Five : 5

601 107 8
                                    

" Lo pikir gw takut sama lo? "

•HUJAN•




























Di kelas keadaan rusuh bukan main, sedangkan kamu seperti biasa akan lebih memilih sibuk dengan diri sendiri. Mendengarkan musik dan membaca komik untuk menghibur diri, kenyataan nya tidak bisa menjauhkan mu dari rasa bosan setidaknya ada beberapa waktu tidak berguna yang terpakai.

Sampai seseorang berdiri di samping mu, tidak memperdulikan hal itu kamu memilih diam tidak bergeming sama sekali. Lagi pula mungkin kebetulan, tidak kepedean seperti yeen lain.

" (Y/n)... " Tidak mendengar karena telinga mu tersimpan headset di sana dengan volume full, tentu saja bukan kebetulan melainkan memang kamu sengaja sendiri.

Lelaki itu membuang nafas panjang dan kemudian berjalan meninggalkan kamu yang masih tidak bergeming di sana. Banyak siswa satu kelas yang membicarakan nya karena dia punya nyali menghadap ke arah mu. Sedangkan kamu tidak melakukan apa apa. Menoleh ke arah pintu dimana dia menghilang dari sana.

Kamu memakai topi menutup luka di mata mu, tadi pagi entah lah dosa apa yang kamu lakukan. Intinya luka itu tidak jauh dari kata kekerasan tanpa alasan yang jelas, sudah terbiasa dengan keadaan sebenarnya. Memilih tetap diam seolah tidak memperdulikan apa pun.

" (Y/n), luka lo gak apa apa kan? " Kamu tidak menanggapi Syifa sama sekali. Di dalam hati kamu mengutuk gadis itu karena dia yang membuat luka di pagi hari yang menyebalkan ini.

" Gw ngomong sama lo " Ucap nya lagi berusaha berkomunikasi dengan mu, satu kelas mendadak diam dengan aksi Syifa barusan.

Mereka semua tau kalau kalian berdua adalah saudara kembar, tapi sayang sekali kamu tidak pernah mengakui jika gadis itu lahir dari satu rahim yang sama. Sama sekali itu, rasa kesal sekaligus muak memenuhi hati mu.

Sampai dia dengan nekat nya menarik headset mu, membuat mu terdiam. Melirik datar ke arah nya, menatap nya dengan tatapan datar membuat gadis itu agak ketakutan.

" Maksud lo apa? " Ucap mu mulai melempar komik mu sembarang arah, melepaskan sisi headset mu yang lain yang masih terpasang di telinga mu yang lain.

Syifa membuang nafas panjang, mendadak ia lupa apa tujuan nya mengajak mu berbicara apa. Sedangkan kamu sudah berdiri tepat di depan nya dengan tatapan datar menusuk.

" Gw cuma mau tanya aja, luka lo gak apa apa... "

" Sejak kapan lo perduli hah? Mau sok polos lo, sayang nya gak akan ngaruh sama gw " Ucap mu dengan tajam penuh penekanan, sedangkan Syifa kembali terdiam. Ia memang salah tadi pagi dan alhasil kamu yang kena akibat nya padahal kamu tidak melakukan apa pun.

" Gak usah sok jadi korban deh lo, munafik! " Ucap kamu kembali dan segera pergi dari kelas, dengan sengaja menabrak bahu kembaran mu itu membuat gadis itu agak oleng. Menabrak meja di belakang nya, satu kelas diam membeku tanpa ada yang mau angkat suara sekedar membela.

Mereka tau bagaimana diri mu, jika satu ucapan ancaman keluar maka semua itu akan benar benar terjadi di saat itu juga. Tanpa ampun sama sekali, beberapa orang sudah membuktikan nya dan mereka trauma. Sedangkan Syifa, ia tau hanya saja ia tau kalau kembaran nya itu tidak akan menyakiti diri nya. Tentu saja, karena dirinya adalah saudara satu darah dan satu rahim. Bagaimana bisa?

Kamu yang keluar kelas tidak sengaja bertemu dengan Juna yang kebetulan baru saja kembali dari perpustakaan mengembalikan kamus yang ia pinjam seminggu yang lalu. Ia terpaku dengan gadis bertopi itu, ia sudah tau siapa di balik topi hitam itu.

" Tunggu bentar " Juna berhasil menghadang mu kembali melangkah ke depan.

Kamu yang muak dengan nya mencari arah lain namun dia kembali menghalangi membuat mu muak.

" Minggir "

" Gw mau ngomong sama lo " Ucap Juna dengan yakin.

" Kalau gw gak mau lo mau apa? " Kalimat itu seolah benar benar menantang untuk Juna.

Lelaki itu masih menatap ke arah mu sampai ia menemukan ke janggalan, ia tau sebuah fakta jika salah satu dari anak kembar yang ia kenal dengan kepribadian berbanding balik ini memiliki kehidupan yang keras berbeda dengan saudara nya. Tidak heran karena gadis di depan nya memang memiliki nyali setinggi langit.

" Ikut gw "

Juna tanpa ragu menarik tangan mu, ketika kamu memberontak mencoba melepaskan diri. Niat awal ingin nongkrong di rooftop sekolah sial memang hari ini malah bertemu dengan Wakil OSIS yang benar benar membuat mood mu mendadak turun drastis.

Tetapi tidak bisa di pungkiri jika ada setitik rindu yang berada di dalam hati mu, namun kamu mencoba menepis segala nya agar terlihat lebih tidak perduli. Tidak di sangka jika Juna akan membawa mu ke UKS, menarik paksa tentu saja jika tidak ia lakukan kamu pasti akan menolak atau bahkan memukul nya? Sudah biasa memang.

" Duduk aja, jangan kemana mana " Juna langsung mencari sesuatu yang tentu saja membuat mu bingung.

' Ini cowo kenapa sih?! '

Tak lama dia datang membawa kotak obat, ia duduk di depan mu, meletakkan kotak obat yang dia bawa di samping mu. Ia melepaskan topi mu secara tiba tiba, membuat kalian sama sama terdiam di tempat. Kamu yang masih shock dan sedangkan Juna yang begitu tidak menyangka apa yang dia lihat.

" Mata lo kek gini gak lo obatin? " Kamu memalingkan wajah mu ke arah lain dan mencoba meraih topi mu dari tangan nya namun kalah telat ketika ia mengangkat topi itu di atas tentu saja tidak bisa kamu gapai.

" Sialan! Apa urusan lo sih? Balikin topi gw "

" Gw kasih lagi kok, gak gw makan. Syarat, gw obati luka lo, duduk " Ucap nya dan mendorong mu kembali duduk, tidak kasar kok.

Juna mengambil beberapa kapas untuk di tetesi cairan alkohol. Ia memegang pipi mu agar tidak bergerak ke sana kemari, ia sibuk membersihkan luka mu. Karena luka itu baru saja di buat tentu saja masih sangat basah. Sedangkan kamu hanya diam tidak melawan, percuma sama sebenarnya kalau mau melawan nya karena akan sama saja dia akan memaksa.

" Sakit gak? Kalau sakit bilang aja " Ucap nya lagi namun kamu abaikan, merasa di abaikan Juna hanya diam saja tidak melakukan apa pun. Lagi pula ia juga terbiasa dengan sikap acuh mu seperti itu.

" Kemarin kenapa gak ke rooftop "

" Sibuk " Juna menatap ke arah mu, ia tau itu bohong karena ia melihat jelas dari rooftop kalau kamu di seret pulang dengan kasar.

Tentu saja ia tau bagaimana selanjutnya yang terjadi, melihat jika kembaran mu hanya diam saja seolah tidak ada minat menolong. Juna sebenarnya berpikir keras, bagaimana penuh misteri seperti ini? Apakah kebanyakan anak kembar mempunyai rahasia besar sampai tidak ada yang tau.

' Gw tau lo nyimpen sesuatu, gw ngerasa janggal kalau sama lo. Gak asing, terasa dekat meskipun kita jauh hanya mengenal nama saja '
































Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang