Bab 42 - Kecewa 'Mba Farah'

397 11 0
                                    

Abbas ingin masuk kedalam kamar, tiba-tiba kaget lengan tangan di tarik oleh mbak Farah dan mendapatkan tamparan keras terdengar bergema, tengah malam yang sunyi, tidak ada siapa pun mendengar. Hanya saja Abbas yang merasakan tamparan keras ini dari kakaknya Farah.

"Mbak kecewa sama kamu Bas, kamu tega sudah melukai hati semua orang yang sayang sama kamu. Di mana letak hati nurani kamu Bas, sampai kamu juga tega bermain fisik dengan Naya. Mbak kira kamu benar-benar mencintai Naya nyatanya nggak"

Abbas mengalihkan tatapan kearah lain. Ia masih terdiam merasakan pipi yang panas.

Farah tidak bisa mengontrol emosi, rasanya emosi yang berada didalam diri Farah ingin ia keluarkan sepuas-puaskan kepada orang yang sudah membuatnya sangat kesal.

"Kenapa kamu tega melakukan semua ini" tanya Farah tegas

Tatapan mata Farah sangat tajam, tanpa waktu lama Farah menarik kerah baju Abbas membuat wajah Abbas menatap kakaknya.

Abbas masih bertahan di depan belum enggan menjawab pertanyaan mbak Farah.

"Jawab Abbas? Apa kamu sudah gila dengan wanita itu sampai tega melukai hati kami semua" tanya Farah benar-benar kesal kepada Abbas

Abbas menepis tangan mbak Farah yang terus-terusan mengepal kerah baju miliknya.

Abbas mendengus kesal. "Aku nggak akan melakukan semua ini, kalau mbak sendiri tidak menjodohkan aku dengan gadis itu" jawab Abbas dengan pembelaan

"Mbak sebagai kakak kamu, ingin yang terbaik untuk adiknya. Meskipun Naya gadis sederhana mbak tau latar belakang dia, dia itu gadis baik, saleh. Tidak seperti gadis pilihan kamu yang tidak tau asal-usul dari mana?" Celoteh Farah semakin kesal

Terlalu syok mendengar perkataan dari mulut Mbak Farah rasanya sakit. Mbak Farah tidak tau rasanya mencintai pada sosok gadis yang sulit di gapai, kalau bukan takdir mempertemukan Abbas kembali dengan Almeera. Mungkin dunia ini bagi Abbas sudah tidak berwarna lagi dengan arti sangat gelap.

"Mbak sangat salah menaruh harapan kepada adik yang mbak percayai tidak akan menyakiti perempuan nyatanya itu salah" Farah sudah muak berada dihadapan Abbas, Farah lebih baik mengakhiri pembicaraan ini di tengah malam, memilih untuk kembali ke kamar tidur besama anak dan suaminya.

***

Suasana sarapan saat ini sangat berbeda? Rasa kehilangan masih terasa di benak keluarga duka. Ingin makan pun tidak ada rasa selera, ya meskipun hidangan makanan terbilang sangat lezat.

"Umi mana sayang?" tanya Mas Faris kepada mbak Farah

Bukankah tadi mbak Farah ingin menjemput umi dikamar untuk sarapan pagi bersama. Kenapa? Mbak Farah kembali kemeja makan tidak bersama umi.

"Umi belum kepingin makan malah nyuruh kita makan duluan aja," kata mbak Farah lantas duduk disebelah Mas Faris

Saat ini mbak Farah, Mas Faris, Mas Abbas, Najwa, dan aku. Berada di meja makan bersiap untuk sarapan pagi sebelum memulai aktivitas baru.

Aku menatapi makanan didepan bukan karena lapar, tetapi rasa selera berkurang untuk menikmati.

"Naya" panggil mbak Farah

Aku terkesiap dari lamunanku. "Sarapannya di makan jangan ngelamun" tegur mbak Farah

"Iya atu Nay ih kamu bukan makan diliatin aja, sayang tau kalau nggak di makan mubazir" sahut Najwa sambil menguyah makanan

"Iya mbak Farah, Najwa ini mau aku makan ko" ujarku tersenyum tipis

Aku pun menikmati sarapan dengan terpaksa karena tidak ada nafsu sama sekali. Menyantap makan pun sangat cimil, tidak seperti Mas Abbas terlihat begitu santai dan lahap.

"Ekhem, Najwa gimana tugas ngajar kamu di sini" basa-basi mbak Farah memecahkan keheningan

"Alhamdulillah mbak lancar"

"Syukurlah" mbak Farah mendengar sedikit tenang, "terus kapan ada rencana untuk nikah?"lanjut mbak Farah dengan pertanyaan tiba-tiba membuat hati Najwa tersentak kaget

"Nikah?" jujur saja Najwa sangat geram mendengar kata 'Nikah' apa lagi banyak orang bahkan kedua orangtuanya menyuruh untuk segera cepat menikah, padahal baru dua tahun Najwa menjelma jadi guru itu pun baru tahap awalan saja masih belum netap.

"Nikah, nanti aja deh mbak kalau sudah ada jodohnya. Heheh" jawab Najwa di akhiri tawa

"Mbak doa'kan semoga kamu cepat segera menikah dan mendapatkan pria saleh, paham agama dan satu lagi bertanggung jawab. Karena pentingnya menghargai wanita dan tidak berani bermain fisik!" Mbak Farah menekan akhir kata ucapannya sambil melirik mata sinis kepada Abbas, membuat Abbas mendongak wajah kedepan, Abbas sedikit merasa perkataan kakaknya itu sebagian menyindir dirinya.

"Iya siap mbak. Semoga aku di jauhi dari pria seperti itu"

"Yups, karena pria seperti itu punya hati sih, tapi hatinya tidak berfungsi"

Mulailah mereka menyindir-nyindir hal konyol. Karena mereka sudah tidak bisa menahan emosi kepada mangsanya.

Bersambung...
Bagian ini terlalu pendek banget ya, hanya 725kata.
Ya, karena sengaja biar kalian gak lama nunggu aku up..

Kemungkinan up, insya Allah secepatnya aku akan up terus tergantung mood nya sih heheh...

Maaf kalau masih ada kata typo berhamburan..

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang