Bab 41 - Yang Sebenarnya

366 11 3
                                    

Hari sudah mulai gelap, rasanya tidak berasa dalam beberapa jam bertemu. Allah telah mengambil orang berharga dalam hidup Mas Abbas yaitu abi. Semua keluarga dan kerabat sudah ikhlas menerima, namun hanya Mas Abbas yang belum bisa menerima sepenuh atas kematian abinya.

Masih teringat rasanya dibenakku, atas ucapanmu waktu dirumah sakit itu.

"Stop! Penyebab kematian abi saya adalah kamu," tunjuk Mas Abbas marah dan geram kepadaku lantas berlalu pergi

Sebenci itukah kamu kepadaku, sampai-sampai kamu meuduhku bahwa aku penyebab kematian abimu.

"Naya ternyata kamu ada di sini" ucap Najwa lantas duduk menemaniku disebuah halaman belakang dekat kolam renang

Najwa datang kerumah orangtua Mas Abbas, sebelum jenazah abi Zaenal dibawa pulang kerumah dan sampai saat ini ia menemaniku, hingga pengajian malam ini selesai.

"Ada apa wa" tanyaku

Najwa melihat kearah wajahku, hingga kepalanya mingling, "Kamu belum ikhlas ya Nay atas kepergian mertua kamu?" tanya Najwa tiba-tiba

Aku menghela napas sejenak lalu berkata," ada hal yang perlu kita terima yaitu kematian, kita harus ikhlas menerima kepergian orang kita sayang"

Anggukan pelan dari Najwa. "Tapi kenapa ko kamu nangis, terus juga di halaman belakang sendirian lagi?"

"Lagi pingin sendirian aja" ujarku

Najwa menyentuh tanganku, mengenggamnya erat.

"Kedalam yuk, dari setadi mbak Farah nyariin kamu Nay" kata Najwa mengajakku masuk kedalam rumah

Dari setadi memang sibuk dengan diri masing-masing karena masih terasa menyelimuti duka, sampai mbak Farah pun nggak sempat menyapaku.

Aku lantas meranjak dari duduk, tanpa bertanya lagi dengan Najwa. Kami berdua pun masuk kedalam rumah, suasana dalam rumah masih ramai dengan kerabat orangtua Mas Abbas. Aku tidak tahu sekarang keberadaan Almeera di mana, dari setadi aku tidak melihat dia. Hanya melihat Mas Abbas sedang bersama kawannya yaitu Kak Alfath dan Kak Fadli.

"Dimana mbak Farah?" tanya kepada Najwa

Najwa enggan menjawab, hanya saja ia membawaku menuju kamar tidur tamu. Sampainya Najwa membuka pintu, hingga berdenjit terbuka. Ternyata sudah ada mbak Farah yang sedang duduk dengan tatapan kearahku.

"Mbak Farah nyariin Nay?" tanyaku kepada mbak Farah

Mbak Farah mengangguk lemah. "Sini kamu duduk disamping mbak" titah mbak Farah aku lantas mengangguk menuruti permintaannya.

Mbak Farah menarik napas sejenak, sampai akhirnya tiba-tiba air mata mbak Farah lolos gitu aja.

"Apa yang telah terjadi sama semua ini Naya?" tanya mbak Farah dengan nada bergetar ia hanya ingin sebuah penjelasan dari dalam diri adik iparnya.

Aku makin menunduk dan masih enggan menjawab pertanyaan dari mbak Farah.

"Naya tolong jelasin sama mbak" mbak Farah angkat bicara

Tanpa sadar buliran air mata pun jatuh tanpa permisi lagi, aku sebenarnya tidak ingin memicarakan kejadian memilukan ini. Namun mbak Farah mencecarku untuk membicarakan atas kejadian saat ini.

"Waktu awal aku menikah dengan Mas Abbas sikap dia cuek, dingin, denganku. Tidurpun meskipun satu kamar dibatasi oleh guling, disetiap aku masak makanan tidak pernah dimakan olehnya. Jangankan masakanku dimakan, menyentuhku aja sebagai istri tidak pernah malah ia bermain fisik denganku mbak hiks,hiks." jujurku meskipun rasanya tidak kuat untuk diceritakan kepada mbak Farah dan juga di dengar oleh Najwa

"Astagfirullah_" ucap mbak Farah dan Najwa mendegarnya kaget

Isakan tangisku tanpa suara, Najwa mencoba menengangkanku dengan mengusap lembut bahuku.

"Abbas melukai fisikmu gara-gara apa Nay?" tanya mbak Farah

"Gara-gara Nay mencoba untuk membuka ponsel Mas Abbas, emang ini salah Nay mbak. Kalau bukan Nay penasaran dengan Mas Abbas mempunyai simpanan atau tidak mungkin Mas Abbas tidak akan melukai fisik Nay."

Sebenarnya Farah sebagai kakak perempuan Abbas, ia benar-benar tidak percaya kalau adiknya bermain fisik dengan perempuan. Tapi di sisi lain, perkataan Naya tidak mungkin bohong, ia gadis yang polos tidak pernah mengarang cerita setau Farah sendiri.

Alangkah baiknya Farah mendengar penjelasan Naya terlebih dahulu sampai selesai. "Setelah itu?"

"Mas Abbas pergi dari rumah semalaman sampai ia tidak pulang, aku sudah menghubungi sekretarisnya yaitu Nana, ternyata Mas Abbas tidak ada di kantor. Setelah seharian Mas Abbas pergi entah kemana, dia pulang dengan luka lembab karena berantam. Aku jelas khawatir, Mas Abbas lantas aku bawa kekamar untuk aku obati lukanya, tapi tetep aja dia kekeh menolak karena tidak ingin dirinya bersentuhan denganku. Hingga akhirnya karena bujukanku Mas Abbas mau juga untuk aku obati, aku mengurus dia satu minggu dan aku akhirnya mendapatkan perlakuan hangat dari dirinya sungguh benar-benar tidak menyangkan. Setelah Mas Abbas sembuh, ia dikabarkan untuk kembali tugas ke Palestina, sekian  lamanya satu bulan pergi akhirnya Mas Abbas kembali ke Indonesia. Namun, ternyata sikap Mas Abbas kembali berubah setelah ia pulang dari Palestina dan membawa Almeera gadis Gaza yang sudah dinikahi secara sah." jelasku lebih detail

Jika kalian lihat saat ini ekspresi mbak Farah dan Najwa sangatlah bingung,"terus kenapa baru sekarang terbongkar Nay, mbak benar-benar bingung"

Aku menghela napas mencoba untuk melanjutkan bercerita."Karena semenjak itu Mas Abbas mengancam aku jangan bilang kesiapa-pun terutama abi dan umi. Gimana rasanya hati aku hancur dua bulan sudah aku menjaga privasi mereka berdua, melihat keromantisan mereka berdua dirumah sampai aku dilarang keluar rumah untuk menegok abi dan umi, sampai kamu Najwa yang ingin bermain kerumah Mas Abbas, aku larang karena menjaga privasi Almeera yang berada dirumah."

"Sebenarnya aku sudah tidak tahan sama semua ini ingin rasanya pergi, tapi aku tidak ingin menyakiti keluarga Mas Abbas terutama aku takut kalau penyakit abi Zaenal kumat dan nyatanya apa yang aku takuti terjadi juga pada saat ini hiks, hiks, kalau bukan karena kecerbohanku tidak menutup pintu membuat abi dan umi masuk kedalam rumah melihat keromantisan Mas Abbas dan Almeera mungkin ini tidak akan terjadi mbak"

"Maafkan Nay mbak, maafkan Nay" lirih aku menyesal tersegu-segu

Farah tidak sama sekali menyalahkan Naya, namun dia sangat benci saat ini juga sama adiknya sudah menzolimi Naya sebagai istri sah nya. Farah benar-benar gagal menjadi kakak, gagal karena tidak berhasil mendidik adiknya sebagai laki-laki yang bisa menghargai wanita.

Awalnya Farah yakin sama Abbas, kalau Abbas bisa menjadi laki-laki bertanggung jawab dan bisa menghargai perempuan. Nayatanya___itu tidak!!

Update... Maaf kalau banyak kata TYPO yang berhamburan dan maaf juga kalau ceritanya GAJE banget:(

Hbd. Buat aku sendiri wkwk
Di bulan maret ini tgl 8 heheh
Kalian gak ada niat untuk ucapin aku gitu wkwk😜

Berharap bangett...... Hahahah

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang