NineTeen : 19

386 99 11
                                    

" Semua tindakan di dunia akan di balas oleh yang kuasa, entah itu didunia atau nanti ketika mati "


•HUJAN•

































































































































Di sekolah tampak ramai, seperti biasa. Kamu berangkat sekolah kali ini dan entah lah kenapa semua mendadak berbeda di mata mu? Kamu membelah kerumunan tersebut, kemudian mendapati Syifa untuk sekian kali di bully di depan umum. Di wilayah sekolah, kamu hanya diam tidak melakukan apa pun sampai kamu menatap lawan mu sekarang. Mereka mendadak mati kutu ketika kamu datang.

" Ehem! Kek nya sampai sini aja deh " Ucap nya tiba tiba ketika menyadari keberadaan mu yang sepertinya mengancam.

Syifa hanya menunduk, ia tidak melakukan apa pun karena kalah jumlah. Entah lah, padahal kamu melawan 5 atau lebih orang mampu menang kenapa dia tidak bisa? Kamu tidak memakai seragam seperti biasa, lebih ke seragam latihan taekwondo mu karena di jam pertama akan ada latihan.

Tiba tiba saja Ryan datang, membubarkan kerumunan murid yang kecewa karena tontonan sudah selesai. Lelaki itu menghampiri mu, merangkul bahu mu seperti biasa dan menatap Syifa dengan tatapan penuh meremehkan.

" Astaga, parah banget " Ucap nya, Syifa mendongak dan mendapati kamu berada di sana.

Kamu berjalan melewati nya begitu saja, luka di wajah mu juga tercetak jelas di sana. Belum sembuh, hanya beberapa yang sudah kering namun tidak bisa menutupi berapa menyedihkan wajah mu saat ini. Luka pukulan dan tendangan yang di berikan oleh pria paruh baya yang menjabat sebagai Papa kandung mu. Bagaimana bisa dia tega?

Tentu sana tega, kamu juga tidak merasa menjadi anak nya. Anggap saja durhaka, namun di sisi posisi sekarang siapa yang durhaka? Anak kepada orang tua? Atau orang tua kepada anak?

Kamu juga masih kuat bertahan sampai detik ini karena begitu banyak dukungan di sekitar mu. Ryan yang masih berdiri di tempat, menatap ke arah Syifa dengan tatapan datar. Ia menggunakan seragam taekwondo juga tentu saja, tanpa sabuk karena sabuk nya berada di loker. Kebetulan ada keributan jadi ia menghampiri. Menemukan pemandangan bagus tidak bisa di lewatkan begitu saja bukan?

" Miris, di rumah lo di bela di sini lo di hakimi satu sekolah. Imbang? Gw tau apa yang lo lakuin waktu di rumah " Tidak ada yang membela ketika di sekolah meskipun nanti ketika di rumah ia akan di introgasi atas beberapa luka kecil yang tidak seberapa sakit itu.

" Ngadu kek anak kecil? Apa pantes buat badan lo yang segede gaban ini? "

Ryan terus mengejek ejek Syifa sampai gadis itu menutup telinga nya seolah tidak mau mendengarkan apa yang di katakan lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryan terus mengejek ejek Syifa sampai gadis itu menutup telinga nya seolah tidak mau mendengarkan apa yang di katakan lelaki itu. Ia tidak mau mendengarkan semua perkataan itu. Syifa tidak mau, ia mencoba agar menjadi tuli.

Sedangkan Ryan melihat reaksi gadis di depan nya hanya terkekeh senang, ia menunjuk wajah Syifa dan mendorong kepala gadis itu dengan jari nya.

" Pengecut " Ucap nya kemudian beranjak dari sana, pergi meninggalkan gadis itu yang terduduk di lantai menangis di sana.

Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menangis, tidak ada yang menolong nya atau sekedar membela nya. Mereka salah melihat kejadian beberapa waktu lalu, Ryan sendiri yang menusuk pisau itu ke perut nya sendiri bukan Syifa yang melakukan nya. Memang kenyataan yang benar bukan, di saat Syifa meminta sebuah hati kepada kembaran nya ia malah meminta jantung yang padahal sulit di dapatkan. Itu lah akibat nya, belum seberapa nanti.

Syifa harus membiasakan diri, karena ia sendiri yang menanggung akibat dari perbuatan nya yang kelewat berlebihan itu.

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang