enam belass

429 38 1
                                    

Setelah menyelsaikan Kuliahnya, tiba tiba Karina diberi coklat oleh seorang laki laki yang Karina tidak kenal.

"Kak diterima ya sama baca suratnya, semoga Kakak suka permisi." Ucap adik tingkat terseyum tersipuh malu.

"Cie cie dideketin brondong nihc." Goda Lia.

"Ga dulu ah makasih." Jawab Karina lalu memasukan Coklat dan suratnya ke dalam tas.

"Pulang sama siapa Rin?" Tanya Minju.

"Sama Winan lah." Jawab Giselle.

"Udah dekat nih ceritanya?" Ucap Lia lalu menyeggol lengan Karina.

"Dih, Wajar ga sih deket? Kita kan ada bisnis, masa iya gue harus kaya orang musuhan? Aneh lo." Balas Karina.

"Ahh yang benerrr?" Goda Minju.

"Berhenti bercandanya, udah ada yang nungguin Karina tuh." Ujar Giselle yang membuat pandangan Karina, Lia dan Minju beralih ke Winan.

"Samperin gih." Perintah Minju.

"Yaudah gue duluan ya, kalian hati hati." Kata Karina kepada sahabatnya.

"Okey Karin."

Karina pun berjalan dan memasuki mobilnya.

"Win udah nunggu lama ya?" Tanya Karina sambil memasang seatbelt nya.

"Iya tapi gapapa kok, coklatnya buka dong gue mau." Ucap Winan.

"Coklat apaan?" Tanya Karina bingung.

"Yang di kasih adik tingkat itu loh." Goda Winan.

"Lo liat? Maaf ya bukannya gue pelit tapi ini spesial." Jawab Karina sambil memperhatikan wajah Winan.

"Seneng ya banyak yang deketin?" Tanya Winan.

"Seneng lah." Jawab Karina masih menunggu ekspresi Winan berubah.

"Sukur lah kalau gitu." Winan pun tersenyum lalu menyalakan mobilnya.

"Berharap apa sih Rin lo ke Winan? Sumpah ini gue kenapa? Kok gue aneh banget sih kalau ada dia?"  Batin Karina yang menatap Winan lalu mendelik.

Keesokan harinya Doyeon datang ke rumah Karina tanpa Karina tau.

"Permisi Bi, Karinanya ada?" Tanya Doyeon ke Art Karina.

"Kayanya masih tidur, mau saya bangunin?"

"Boleh Bi boleh." Jawab Doyeon tersenyum.

"Tunggu sebentar ya ini di minum dulu." Ujar Art Karina, lalu pergi ke kamar Karina.

Tok tok tok

"Non Karina, ada temen kamu Doyeon tuh dibawah." Kata Bibi sambil mengetuk pintu kamar Karina.

"Iya Bi." Jawab Karina yang masih setengah sadar.

"Doyeon ya tadi kata Bibi? Gue marahin si Doyeon liat aja, berani beraninya dia cium gue waktu itu." Batin Karina yang masih mengingat kejadian saat di Club.

"Di tunggu di bawah." Teriak Bibi.

"Iya..." Sambil menjawab perintah Bibi, Karina pun turun ke bawah dan melihat Doyeon tersenyum padanya.

Karina yang melihat senyum Doyeon langsung mendelik dan duduk di hadapan Doyeon.

"Ngapain lo  ke rumah gue?" Tanya Karina yang sedang mengikat rambut.

"Kok galak sih? Kan mau nonton Karin, lo lupa ya?" Ucap Doyeon mengingatkan.

"Ga jadi, males." Jawab Karina jutek.

Business FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang