Bab 47 - Terminal Bus

390 24 2
                                    

Naya melihat Najwa yang tertidur lelap di sebelahnya dari habis Isya, sedangkan Naya susah dirinya untuk di bawa tidur. Karena tubuh dan sekitar wajah masih terasa sangat amat nyeri membuat tidurnya terganggu, padahal luka lebam sudah di obati tadi sore yang di bantu Najwa.

Naya kembali merebahkan tubuh di atas kasur sambil menatap kosong langit-langit kamar. Naya pun kembali mengingat-ingat kejadian kemarin waktu Abbas memberikan kekerasan padanya membuat Naya kembali terisak dalam tangis di malam hari.

Hiks,hiks...

Sebuah suara yang mengusik keheningan malam, terdengar seperti tangisan memilukan menimbulkan gerakan tubuh Najwa yang mungkin saja terusik. Naya yang melihat langsung membelakangi tubuh Najwa menghentikan tangisan, untung saja Najwa tidak terbangun membuat Naya bernapas lega.

Gadis berbaju piyama mencoba untuk memejamkan mata untuk tidur. Tetapi tidak bisa, sudah belasan kali ia mencoba seperti itu dan hasil pun gagal.

Detak jarum jam dinding yang berbunyi menjadi perhatian Naya saat ini, jarum jam dinding sudah menunjukan pukul 23:40 sebentar lagi jam 00:00 waktu yang bagus untuk Naya melaksanakan shalat tahajjud meminta petunjuk kepada Allah agar kegelisahan hilang di dalam hati Naya.

Perlahan Naya beranjak dari atas kasur, menurunkan kedua kakinya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Basuhan pertama air di wajah terasa sangat dingin yang menerpa di kulit, luka di wajah Naya pun kembali terasa perih karena terkena air.

Usai mengambil air wudhu, Naya kembali ke kamar mengambil perlengkapan shalat yang berada di dalam kopernya. Mukena berwarna Wardah Ia aplikasikan di tubuhnya dan sajadah ia bentangkan kearah kiblat barulah memulai niat shalat  tahajjud.

Gadis itu shalat dengan begitu khusyuk. Dan sampailah Naya di rakaat terakhir. Membaca zikir dan berdoa kepada Allah.

"Alhamdulillahirabbil ‘alamin, Hamdan yuwafi ni’amahu wa  yukafi u mazidah ya rabbana lakal hamdu kama yanbaghi lijalali wajhikal karimi wa’adzimi sulthanik."

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada mu dengan ilmu Pengetahuanmu dan aku mohon Kekuasaanmu untuk mengatasi rumah tangga aku dengan kemahakuasaanmu. Aku mohon kepadamu sesuatu dari anugerahmu yang maha agung, sesungguhnya engkau mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan engkau adalah maha mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila engkau mengetahui bahwa Mas Abbas jodohku, tolong yakinkan hati ini untuk menerimanya dan jika dia hanya masa laluku aku mohon ikhlas kanlah hatiku, jauhkanlah dia dariku dan gantikan lah yang lebih baik darinya sesungguhnya hanya engkau yang maha pemilik hati. Aamiin,"

Usai melaksanakan shalat malam dan berdoa Naya segera membereskan alat sholat dan beranjak untuk kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Bismikallaahuma ahyaa wa bismika amuut.

Selain membaca doa tidur, Naya juga membaca ayat kursi, surat al-Ikhlas, surat al falaq dan surat an nas. Kemudian dengan dua tapak tangan mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan tiga kali, barulah Naya mulai mengejap kan matanya.

***

Dihari Minggu pagi yang cerah, bahkan lebih cerah dari yang kemarin. Namun sayangnya suasana hati ini tak secerah langit di luar sana.

"Nay ngapain sih kamu ke Cianjur?" tanya Najwa mencegah Naya untuk pergi, karena kemarin malem Naya sempat berbincang di hari Minggu ia akan pergi ke Cianjur

"Maaf Wa, aku akan pergi kerumah bude-ku di sana mungkin suasana nya lebih sejuk untuk aku menangkan diri." jawab Naya yang sudah selesai mengemas baju-baju di dalam koper

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang