kamu di sana.. " Kamu hanya menggelengkan kepala mu, menenggelamkan wajah mu di dada bidang nya yang selalu menjadi tempat bersembunyi ketika menangis.

Semua sudah pergi namun bukan berarti mereka hilang begitu saja, masih ada di dalam hati dan pikiran meskipun rasa nya sesak jika di ingat semua nya. Mencoba untuk melakukan sesuatu, menghilangkan ingatan sendiri tetapi tidak bisa melakukan itu.

Mereka berjasa kepada mu dulu, menjadi seseorang yang selalu ada ketika kamu kesulitan dan butuh sandaran. Meskipun kamu tipikal orang yang memang jarang menangis, entah sekarang terlalu sering bahkan banyak menegur mata mu bengkak dan merah. Namun apa perduli mu tentang hal itu. Tidak memperdulikan penampilan, lagi pula penampilan tidak penting bagi mu. Mau sebagus, rapih atau se sempurna apa pun jika sudah jelek di mata orang ya tetap lah jelek.

Ayolah kamu bahkan pernah merasakan di posisi menjadi banyak incaran bully, saat masih sekolah dasar memang tapi tetap saja semua itu terkesan buruk.

" Hobi ngelamun sekarang ya? Jangan di biasakan, tar kesurupan "

" Gak akan " Ucap mu dan masih mendusel, Vernon hanya tersenyum saja dan diam di sana tanpa ada niat pindah dari posisi itu.

Membiarkan adik perempuan nya itu menyamankan posisi nya, ia juga merasa jika hidup adik nya memang sulit di tambah sepeninggalan nya, ia kira akan membaik dan justru kian memburuk. Dan lebih tidak baik nya lagi, menimpa adik nya itu. Begitu berat kehidupan sekarang jika memang tidak ada yang membela. Vernon juga tau hancur nya persahabatan adik nya, ia sudah tau beberapa bulan sebelum ia pergi meninggalkan dunia itu.

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang