Bab 16 - Drama Belakang

160 12 0
                                    

Drettt..

Suara ponsel milikku berdering keras di atas nakas samping ranjang,  membuat aku menyudahi dari aktivitas-Ku membaca buku, kemudian aku mengambil ponsel tersebut. Pas aku lihat ternyata panggilan video call dari umi Fatimah.

“Mas, umi Fatimah video call” ucap aku memberitahu kepada Mas Abbas yang sedang duduk di kursi meja kerjanya.

“Ya, angkat lah ngapain nanya ke saya” balas Mas Abbas ketus

Aku langsung menerima panggilan dari umi Fatimah, menyambutnya dengan senyuman, ternyata di dalam video call bukan hanya umi Fatimah aja ada si gadis kecil Zahra juga.

Assalammualikum.”

“Waalaikumsalam,”

“lagi ngapain aja nak

“Duduk aja mi di kamar”

Oh Abbas nya ke mana?”

“Ada ko, bentar ya umi”

Iya nak”

Aku membisukan suara, menjeda video call sebentar.

“Mas, umi nyari kamu” ujarku

Laki-laki itu terlihat menghembuskan napas secara perlahan, berjalan menghampiriku.

Aku kembali aktifkan suara dan video call nya. Sudah terlihat wajah umi Fatimah dan Zahra di kamera.

Bas habis dari mana aja”

“Siapin pekerjaan mi”

Oh ya sudah. Kalian berdua abis pulang dari liburan kan? terus gimana liburan kalian bahagia tidak?”

Aku terdiam, sedikit mendongak ke Mas Abbas yang sedang berdiri di belakangku.

“Bahagia dong umi, iya kan sayang.”

Mas Abbas memberi kode sebuah tatapan tajam kepadaku membuat dahiku sedikit mengkerut dan langsung aku menjawabnya.

“Iya mi, bahagia banget”

Alhamdulillah umi senang loh dengarnya”

“Iya mi”

Mas Abbas yang tadi berdiri kini duduk mendekatiku, melingkarkan tangannya di pinggangku dan menaruh dagunya di atas bahuku. Membuat aku geli dan terkejut.

Kak Abbas romantis banget sih” goda Zahra senyum-senyum

Iya benar kalian romantis banget, nggak sabar deh umi nunggu cucu dari kalian berdua.”

“Umi sama Zahra bisa aja bilang kami berdua romantis” balas Mas Abbas membelai pucuk kepalaku dengan lembut

Aku merasa aneh dengan sikapnya yang tiba-tiba memperlakukan aku dengan lembut?

Jadi kapan kalian berdua memberikan umi sama abi cucu” tanya umi Fatimah

Pertanyaan umi Fatimah di luar dugaan ku, entah aku bingung juga harus jawab apa? hanya cukup diam sambil menelan salivaku. Semuanya aku serahkan sama Mas Abbas biar ia yang menjawab.

Marry A MujahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang