Thirteen : 13

433 103 15
                                    

" Lo bisa sesuka hati bukan berarti gw bakal diem kayak orang cacat "

•HUJAN•





















































































Juna berlari ke arah ruang latihan Taekwondo ketika mendengar kabar yang entah membuat hatinya terasa tidak bisa menjauh. Lelaki itu terus berlari sampai ia masuk mendorong keras pintu kaca tersebut dan memperlihatkan anak anak Taekwondo yang berkumpul menolong seseorang.

" Kenapa?! " Semua menoleh ke arah Juna, si wakil ketua OSIS itu datang dengan wajah panik.

Mereka gelagapan ketika menjawab, sampai seseorang keluar dari gerumunan anak anak latihan itu seraya menggendong seseorang berada di punggung nya.

Ryan, anak Taekwondo jabatan sabuk hitam sekaligus tangan kanan Sabem pelatih mereka ketika latihan. Ryan adalah anak yang bisa di katakan sulit dengan nama nya bergaul di lingkungan sosial, namun entah lah dia begitu dekat dengan seseorang yang kenyataan satu pemikiran dengan nya. Anak dari konglomerat Australia itu menggendong gadis di punggung nya tanpa beban sama sekali. Tidak memperdulikan seragam latihan nya yang berwarna putih berganti merah nya darah.

Juna hanya diam ketika Ryan melewati nya begitu saja. Namun Juna kesan menghalangi membuat lelaki berdarah Australia itu melirik datar dan begitu tajam. Seolah mengibarkan bendera perang kepada Wakil Ketua OSIS tersebut.

" Minggir lo " Ucap Ryan dengan tatapan tajam, sedangkan kamu yang berada di gendongan nya Ryan tidak bisa melakukan apa apa.

Kepala terasa sangat pusing, punggung bagian bawa terasa begitu nyeri bukan main. Ryan juga sudah tau sebuah kejanggalan sejak beberapa minggu lalu, jangan lupakan jika lelaki itu selalu mengawasi ketika ada jadwal latihan. Dia selalu mengawasi meskipun terkesan tidak perduli. Ia akan menjadi sosok nomor satu yang menolong berlari menghampiri, paling peka di antara yang lain.

" Biar gw aja.. " Ryan mendengar perkataan itu tertawa pelan, ia menatap ke arah depan dan kembali menatap ke arah Juna.

" Lo? Buat apa? Bukan nya lo gak perduli? Lo juga udah lupa bukan? Buat apa? Gak guna juga lo dateng ke sini, karena gw udah ada buat dia. Minggir bajingan! " Ryan menabrak bahu Juna begitu kasar namun mengabaikan, tetapi ia kembali berhenti melangkah membuat yang lain kebingungan.

" Bukan nya lo cuma perduli sama Syifa, cewek manja seribu topeng kepalsuan. Ck! Your hypocritical! " Ucap nya kemudian segera pergi dari ruangan latihan tersebut meninggalkan banyak orang yang melihat semua kejadian tadi, hanya diam tidak berkata kata.

Mereka lumayan takut dengan Ryan, sifat dingin dan tegas nya sekaligus tidak akan ragu untuk melakukan kekerasan kepada orang yang berusaha mencampuri urusan nya, melemparkan kata kata pedas menyakiti hati siapa saja. Tentu saja mereka akan ragu ketika membuka suara.

Juna, lelaki itu hanya diam sampai ia sedikit menoleh ke arah pintu dimana Ryan pergi membawa kamu ke ruang kesehatan.

Di sisi lain Ryan yang berlari cepat ke ruang kesehatan dengan raut wajah panik, darah yang menetes menebus baju nya. Ia berusaha tetap tenang tetapi tidak bisa, sampai ia sampai di ruang kesehatan membuat dokter yang berada di sana tentu saja panik.

" Kenapa ini? " Ryan mengabaikan pertanyaan dokter tersebut dan memilih membaringkan mu di salah satu bangsal UKS.

Ia terburu buru mengambil tisu untuk mengusap darah yang berada di hidung mu terus mengalir, benar benar membuat nya panik. Sedangkan dokter itu mengambil sesuatu, kemudian memeriksa keadaan mu sekarang. Ryan yang melihat itu memberikan ruang kepada wanita paruh baya tersebut.

Hujan | Yoon Jaehyuk × You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang