" Lo bikin masalah sama dia, sama aja lo nantangin gw. "
•HUJAN•
Matanya terbuka secara perlahan, terasa kepalanya begitu sangat pusing membuat seakan akan gravitasi sudah tidak ada lagi di bumi ini. Tetapi itu hanya sebuah efek samping saja di saat dia pingsan tadi. Subuhnya terasa begitu dingin, sampai dimana ia samar samar melihat hampir 6 orang mengerumuninya.
" Udah bangun? Nyenyak banget kayaknya ya, " Seketika matanya membulat penuh dengan ekspresi terkejut bukan main. Ia berusaha memposisikan duduk dan menghindar.
" Siapa lo?! " Mereka semua yang hanya memberikan senyuman yang terasa aneh dan mengerikan.
Syifa sudah tidak bisa berpikir panjang, sampai ia baru sadar jika pakaiannya sudah tidak lengkap lagi. Gadis itu berteriak keras penuh dengan perasaan ketakutan yang benar benar terlihat jelas, bahkan menutupi bagian tubuhnya yang terlihat di mata para lelaki di depannya sekarang. Mereka semua melakukan apa ketika Syifa belum sadarkan diri tadi?
Sedangkan di paling belakang, Ryan dan Syafa yang menyaksikan penuh kesenangan. Di sisi lain Syafa yang memasang wajah datar, ia teringat akan sesuatu. Kejadian yang sudah di rencanakan sebenarnya tidak membuatnya teringat apa pun tetapi entah kenapa malah menjadi sebuah deja-vu untuk nya.
Ryan menoleh ke arah gadis di sampingnya itu, yang tampak menatap kosong ke depan. Ryan sudah tau, meskipun tidak semuanya ia bisa mengetahui semuanya. Kagum dengan gadis di sampingnya saat ini, bisa bertahan sampai bisa di titik sekarang hanya karena kesalahan Keluarganya.
Seharusnya Syafa tidak menolong saudara kembarnya yang tengah berbaring di bangsal saat ini. Hanya saja itu berbanding balik dari perkiraan. Syafa pikir ketika ia di buang melupakan keberadaannya yang menderita, semua saudaranya akan bahagia. Kenyataannya tidak, tidak ada kata bahagia. Semuanya tetap sama saja, kakak pertamanya yang dulu merawatnya dengan suka rela pergi meninggalkan dirinya.
" Lo gak apa apa kan? " Syafa tersenyum tipis, menoleh ke arah Ryan yang ia tidak ketahui ternyata lelaki itu sudah memperhatikan dirinya sejak tadi.
" It's okey, jangan pikirin gw. "
" Lo kan yang mau semua ini? Gw cuma senang hati membantu, lagian kembaran lo sahabat gw dari kecil. Anggep aja tujuan kita sama. " Ucap Ryan tanpa memikirkan apa pun. Ia hanya melakukan ini karena kemauannya sendiri, memang niat yang begitu buruk setidaknya seseorang sudah ia berikan pelajaran yang jelas.
" Gitu? Balas dendam ya.... "
" Kembaran lo udah banyak rencana buat hancurin, Papa kalian. Tapi kayaknya pria tua itu udah tau dan kasih tekanan batin ke dia, buat dia menyerah dan pengen mati. Kejadian juga, pasti seneng banget tuh. " Syafa tertawa pelan, mungkin apa yang di katakan Ryan ada benarnya.
Pria itu pasti tengah berpesta karena salah satu dari anaknya tengah mencoba bunuh diri karena merasa tertekan dengan siksaan yang dia berikan selama ini. Jangan harapkan itu terjadi selama Syafa masih hidup.
Gadis itu melangkah maju, dan Ryan tidak menghentikan sama sekali. Membiarkan gadis itu melakukan sesuka hatinya saja, lagi pula semua ini adalah rencana gadis itu dan Ryan hanya perlu melancarkan semua rencananya saja itu sudah cukup. Syafa membuat ke 6 lelaki itu membuat sebuah celah agar dia bisa berjalan mendekat ke arah Syifa.
Memberikan senyuman penuh meremehkan. Syifa kalah sekarang, hanya dengan tekanan sexual gadis itu akan jatuh seketika.
