Seven : 7

521 105 10
                                    

" Ingin ku menyalahkan tuhan, kenapa dia begitu kejam memberikan kebencian berlebih kepada ku? Salah ku? "

•HUJAN•












































Bagaimana keadaan sekarang? Tentu saja bertambah buruk, setelah kamu pulang dari arena balapan dan tentu saja pulang malam. Menemukan Papa mu sudah berjaga seolah menunggu mu di ruang tamu, kamu tidak memperdulikan nya berada di sana. Yang terpenting adalah tidur, istirahat dengan tenang damai.

" Tunggu dulu, siapa suruh kamu ke kamar? Gak sopan " Ucap Deano dengan penuh tekanan, mencibir anak nya sendiri.

Pria itu berdiri dan menghampiri mu. Bagaimana keadaan mu sekarang? Tentu saja sudah jelas, wajah mu hancur remuk tidak berbentuk sama sekali. Tetapi tidak bisa mengurangi pesona yang biasa kamu pancarkan, menjadi gadis kasar adalah jalan satu satu nya menutupi segala nya.

" Dari mana aja kamu? Jam segini baru pulang, ngelonte di luar "

" Apa urusan nya dengan anda " Jawaban mu formal, membuat Deano terdiam namun tetap menatap mu dengan tatapan tajam tentu saja.

Sampai sebuah pukulan melayang ke arah mu, membuat badan mu terjatuh. Tidak lebay sama sekali, pukulan Deano memang keras menghantam kepala mu dan seketika itu kepala mu mendadak terasa pening.

" Ahkk! " Suara tulang yang seperti akan patah. Tanpa perasaan sama sekali, pria itu menginjak kaki mu dengan keras bahkan dengan sepatu kantor nya. Ia menunduk menatap anak perempuan dengan tatapan datar tanpa ampun atau bahkan tidak menggunakan perasaan.

Amarah nya mengusai diri nya, kehilangan kendali tanpa sadar ia sudah melakukan kesalahan sangat fatal.

Deano menunduk sedikit, menyamakan tinggi badan nya dengan mu yang berusaha berdiri namun kaki Deano semakin menekan injakan nya membuat mu sulit menggerakan kaki mu sendiri. Sampai tangan nya menarik se uraian rambut mu dengan keras, membuat sedikit peringis tetapi tertahan.

" Mau jadi apa kamu pulang jam segini? Contoh Syifa yang tepat waktu! Anak tidak tau di untung! Enyah lah kau! "

Bug!

Sebuah tendangan melayang ke arah perut mu, membuat mu tergeletak di atas lantai penuh rasa sakit di badan mu. Deano masih setia menginjak kaki kanan mu tanpa berpikir panjang, tidak cukup menendang perut mu. Pria. Itu juga tanpa ragu menendang kepala mu, tetapi kamu melindungi kepala mu dengan kedua tangan mu di depan agar tidak terkena tendangan. Cukup sakit, itu pasti.

Bukan hanya luka fisik yang kamu dapatkan, melainkan luka batin yang jauh lebih terasa menyiksa untuk mu.

Sedangkan dari lantai dua, gadis itu melihat semua nya tanpa ada niat menghentikan adegan kekerasan itu. Ia bisa apa? Tidak bisa melakukan apa apa? Ada sedikit rasa bersalah di dalam diri nya kenapa bisa ia membiarkan kembaran nya di pukuli oleh Papa mereka sendiri.

" Terserah lo mau apa, gw gak pernah perduli sama lo. Dan inget akan satu hal! Ketika kebohongan lo semua kebongkar jangan pernah lo nyalahin gw, sampai itu terjadi gw pastiin jantung lo hancur di tangan gw. Dan badan lo gw pencar ke berbagai puncak bukit, biar lo tau gimana rasa nya hidup tidak tenang "

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang