Twenty Two : 22

416 106 1
                                    

" Gw gak akan mempermasalahkan jika semisal gw gak ada kesempatan hidup, gw pengecut "



•HUJAN•



















































































































































Ferdi berlari kencang menelusuri lorong rumah sakit, ia tidak memperdulikan apa yang di katakan orang atau bahkan menjadi pusat perhatian. Ia tidak akan memperdulikan itu, Ferdi sudah lengah menjaga seseorang dan seharusnya ia yang bertanggung jawab. Melangkah lebar ke sebuah arah di mana ruang inap yang di tempati.

Tangan nya bahkan gemetaran, apakah ia pantas masuk ke dalam? Ia kakak yang buruk, sangat buruk. Seharusnya ia menggantikan posisi Vernon saja dan membiarkan pria itu hidup, merasa jika hidup nya percuma saja di dunia yang seperti ini. Ia bahkan tidak bisa membela sama sekali, hanya diam membisu seolah benar benar tidak tau apa apa.

" Ferdi? " Seseorang memanggil nya, ternyata Jun. Dia datang dengan pakaian santai namun terkesan sopan.

Bagaimana dia bisa di rumah sakit? Apakah dia tau keadaan adik nya sekarang yang begitu buruk? Benar apa kata Vernon, jika Jun memang bisa menjaga adik nya dari pada kakak nya sendiri, itu alasan kenapa Vernon jauh lebih percaya dengan Jun dari pada diri nya. Adik nya sendiri.

" Lo ngapain di sini? "

" Pertanyaan lo konyol, Fer. Gw mau jenguk bocil gw " Ucap nya dan kemudian membuka pintu ruang inap nya namun Jun tidak langsung masuk, malah terdiam di amban pintu.

Ia membalik badan nya dan menarik Ferdi untuk ikut masuk ke dalam. Jun tau kalau Ferdi merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apa pun, Jun juga paham akan keadaan keluarga Alexander. Tidak memungkinkan memang, dan juga tidak bisa di jelaskan bagaimana keadaan keluarga itu. Karena posisi Jun juga sudah kenal cukup lama jauh dimana almarhum Ibu kandung kedua sahabat nya masih hidup, Jun sama saja bagian dari keluarga itu begitu juga sebaliknya.

Namun sepeninggalan Vernon, semua mendadak seolah asing. Tersisa Jun yang masih tetap ada di samping sahabat manis nya itu, meskipun ia sebenarnya juga merasa bimbang tetapi ia sudah janji. Bukan berarti Jun tidak tulus, ia tulus bahkan sangat sangat. Tetapi ada titik ia sudah tidak bisa melihat semua kekerasan ini.

" Lo tau? "

" Iya, Ryan yang kasih informasi. Dia di tahan guru BK karena coba nyekik Syifa di toilet. Banyak penjelasan, dimana anak kesayangan keluarga Alexander mau bunuh kembaran nya sendiri... " Ferdi terdiam, ia mencoba mencerna apa yang Jun katakan. Syifa melakukan sesuatu lagi? Mencoba menyingkirkan seseorang yang menurutnya menghalangi.

Tetapi kembaran nya sendiri? Anggap saja semua ini memang sudah melewati batas wajar. Jun juga begitu marah ketika tau akan semua nya, Ryan menjelaskan semua tanpa tertinggal. Tentu saja lelaki itu akan marah besar dan bahkan berani mencekik leher gadis itu. Jika saja Jun di posisi Ryan, mungkin ia akan melakukan hal yang sama atau mungkin lebih.

Membahayakan saudara nya sendiri? Apakah pantas di sebut seorang saudara? Atau bahkan kembaran yang lahir dari satu rahim, berbagi tempat saat itu? Mungkin jika itu Jun, ia tidak akan pernah percaya.

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang