Twenty Three : 23

401 102 3
                                    

" Kenapa lo harus datang? "

•HUJAN•






































































































Salahkan jika harus berbahagia? Tidak, tidak ada yang salah itu semua adalah sebuah hak orang masing masing. Kebahagiaan juga itu bisa di ambil dari mana saja asalkan semua murni dari sendiri itu adalah kebahagiaan. Tetapi bagaimana jika kebahagiaan itu di rebut oleh seseorang? Seperti orang orang yang di sayang berada di sekitar kita di awal menjadi ke orang lain. Merasa kurang dan tidak mau hidup lagi, pada dasar nya seseorang membutuhkan orang lain untuk menjadi sandaran.

Di sisi lain, Jun baru saja sampai di ruangan mu dan ia masuk ke dalam memastikan. Membawa makanan yang ia beli dari kantin rumah sakit tadi, sebenarnya ia tidak terlalu lapar namun melihat mu tidak makan makanan rumah sakit. Ia pasti paham, makanan rumah sakit itu hambar.

Kamu sudah sadar semalam, agak kesulitan mengangkat kepala karena masih terasa sakit di bagian belakang. Jun juga membantu semua nya masih berada di sisi mu selalu bahkan tanpa di minta, ia sudah kamu minta untuk pulang saja. Tetapi dia tidak mau, dengan alasan masih mau menjaga mu dan sanggup.

" Makan ini, gw pesenin gak terlalu pedes. Makanan di sini emang hambar gw paham kok " Ucap nya, membuka kotak makanan. Ia menyuapi mu sampai makanan tidak terlalu banyak itu, tersisa separuh saja dan kamu sudah menolak makan lagi.

Kepala pusing bukan main, hantaman yang kamu tidak tau jika kepala mu tertancap paku. Hanya terasa nyeri, dan juga ada sebuah benda menusuk nusuk. Itu yang kamu rasakan sebelum di bawa ke rumah sakit seperti sekarang.

" Ryan.. "

" Dia di skros gak tau sampek kapan, karena dia nyekek tuh cewek. Gak tau tuh cewek kek nya penyelidikan, mungkin di keluarin? Bagus sih kalau gitu, kepala sekolah nya berarti waras "

Kamu hanya mendengarkan apa yang Jun katakan, tidak mengetahui apakah tadi ada yang radang termasuk Ferdi. Jun tidak membuka suara akan itu, ia masih terlalu jengkel dengan Ferdi di tambah pria itu hanya diam saja membuat Jun ingin sekali menendang wajah tampan itu. Bertindak setidaknya hanya menghalang atau berbicara, apakah se sulit itu?

Kejadian kemarin siang melayang di kepala nya, masih berputar di otak nya. Tanpa di sadari Jun menggenggam tangan mu dengan maksud ia khawatir, biasa ia begitu namun kamu membiarkan nya melakukan itu asalkan tidak yang lain. Dan lagi pula kamu biasa di tolong oleh nya, entah dengan Ryan atau Jun. Mereka berdua tanpa di duga sama sekali, akan datang secara tiba tiba tanpa sepengetahuan siapa pun. Akan menghilang begitu saja dan akan muncul tanpa di duga.

" Kepala lo masih sakit? " Pertanyaan yang di layangkan oleh mu, kamu hanya mengangguk. Menjawab jujur saja apa yang kamu rasakan.

" Tidur aja, gw ada urusan sebentar "
















































































•••

Ferdi menghampiri kamar adik nya, mendorong pintu dengan keras membuat yang di dalam terkejut bukan main. Syifa langsung mendongak mendapati kakak nya masuk ke kamar nya dengan cara tidak santai.

" Apa yang lakuin sampek (y/n) pendarahaan di kepala hah?! " Suara benar benar keras, ia bahkan tanpa ragu menahan tangan Syifa agar gadis itu mau mengaku.

Dia hanya diam ragu untuk menjawab sesuatu, ia hanya takut jika saja ia menjawab mala Ferdi tidak akan segan memukulnya. Meskipun itu mustahil ketika kepada nya, Papa nya akan menghalangi dan Ferdi yang mendapatkan pukulan bukan diri nya. Mungkin tentang masalah kemarin Deano tidak tau apa apa karena benar benar Syifa tidak memberi tau apa apa.

Yang di panggil ke sekolah untuk menerima panggilan adalah Ferdi, karena Deano sibuk dengan urusan kantornya.

" Gw gak ngapa ngapain... "

" Bullshit!! Dengerin gw bangsat, lo itu cuma di sayang bukan di dewa kan. Jadi lo gak usah sok berkuasa!!! "

" EMANG NYA KENAPA?! LO MAU BELA SI ANAK HARAM ITU?!! "

" KALAU DIA ANAK HARAM, LO JUGA BEGO!!! BAHKAN WAJAH LO DAN SIFAT LO LAIN DARI CIRI CIRI KELUARGA ALEXANDER!! LO YANG HARUSNYA SENGSARA BUKAN ADEK GW!! "

" GW JUGA ADEK LO KAK!! "

" ADEK GW BUKAN PEMBUNUH!!!! " Ucapan Ferdi barusan benar benar menusuk hati gadis di depan nya.

Air mata mengalir begitu saja, kenapa Ferdi begitu membela? Kenapa bukan dirinya saja yang di bela? Ayolah mana ada yang mau membela seseorang yang jelas melakukan kesalahan fatal seperti itu. Katakan saja ia tidak punya tempat sandaran ketika Papa nya tidak di rumah, ia benar beban sendiri.

Bisa saja menelpon Juna jika lelaki itu mau bersedia menemani nya. Ia mencintai Juna, Syifa juga mau bahagia seperti apa yang kembaran nya itu rasakan tetapi sayang nya seperti nya cara nya mendapatkan kebahagiaan memang sangat salah.

" Seharusnya lo yang mati bukan Mama... "

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang