"Belas kasihan? Apa itu? Sejenis kebodohan selain terlalu baik?"
•HUJAN•
"Bagus lah kalau lo udah sadar, lebih cepat dari perkiraan ternyata." Kamu melirik malas ke arah Ryan, lelaki itu memang selalu seperti itu. Perkataan yang tidak pernah dipikirkan secara dua kali dan langsung mengatakan argumennya yang entah menyakiti atau tidak. Masalah itu, kamu sudah terbiasa dari dulu tidak begitu menanggapi lelaki berdarah Australia itu.
Ryan seharian berada di ruanganmu. Tanpa beranjak sama sekali, masalah makan dia memilih order dari luar saja akan jauh lebih mudah dan tinggal menunggu saja. Di sisi lain Syafa yang berdiri diluar ruang inap mu hanya terdiam.
Memikirkan banyak hal, ia juga sudah tau semuanya. Bahkan sampai cedera lama, memang sudah lama tetapi baginya adalah sebuah masalah untuknya. Syafa tidak mungkin membiarkan saudaranya dijadikan sebuah korban, gadis itu seolah tau segalanya meskipun jika terlihat dia tidak pernah hadir.
Suara pintu terbuka tidak membuatnya bergeming. Ryan keluar dari ruanganmu dengan alasan mencari udara segar sebentar, lelaki itu juga tau kalau Syafa masih di luar kamar inap tanpa ada niat masuk. Sebenarnya ingin, hanya saja ia masih merasa bukan siapa-siapa.
"Udah gw duga lo masih di luar. Gak mau masuk aja? Lo bisa ngomong langsung." Syafa hanya diam, ia memberikan amplop berukuran besar kepada Ryan.
Lelaki itu hanya menerima dan membuka amplop tersebut, mendapatkan banyak lembaran hasil ronsen kemarin hari. Tidak begitu tau banyak, Ryan hanya tau luka bagian luar. Tetapi sekarang, ia mengetahui semua dengan detail.
"Gw gak menduga bakal separah ini, lo tau ini?"
"Iya, gw udah tau dari lama, cuma gw gak bisa bertindak seperti sekarang ini." Ryan membuang nafasnya panjang dan cukup berat. Meskipun dirinya cukup dekat denganmu bukan berarti jika ia tau semuanya. Kamu terlalu tertutup membuatnya kesulitan mengetahui sesuatu, jujur saja Ryan sedikit geram. Tetapi bagaimana lagi, pria tua itu bukan tandingannya.
Syafa kembali diam, sampai suara ponselnya berbunyi membuat keduanya saling pandang. Sepertinya rencana mereka yang lain berhasil. Ryan hanya melihat, sedangkan Syafa menerima panggilan telpon dari seseorang yang jelas itu adalah Andre.
Beberapa penjelasan dari lelaki itu, bahkan semua perintah yang Syafa katakan benar-benar dijalankan oleh Andre. Tidak menyentuh lebih atau terlalu intim, membuat dia pingsan kemudian sedikit trauma sepertinya bukan masalah besar.
"Kayaknya semua bakal lancar."
"Yeah, as previously planned." Ryan tersenyum tipis, tidak menduga akan sejauh ini. Ia pikir hanya dirinya yang berjuang kenyataan lain ada seseorang yang akan membantunya, lebih tepatnya Ryan yang membantu.
"Nice, setelah ini apa? Psychopath?"
"Main sama pak tua dulu kayaknya seru ya, Ryan?" Lelaki itu hanya tertawa, dia menepuk bahu Syafa dengan pelan tapi penuh dengan arti.
"Lakuin apa yang lo mau, gw serahin ke lo. Gw bakal nyuruh temen-temen gw bantuin lo, lo tau kan tugas gw sekarang apa?" Syafa tersenyum tipis, dia langsung pergi dari koridor rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan | Yoon Jaehyuk × You
Fanfiction[ Feat. 윤재혁 ] ( nono story ) " ʜᴜᴊᴀɴ, ʀɪɴᴛɪʜᴀɴ ᴀɪʀ ʏᴀɴɢ ᴊᴀᴛᴜʜ ᴅᴀʀɪ ʟᴀɴɢɪᴛ. ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴏʀᴀɴɢ ʙɪʟᴀɴɢ ɪᴛᴜ ᴀɴᴜɢʀᴀʜ ᴛᴜʜᴀɴ, ᴛᴀᴘɪ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴏʀᴀɴɢ ᴍᴇɴᴅᴜɢᴀ ᴋᴀʟᴀᴜ ʟᴀɴɢɪᴛ ᴛᴇɴɢᴀʜ ᴍᴇɴᴀɴɢɪsɪ ᴋᴇᴘᴇᴅɪʜᴀɴ ɴʏᴀ " YOON JAEHYUK × YOU #TREASURE #LOKAL #IKON #BLACKPINK #YG...