Bab 19- Gengsi

192 11 0
                                    

MELIHAT makanan di meja makan sudah terkuras habis aku pun merasa senang karena Pak Satpam sudah menghabiskan makanan yang aku masak. Ya, walaupun bukan Mas Abbas yang ngemakan nya sih, tapi aku tetap aja senang karena orang lain menghargai masakan aku.

Sebagai hadiahnya aku akan membawakan sepiring nasi goreng spesial untuk Pak Satpam karena ia sudah menghabiskan makanan aku semalam.

“Pak sudah sarapan belum” tanyaku sopan

“Belum Neng” jawab Pak Satpam jujur

Aku tersenyum lebar. “Kebetulan nih Pak nasi goreng spesial untuk bapak sebagai hadiah karena bapak sudah menghabiskan makanan yang saya masak semalam”

“Makanan semalam” Pak Satpam berpikir sejenak. “Oh, makanan yang Neng bilang itu saya nggak makan, karena semalam istri saya nganterin makanan jadi maaf Neng bapak nggak makan masakan Neng”

“Jadi bapak nggak sama sekali makan?” tanyaku meyakini

“Nggak Neng” Pak Satpam menggeleng

“Terus kenapa makanan yang saya masak terkuras habis ya Pak” dahiku mengkerut bingung

“Wah, kalau itu saya kurang tau Neng” jawabnya

“Apa di rumah ini ada tikus ya Pak? Tapi masa sih kalau ada tikus semua makanan terkuas habis” tanyaku heran

“Nggak mungkin Neng rumah sebersih ini ada tikus, mungkin Pak Abbas Neng tengah malam bangun terus lapar” ujar Pak Satpam

“Biasa jadi Pak” aku mengamati. “Iya sudah ini nasi goreng nya makan sama bapak, saya mau masuk ke dalam ya Pak” aku pun memberikan nasi goreng kepada Pak Satpam, lalu aku membalikkan badan dan melangkah masuk ke dalam

“Terima kasih, Neng”

Kaki aku melangkah buru-buru masuk ke dalam ingin meyakini Mas Abbas kalau ia benar atau nggak makan masakanku semalam, kalau benar sih aku senang banget dengarnya.

“Mas Abbas” panggilku

Namun pria itu berhenti melangkah tepat di akhir anak tangga. “Apa?”  tanyanya datar

Aku menghela napas. “Mas Abbas makan masakan aku ya semalam” aku menginterogasikan

“Ng-gak siapa ya makan” gugupnya

“Terus kalau bukan Mas Abbas siapa dong” tanyaku heran

“Mana saya tau, bukannya kamu berikan makanannya ke Pak Satpam” ujarnya

“Pak Satpam nggak jadi makan Mas karena istrinya semalam bawakan makanan, mangkanya aku nanya ke kamu kali aja kamu yang makan” jelasku

“Terus kamu tuduh saya gitu yang makan” timpalnya

“Ya bukan gitu Mas aku kan hanya nanya, kalau makanan itu benar di makan sama kamu, aku senang dong.” ucapku terbata-bata

Mas Abbas menghela napas, ia berhentikan obrolan. “Kamu minggir saya mau pergi kerja, masalah makanan aja ko di ribet in, bisa-bisa saya stres ladeni kamu” sergahnya tersulut emosi dan kaki pria itu melangkahkan mengadukan bahuku dengan bahunya membuat aku terkejut karena badan aku sedikit tersungkur

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang