Bab 38 - Sia-sia

238 12 7
                                    

Saat ini aku sudah berada didepan kantor Mas Abbas. Kira-kira aku masuk dibolehin atau dilarang ya? oleh satpam itu! yang dulu sempat melarang aku masuk ke dalam.

Tapi aku coba dulu aja deh___

Kakiku pun bergerak cepat menghampiri pak satpam itu.

“Assalammualikum, permisi pak” ucap salamku dengan sopan.

“Waalaikumsalam, cari siapa bu?” jawab salam pak satpam diakhiri pertanyaan.

Memang sepertinya pak satpam itu tidak mengenaliku sebagai istri Mas Abbas.

“Cari pak Abbas apa ada di kantor?” jawabku langsung tidak pakai lama

Sejenak satpam itu belum enggan menjawab, malah ia memperhatikan aku dengan tatapan kaga jelas.

“Ibu bulan lalu pernah kesini kan ya?” tanya pak satpam

Ternyata dia ingat__ aku pun mengangguk sebagai respons.

“Apa ibu sudah ada janji dengan pak Abbas”

“Belum”

“Duh, maaf ya bu pak Abbas nya sedang sibuk menemui kelien tidak bisa di ganggu.”

“Jadi saya nggak bisa masuk ya pak”

“Nggak bisa bu, lain kali kalau ibu mau bertemu dengan pak Abbas harus membuat janji terlebih dahulu, karena pak Abbas orangnya sangat sibuk”

“Oh gitu ya,” mendegar perkataan pak satpam membuat diriku ingin berkata jujur yang sebenarnya.

“Mohon maaf, ibu bisa silakan tinggalkan kantor ini, kalau ibu tidak membuat janji dengan pak Abbas” permintaan pak satpam

Duh, ko jadi begini ribetnya ya mau menemui suami sendiri. Masa sih satpam ini tidak mengenaliku sebagai istrinya Mas Abbas.

“Hai, bu Naya. ” sapa seorang wanita, melambaikan tangan dari dalam kantor yaitu Nana, membuat aku dan satpam bertuju kearahnya.

Nana mengampiriku sedang berdiri dengan pak satpam.

“Cari pak Abbas ya bu” tanya Nana

Aku mengangguk dan tersenyum sebagai resepons. “Iya” dan Nana pun begitu semeringah senyum kepadaku.

“Mari masuk bu” seru Nana

“Loh bu Nana, ibu inikan belum ada janji dengan pak Abbas, masa di suru masuk gitu aja. ” protes satpam, menghalangkan langkah kami berdua

Kekeh Nana. “Ini istrinya pak Abbas, mau ada janji atau tidak! istrinya ada hak untuk menemui suaminya. ”

Sungguh sangat kaget satpam mendegarnya. Hingga ia menderetkan gigi cengegesan dan wajah malu.

“Walah maaf ya bu, saya tidak tau kalau ibu istrinya pak Abbas” ucapnya sebagai permintaan maaf diringin dengan garukan kepala

“Iya nggak papa” jawabku

Tidak banyak orang tau, kini aku sudah menjadi istrinya Mas Abbas.

Nana mendengus. “Mangkanya lain kali tuh, tanya dulu kesaya.” bisik Nana kepada satpam

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang