Bab 44 - Balasan Kejam

441 16 9
                                    

Sampailah disebuah rumah mewah megah nan klasik. Tapi sayangnya rumah ini bagiku penuh luka yang amat kejam. Apa lagi pria yang duduk di bangku kemudi, di sebelahku yang tidak pernah ada habisnya menggoreskan luka di hatiku.

Aku ingin beranjak keluar mobil, membuka pintu. Namun Mas Abbas mencegahku.

"Biar saya yang buka pintu mobil nya"

"Hah?"

Mas Abbas menghela napas pelan. "Biar saya yang buka pintu mobilnya" mengulangi perkataannya.

Aku mengangguk, mengikuti apa katanya.

Mas Abbas pun beranjak keluar mobil, berjalan menuju kearah pintu mobil tempatku keluar. Setelah pintu mobil terbuka lebar, Mas Abbas menarik keras tanganku keluar.

"Apa-apaan sih, Mas" tukasku

Mata Mas Abbas membulat sempurna. "Kamu yang apa-apaan" hardiknya

Tak perlu waktu lama. Mas Abbas menarik paksa tanganku hingga keluar mobil.

Brak

Suara pintu mobil tertutup. Mas Abbas menarik tanganku paksa, membawaku masuk kedalam rumah.

"Mas sakit" lirihku

Mendengar rintihan dari bawah, membuat gadis Gaza keluar dari kamarnya dengan cepat menuruni anak tangga satu-persatu.

"Mas Abbas stop"

"Mas jangan kasari Naya"

Teriakan Almeera begitu di abaikan oleh Abbas. Almeera melangkah, menyusuli Abbas membawa Naya  dengan suara Naya merintih.

Almeera tau betul dengan sikap Abbas yang keras. Setau Almeera, Abbas selalu menyalahkan Naya karena soal perjodohan ini. Apa lagi atas kematian Abi nya.

Krek

Suara pintu kamar terbuka lebar Abbas membawa Naya masuk kekamar dan pintu kamar pun kembali Abbas tutup. Dengan hitungan detik Abbas langsung menghempaskan tubuh Naya sampai tersungkur kebawah.

"Aww!!" lirihku

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang sama aku Mas"

"Apa kamu mau menamparku, memukulku atau kamu sekalian mau membunuhku"

Suara aku yang bergetar membuktikan aku sudah tidak bisa menahan rasa takut sekarang, wajahku terlihat bertanya-tanya.

"Kalau saya akan melakukan itu semua mau apa?" jawab Abbas sedikit membentak

"Tega kamu, Mas" ratapku dengan air mata berderai

"Kamu yang tega Naya sudah menghancurkan keluarga saya. Saya akan melakukan, apa yang kamu lakukan kepada Abi saya." timpal Abbas

Dengan tangan bergetar, aku berusaha mengangkat tubuhku berdiri menghadap Mas Abbas.

"BUKAN AKU PENYEBAB KEMATIAN ABI KAMU MAS"

Plak

Sebuah tamparan kembali mendarat di pipi--ku.

"Masih mengelak kamu!" Nada bicara Mas Abbas tinggi sehingga ia mencengkram rahang aku

"Aww, sakit Mas" ringisku

Tokk..tok...tok

Ketukan pintu terus terdengar tiga kali dari luar bilik kamarku.

"Mas Abbas stop!! Jangan sakiti Naya" teriak Almeera

Mas Abbas tidak menghiraukan teriakan Almeera dari luar bilik kamar. Mas Abbas lebih mementingkan ku, tapi bukan mementingkan bahwa dia peduli denganku 'bukan' tapi mementingkan bahwa aku bagaikan musuhnya.

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang