Winter yang mendapat dukungan dari sahabatnya langsung berlari dan berpapasan dengan Giselle di depan parkiran.
"Sel, Karina mana?" Tanya Winter ngosngosan.
"Dia pulang Win, tadi di jemput sama supirnya, tadi lo kemana aja? Kenapa biarin Karina pergi sendiri?" Tanya Giselle.
"Nanti gue jelasin, gue buru buru." Winter pun langsung menaiki mobilnya dan pergi menuju rumah Karina.
Sesampai Winter di rumah Karina, Winter di tahan oleh penjaga rumah Karina hampir satu jam lebih, Karna Karina merasa kasihan, tak lama dari itu Karina langsung mengizinkan Winter masuk.
Suana canggung di ruangan begitu terasa, hingga Winter takut dan tak bisa mengucapkan apapun.
"Mau apa lo kesini?" Tanya Karina.
"Maafin gue Rin." Jawab Winter menunduk mencekram kedua lututnya.
"Gausah minta maaf, gue yang salah, seharusnya gue anggap lo Temen Bisnis juga, gausah pake bawa bawa perasaan."
"Betul Rin, tapi sekarang kita udah selesai dengan itu semua." Ucap Winter membuat Karina bingung.
"Ya terus kalau udah selesai ngapain kesini? Apa lagi yang harus di obrolin?"
"Justru itu Karina gue dateng kesini mau nyelesain sesuatu."
"Urusan kita semua udah selesai Win, yang mana lagi yang harus di selesain?"
"Yang di kantin tadi."
"Oh itu." Ucap Karina lalu membuang wajahnya dari Winter.
"Iya itu Rin, gue mau selesain."
"Udah selesai Winter." Tekannya.
"Belum Rin, lo belum tau perasaan gue yang sebenernya."
"Gausah aneh aneh deh Win! Mending lo langsung aja ke point nya, maksud dan tujuan lo datang kesini tuh apa? Gue gasuka basa basi, gue-" Perkataan Karina di potong Winter.
"Gue beneran suka sama lo Karina." Jawabnya menatap dalam Karina.
Karina yang mendengarnya cukup kaget, namun tak percaya.
"Lo bohong Win! Kalau lo suka sama gue, kenapa ga bilang dari tadi aja waktu di kantin? Lo tau ga sih, lo kaya gini tuh, kek lagi mainin perasaan gue!"
"Engga Rin gue engga gitu, gue emang beneran suka sama lo Rin, tapi gue takut."
"Takut? Takut apaan? Lo alesan aja terus, kalau lo ga suka sama gue yaudah selesai, gaperlu kesini! Bikin suana tambah buruk aja lo!"
"Astaga Rin dengerin dulu, jangan marah marah aja bisa? Santai gausah marah marah."
"Yaudah cepet jelasin kenapa lo bisa takut? Jangan buang buang waktu."
"Dengerin ya, yang gue takutin tuh takut gue ga bisa bahagian lo, gue juga kasian sama lo nanti pandangan temen temen lo di Kampus gimana? Gue kan bukan anak orang kaya, bukan juga anak yang berprestasi, Gue di Kampus cuman di kenal yang jeleknya aja Rin, gue gamau lo kebawa jelek juga nantinya." Ucap Winter lembut.
"Pikiran lo terlalu jauh Win! Padahal kalau lo suka sama gue, tinggal bilang aja suka habis itu kita jalanin, gausah jauh mikir sampe sana, gue aja sama sekali ga kepikiran itu, lo emang pada dasarnya gasuka sama gue Win, makannya lo kaya gini. Kalau lo emang beneran suka, apapun juga bakalan lo lakuin biar bisa dapetin orang yang lo suka! Dan gaakan bikin banyak drama kaya gini." Ujar Karina.
"Astaga Karina, gue kaya gini juga, karna gue mikirin citra lo di Kampus, lo paham ga sih?" Kata Winter dengan nada bicaranya agak tinggi.
"Paham Win." Jawabnya lalu terdiam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Business Friend
Teen FictionPertemuan yang kurang mengenakan bagi Winter membuat dirinya membenci Karina, namun meskipun Karina tau kalau dirinya di benci Winter, Karina terpaksa memaksa untuk meminjam jasa nya dan membayar Winter untuk menjadi rekan bisnisnya. Gxg Bahasa Non...