Three : 3

664 129 8
                                    

" Lo pikir gw bakal percaya sama omong kosong lo? Orang yang lo kenal dulu, udah mati sepenuh nya "

HUJAN






















Kamu duduk di bangku mu paling belakang sendirian, tidak memperdulikan sekitar sama sekali. Jika saja ada yang di bully di dalam kelas kamu akan diam? Mungkin nanti, karena kamu benar benar malas bergerak sekarang. Memasang Headset di kedua telinga mu, berpura pura tuli sepertinya tidak buruk bukan? Seraya membaca komik yang baru saja kamu beli kemarin.

Bruk!

" Bedebah sialan! Harus nya lo mati aja, hidup cuma nyusain doang " Kamu tidak mendengar sebenarnya, hanya samar samar saja terdengar itu pun tidak semua bisa kamu dengar semua nya.

Namun seseorang terjatuh tepat di sisi meja mu membuat meja mu agak terguncang, kamu melirik ke arah bawah dan mendapati lelaki dengan kacamata yang terlempar tidak jauh dari tempat dia terjatuh. Gadis yang memiliki rambut panjang dengan make up, yang entah lah kamu tidak paham.

Nama nya? Melihat jika nama tag tertera jelas. Jesica, baiklah nama itu seketika terpasang dengan sendiri nya di kepala mu. Melihat kelakuan nya membuat mu agak muak namun kamu menahan diri agar tidak melakukan sesuatu. Fokus dengan lembaran bergambar yang kamu pegang sekarang, kamu hanya diam sampai tidak sengaja jika Jesica mengambil sesuatu dari telinga lelaki itu. Ayolah, kamu tidak tau apa itu tapi kamu tau fungsi nya.

Untuk pengguna tuna netra...

" Jangan di rusak... "

Tak!

Mata nya hanya bisa terpaku dengan alat yang ia beli dengan uang gaji nya selama bekerja. Air mata menetes, ia tidak bisa mendengar apa pun itu jauh lebih baik namun jika tidak menggunakan alat itu. Ia tidak bisa bekerja.

Kamu meletakan buku komik mu, memakan permen karet dan meremas bungkus nya menjadi bulat, memainkan bungkus plastik tersebut dan berjalan santai ke arah Jesica. Kamu memegang kepala nya.

" Heh! Lo mau ngapain!!! " Kamu menyumpal bungkus plastik di telinga nya, memaksa masuk membuat gadis itu kesakitan.

Tidak mau tinggal diam, anak buah nya membantu nya tentu saja. Melihat penyerangan di sekitar mu, kamu melirik sekilas dan menendang yang mendekat ke arah mu.

Melihat Jesica menangis membuat mu muak, dasar sampah tidak berguna. Kamu menonyor kepala nya alhasil Jesica terjatuh di atas lantai. Telinga nya sakit di pukul oleh mu di tambah plastik yang menyumpal di sana.

" Ck! Sampah! Lemah! " Ucap mu dan meniup balon permen mu tanpa beban.

Kamu berjalan ke arah lelaki itu tengah menunduk, melihat nya seperti itu tidak membuat mu iba malah muak sendiri. Dia laki laki? Kenapa tidak melawan? Ah! Kamu lupa kalau dia tidak bisa berbuat apa apa. Berakhir kamu duduk menyamakan tinggi badan mu dengan lelaki itu, mengambil kaca mata milik nya yang pecah di atas lantai.

" Ambil " Entah lah sejak kapan kamu bodoh, dia tidak bisa mendengar jika kamu lupa? Kamu membuang nafas panjang dan memakaikan kaca mata itu dengan paksa ke wajah nya.

Membuat lelaki itu mendongak ke arah mu, ia tau apa yang terjadi ia hanya diam tidak mau di perlakukan hal yang lebih buruk. Tentang berita dimana kamu memukul orang tanpa ampun bahkan tanpa rasa iba sama sekali membuat nya mengurung niat.

Kamu mengambil alat itu yang sudah hancur karena di injak sekaligus di banting ke lantai. Menyedihkan sekali, kamu menoleh ke arah lelaki itu dan mengulurkan tangan mu ke arah nya. Sangat payah karena kamu tidak bisa bahasa isyarat sama sekali. Tau, hanya sedikit. Itu pun gabut.

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang