Jingga menduduki tepi ranjang di kediaman van der Berg. Kamar Kalani ini tidak jauh berbeda dengan ruang tidur di apartemen mereka. Bergaya industrial dan didominasi warna hitam dengan aksen kayu pinus.
Ponsel Jingga berdering. Nama Kalani muncul di layar. "Assalaamualaikum."
"Belum tidur?"
"Belum."
"Bisa tidur?"
"Sepertinya."
"Perlu aku ke sana?"
Jingga terkekeh. "Untuk apa? Aku merasa cukup nyaman di sini."
"Siapa tahu kamu seperti kemarin."
Jingga mengigit bibir bawahnya. Ia menjadi gugup setelah mendengar pernyataan Kalani. "Gimana operasinya?"
"Lancar."
"Ngantuk?"
"Tidak. Terima kasih."
"Mau nanya boleh? Apa semua foto di ruangan ini dirimu?"
"Foto?"
"Iya. Ada anak kecil hanya mengenakan celana pendek di sini. Lalu, bayi mengenakan penutup telinga berbulu dan ... seragam sekolah mana ini?"
"Kamu di kamarku rupanya. Sepertinya itu foto masa kecilku."
"Lagi dimana saja ini?"
"Yang bercelana pendek sepertinya di salah satu pantai di Indonesia. Seingatku ... Ora. Pantai Ora di daerah Maluku. Byan sangat suka pantai itu. Dia bulan madu ke sana. Bahkan mungkin nama anak mereka Ora."
Jingga terkekeh. "Umur berapa ke sana?"
"Aku lupa. Mungkin delapan. Atau sembilan. Dan hanya kenangan itu yang bisa kuingat dari masa kecilku."
"Yang mengenakan penutup telinga?"
"Mungkin waktu aku di Amsterdam. Aku lahir di sana."
"Pernah ke sana lagi setelah dewasa?"
"Waktu kuliah. Mengunjungi adik dad. Tante Cornelia."
"Lalu, seragam sekolah mana ini?"
Kalani terdiam cukup lama. "Aku tidak ingat ada fotoku mengenakan seragam."
"Apa aku harus tanya mom?"
"Tanyakan saja. Besok."
Jingga tertawa. "Tentu saja. Masa aku tanya beliau sekarang?"
"Bagaimana kondisi mom?"
"Bagus. Tampak lebih sehat."
"Kulihat jadwalmu padat besok."
"Tidak. Beberapa jadwal konsul sudah ada yang kumajukan di hari ini."
"Kenapa jadwalnya belum berubah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Displacement [END]
Romansa(SPIN OFF HIJRAHCCHIATO) Kembali ke negara asalnya tidak pernah ada dalam rencana Jingga. Setidaknya, sebelum ia bisa berdamai dengan keluarga besar sang ayah. Namun, permintaan seorang sahabat kala kuliah sulit untuk ditolak. Akan tetapi, keputusan...