tiga tuju

427 31 0
                                    

Keesokan harinya Winter mengantarkan Karina ke rumahnya sembari bertemu dengan Bunda Karina.

"Bunda..." Panggil Karina dengan suara seperti anak kecil.

"Udah pulang? Winannya diajak kesini?" Tanya Bunda.

"Tuh." Tunjuk Karina ke arah Winter.

"Hallo Bunda." Sapa Winter dengan ramah lalu tersenyum.

Bundapun berjalan ke arah Winter dan langsung memeluk Winter.

"Maafin anak Bunda ya Winter, maaf bikin kamu kecewa, tolong jangan pernah cape buat ngadepin sifat Karina yang kadang masih suka main main, maafin ya Winter." Ujar Bunda.

"Bunda gausah minta maaf Bunda ga salah, tenang aja kok Bunda aku gaakan pernah cape buat ngadepin Karina, Bunda jangan sedih ya." Jawab Winter sambil membalas pelukan Bundanya Karina.

"Sukur kalau gitu, Bunda pamit kerja dulu ya, kamu hari ini gausah kerja dulu temenin Karina dirumah biar ga macem macem." Ucap sang Bunda.

"Siap Bos." Jawab Winter dengan semangat.

"Karina, Bunda kerja dulu ya."

"Oke Bunda." Jawab Karina.

"Masih kerja di tempat Bunda?" Tanya Karina penasaran.

"Masih, selama gue masih kuliah, gue bakalan terus kerja di Cafe Bunda lo." Jawab Winter.

"Bagus deh kalau gitu, sekarang kamu ikut aku ke kamar ya." Perintah Karina.

"Ngapain?" Tanya Winter.

"Udah ikut aja." Karina pun menarik lengan Winter.

"Udah di kamar nih, terus mau ngapain?" Tanya Winter dengan ekspresi bingungnya.

"Ajak aku tunangan lagi, pasti aku terima." Ucap Karina sambil tersenyum.

"Hah?" Jawab Winter kebingungan.

"Ayo sekarang kita tunangan lagi berdua dikamar ini." Ucap Karina tanpa beban.

"Karina, engga segampang itu, udah nanti aja tunangannya." Winterpun langsung memasukan cincinnya ke kotak cincin.

"Kamu udah gamau tunangan sama aku?" Tanya Karina sedih.

"Iya udah gamau." Jawab Winter tanpa ekspresi.

"Kenapa? Udah ga sayang sama aku? Karna akunya jahat? Atau kamu udah nemuin cewe di -" Perkataan Karina dipotong oleh Winter, karna Winter mencium bibir Karina dengan sekilas.

"Maaf lancang habisnya kamu nyerocos terus berisik hehe." Ucap Winter malu malu sambil menggaruk pundaknya yang tak gatal.

"Winter." Panggil Karina dengan raut wajah yang sedih.

"Ihh kenapa jadi sedih gitu? Maafin Karina ga sengaja." Winterpun langsung membersihkan mulut Karina yang habis Winter cium.

"Mana ada aku sedih dicium kamu, yang ada aku mau lagi." Ucap Karina manja.

"Gaada gaada mau kamu itu mah."

"Aaa~ sekali lagi." Rengek Karina.

"Sini." Winterpun menarik kepala Karina dan langsung mencium kedua pipi karina, matanya, alisnya, dagunya dan jidatnya.

Karinapun senang hingga menciptakan senyuman indahnya dari bibirnya.

"Yang ini gaakan?" Tunjuk Karina ke bibirnya.

"Itu nanti setelah kita beres bacain janji." Ucap Winter sambil mengelus pipi Karina.

"Aku tunggu." Jawab Karina lalu sekilas mencium pipi Winter.

Business FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang