~~ All About Andin ~~
Keesokan harinya Aldebaran bersiap ke kantor. Ia melewatkan sarapan karena bangun kesiangan. Semalaman ia mencari seluruh akun media sosial Andin yang ternyata sangat sulit ditemukan.
"Sarapan dulu Al" ketika melewati ruang keluarga,dari arah meja makan Mama Nuri, Mamanya Aldebaran memanggil dengan sedikit lantang.
"Al takut telat Ma"
"Sarapan dulu lah bentar Al,biar Rendy yang menghandle urusan kantor" kali ini Papa Hatta Jarvis, papa nya juga berucap pada Al.
"Nanti aja kapan-kapan ya Ma,Pa. Assalamualaikum. Al pamit kerja dulu" Aldebaran langsung berlalu keluar tanpa menoleh dan mendengarkan ocehan dari Mama Nuri.
Di meja makan sudah ada Mama Nuri,Papa Hatta, Yasmin dan cucu pertama mereka,Reyna Harsyi Jarvis.
Suasana meja makan cukup ramai karena reyna yang sedang mengobrol perihal hari pertama sekolah kepada nenek dan kakek nya.
"Kakey,aku kemarin kenalan deh sama temen yang namanya Syifa. Dia baik banget Kakey,ajakin aku buat main ke rumahnya" ujar Reyna dengan nada yang lucu
"Wahh hebat ya cucu Kakey sudah punya teman."
"Iya,Kemarin Neney juga diajak main sama Omanya Syifa lho" ucap Reyna lagi menatap Mama Nuri yang ia sebut sebagai Neney
Kala itu ketika belajar bicara, Reyna yang masih belum bisa menyebut huruf K di akhir kata,malah menyebut mereka sebagai Neney dan Kakey, alhasil hingga sekarang bocah kecil itu memiliki panggilan unik untuk nenek kakeknya.
"Lho? Neney juga diajak main?"
"Iya Pa,kemarin Omanya Syifa ajakin aku sama reyna buat mampir ke rumahnya. Tapi aku tolak karena mau antar Yasmin ke rumah sakit. Eh ternyata Yasmin diantar sama Aldebaran" jelas Mama Nuri.
"Tapi kandungan kamu baik-baik aja kan Yas? Kini Papa Hatta bertanya pada Yasmin.
"Alhamdulillah baik-baik aja Pa, Ma. Kini aku didampingi seorang doula bernama Andin"
"Syukurlahh kalau begitu. Kamu sama cucu Papa harus tetep sehat ya" Papa Hatta mengelus pelan rambut panjang Yasmin.
××××××××××
"Ren,kamu bisa ke ruangan saya?" Siang itu Aldebaran yang baru saja selesai makan siang menelepon Rendy, asisten pribadinya.
"Baik Pak"
Tak lama,derap langkah terdengar semakin mendekat ke arah ruangan kerja Aldebaran.
"Siang Pak" sapa Rendy duluan
"Siang Rendy, silahkan duduk"
Aldebaran kini duduk di sofa dan Rendy di seberang nya
"Saya minta,kamu cari informasi apapun,cari semua tentang seorang wanita bernama Maurandini Febrianti" ucap Al tanpa basa-basi lagi membuat Rendy agak mengerutkan keningnya. Tak seperti biasanya Aldebaran seperti ini, terlebih mencari semua tentang seorang wanita.
"B-baik Pak"
"Pukul tujuh malam ini saya harap kamu sudah memiliki semua data nya"
Rendy mengangguk patuh lalu berpamitan pada bos nya.
Setelah itu Aldebaran berjalan ke jendela besar yang menampilkan hiruk pikuk kota Jakarta di siang hari. Ia membayangkan senyuman manis Andin yang mampu mengisi relung hatinya yang selama ini kosong.
Selama 32 tahun hidupnya,Al tak pernah merasa seperti ini. Entahlah,pertemuan pertama dengan wanita bernama lengkap Maurandini Febrianti itu membuatnya tak bisa tidur dengan nyenyak hanya karena memikirkan dan ingin memiliki wanita itu.
"Andin... Kenapa pesona kamu bisa bikin saya seperti ini" gumamnya pelan. Ia tak sabar akan mengantarkan Yasmin Minggu depan ke rumah sakit dan tentunya bertemu dengan Andin.
××××××××
Sore ini Aldebaran tiba di rumah sekitar pukul empat. Ia bergegas ke kamar namun langkahnya terhenti ketika seorang bocah memanggil-manggil namanya.
"Papa Al... Tunggu Paa" ucap bocah dengan rambut sepunggung itu.
"Iya Reyna,ada apa?" Aldebaran menyejajarkan tubuhnya agar bocah itu tak mendongakkan kepala.
"Anterin Bunda,aku sama Neney ke butik yuk" pintanya dengan gemas.
"Kapan Rey?"
"Sekarang Pa,aku udah siap nih" Reyna memegang ujung dress nya dan diangkat sedikit layaknya princess.
"Bentar ya,Papa ke kamar dulu"
"Yaudah deh"
Reyna akhirnya kembali berlari ke arah Mirna,baby sitter yang diutus untuk menemani hari-hari bocah itu.
Aldebaran memasuki kamar yang full berwarna coklat muda. Ia menatap tembok dan beberapa miniatur motor gede dan mobil-mobil klasik yang ia taruh di rak khusus yang terdapat di kamar ini.
Pikirannya kembali mengingat Andin. Sepertinya pria itu sudah terpikat pada Andin,wanita yang belum diketahui olehnya,yang menyimpan sejuta luka.
"Kak, Kak Al. Yasmin boleh masuk ya?" Ketukan pintu membuat Al tersadar dari lamunannya itu.
"Eh---Iya Yasmin masuk aja" ujar Al bergegas menetralkan kembali perasaannya terhadap bayangan Andin.
"Kak,anterin aku , Mama sama Reyna ambil baju di butik ya. Baju-baju aku udah mulai sempit nih" Yasmin mengelus perutnya,yang memang sudah terlihat semakin membuncit.
"Bentar ya,Kak Al bersih-bersih terus ganti baju dulu"
"Yaudah kalau gitu aku tunggu di bawah ya kak"
"Mana Al?" Tanya Mama Nuri sambil membantu Yasmin yang kesulitan ketika hendak duduk di sofa.
"Lagi bersih-bersih katanya Ma, tunggu aja deh. Kasian dia kan baru pulang" jawab Yasmin yang masih mengatur nafasnya .
Mama Nuri mengangguk lalu bergerak menemui cucunya yang sedang menonton televisi tak jauh dari sana.
"Cucu Neney sudah rapih ya,mau kemana nih sayang?" Goda Mama Nuri sambil merentangkan kedua tangannya agar dipeluk oleh Reyna.
"Aku mau pergi dong sama Neney, Bunda dan Papa" Reyna memeluk erat tubuh Mama Nuri.
"Pinter cucu Neney,bentar lagi mau jadi kakak ya" Mama Nuri menciumi pipi gembil Reyna.
"Iya dong,nanti Neney panggil aku Kak Reyna ya?" Tanya Reyna
"Siap, Neney dan semuanya yang ada di rumah ini bakal panggil Kak Reyna"
"Yeayyyy" ujar Reyna kegirangan dan balik menciumi pipi Neney nya.
"Yaudah kalau gitu Neney ke kamar Papa Al dulu ya" Mama Nuri mulai beranjak dan menghampiri lantai atas.
"Al..Udah selesai?" Mama Nuri mengetuk pintu kamar Al
"Iya Ma,ini lagi pakai parfum" jawab Aldebaran yang terdengar samar karena kamarnya kedap suara.
"Mama masuk ya?"
"Boleh Ma"
Mama Nuri perlahan menghampiri putranya yang sedang berdiri di depan cermin besar.
"Al,Mama lihat dari tadi pagi kamu kayak yang ganti parfum ya?" Tanya Mama Nuri yang menyadari perubahan aldebaran.
"Lagi pengen pakai yang wangi ini aja sih Ma,bosen pakai yang biasa" balas Al
"Mmm...Iya,Mama kira kamu lagi puber" ujar mama Nuri diselingi tawanya
"Mama ini apasih" Aldebaran terlihat salting dan berusaha menutupi dari Mama nya.
"Iya iya Al, Mama paham kamu gila kerja. Yaudah kamu udah rapih dan siap kan? Kita berangkat yuk, kasihan Yasmin sama Reyna udah nunggu di bawah" Mama Nuri merangkul pinggang Aldebaran dan mengajak putranya itu keluar kamar.
××××××
BersambungSemangat puasa nya mentemenn...
Sehat dan bahagia selalu ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Andin
FanfictionIni tentang keinginan seorang pria bernama Aldebaran Adam Jarvis untuk mengejar cinta dari wanita muda berusia 25 tahun yang bernama Maurandini Febrianti. Kehidupan Al seketika berubah semenjak ia mengenal Andin. Kini, segala yang ada di pikiran Al...