" Kenapa? Merasa paling menjijikan ya? Baru sadar atau baru ngerasa? "
" Lo! LEPASIN GW!! " Syafa tersenyum kembali dan membungkukkan tubuhnya menyamakan dirinya dengan Syifa yang duduk di lantai dengan keadaan berantakan.
" Lepasin lo? Mimpi apa gw sampek mau ngelepasin lo? "
" Gw gak akan biarin lo hidup tenang setelah ini!! "
" Wow! Astaga gw takut banget dengernya. " Membuat suaranya seolah benar benar takut dengan ancaman yang Syifa berikan. Ayolah dirinya tidak akan se takut itu.
" Mau ngelaporin ke, Papa? Silahkan! Ayo lakuin, lakuin apa yang lo mau selagi lo masih mampu. Lanjutin teman teman ku, kalian bisa nikmati cewek itu sampai kalian puas, " Ucap Syafa dengan nada yang keras kemudian tertawa penuh dengan kesenangan yang tiada tara. Tetapi seketika itu wajahnya kembali datar kembali, menarik bahu Andre yang tidak lain adalah salah satu dari teman Ryan.
" Buat mental dia rusak, jangan lakuin lebih. Buat dia pingsan, kirim fotonya ke gw lalu terima bayarannya.. " Bisik Syafa ke Andre, dan lelaki itu tersenyum kemudian mengangguk paham.
" Gw gak akan buat lo kecewa. " Andre melangkah maju terlebih dahulu, suara teriakan Syifa benar benar keras dan tangisan yang begitu kencang bersamaan dengan amarahnya.
" GW BAKAL BUAT LO LEBIH MENDERITA SYAFA!! LO HARUS BAYAR SEMUA KELAKUAN LO KE GW!!! "
" LO YANG HARUS BAYAR KELAKUAN LO ITU KE KEMBARAN GW BANGSAT!! "
Bug!
Nafasnya tidak beraturan dengan amarah yang memuncak. Ryan menepuk bahunya berbuat menenangkan gadis itu yang terpancing amarah, mungkin benar benar tidak bisa di kendalikan. Syafa melempar kayu ke arah Syifa membuat kening gadis itu berdarah dan hampir hilang kesadaran, bagus tidak pingsan lagi.
" Kendaliin emosi lo, Syafa. " Gadis itu tidak menjawab sama sekali dan berjalan menjauhi gudang sekolah dengan langkah angkuh.
Ryan memberikan kode kepada teman temannya kemudian mengikuti Syafa yang pergi entah kemana. Sebenarnya saat dimana Syifa, ralat. Sinta, mengatakan hal yang seharusnya mencerminkan kelakuan gadis itu, membuat Ryan tidak tahan menyiksanya.
Tetapi bagaimana lagi, masalah itu tidak lah rencana yang ia rancang. Biarkan mentalnya rusak, akan mendorongnya untuk mati. Tidak perlu Ryan membuat tenaga atau uang untuk membayar seseorang atau harus membunuh gadis itu. Dia akan menyerah dan kemudian mati dengan sendirinya.
" Semoga aja, dia udah bangun. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan | Yoon Jaehyuk × You
Fanfiction[ Feat. 윤재혁 ] ( nono story ) " ʜᴜᴊᴀɴ, ʀɪɴᴛɪʜᴀɴ ᴀɪʀ ʏᴀɴɢ ᴊᴀᴛᴜʜ ᴅᴀʀɪ ʟᴀɴɢɪᴛ. ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴏʀᴀɴɢ ʙɪʟᴀɴɢ ɪᴛᴜ ᴀɴᴜɢʀᴀʜ ᴛᴜʜᴀɴ, ᴛᴀᴘɪ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴏʀᴀɴɢ ᴍᴇɴᴅᴜɢᴀ ᴋᴀʟᴀᴜ ʟᴀɴɢɪᴛ ᴛᴇɴɢᴀʜ ᴍᴇɴᴀɴɢɪsɪ ᴋᴇᴘᴇᴅɪʜᴀɴ ɴʏᴀ " YOON JAEHYUK × YOU #TREASURE #LOKAL #IKON #BLACKPINK #YG...