Aladin > 38

1.7K 262 14
                                    

~~ All About Andin ~~

Keesokan harinya Al dan Andin sudah kembali akur. Mereka akan menghadiri acara aqiqah anak Rizki dan Ghina.Tentu saja mereka akan berangkat bersama Michi dan juga Angga.

Acara tersebut digelar pukul 4 sore. Maka dari itu, siang harinya Andin sudah meminta ijin pada suaminya untuk jalan-jalan bersama Dita. Sekedar ke mall atau ke kafe untuk melepas penat terlebih Andin yang sedang mengandung.

"Mas, kamu mau nitip apa?" Tanya Andin kala mereka sedang di jalan. Al akan mengantarkan Andin ke rumah Mama Kinar.

"Nitip gimana maksudnya?" Tanya Aldebaran balik.

"Iya nanti kan aku sama Dita mau jalan-jalan nih, barangkali kamu mau nitip apaaa gituuu" ucapan Andin membuat senyuman merekah tergambar di bibir Aldebaran.

Pria itu mengelus pelan rambut istrinya. "Ndin, sekarang kamu pikirin diri kamu aja. Saya nggak nitip apa-apa. Saya hanya nitip anak kita dan kamu, kalian berdua harus baik-baik saja" kata Al dengan suara lembutnya.

"Iya sayang, aku bakal jaga diri baik-baik. Dia juga akan aku jaga terus, semampu dan sebisa aku" balas Andin dengan menyatukan tangan mereka lalu didekatkan pada perut Andin yang sudah mulai terlihat membesar.

"Terimakasih Ndin. Nanti kamu kabarin ya kalau udah sampai" Al mencium kening Andin lalu mereka pun berpisah barang sejenak.

Rasanya Al tak mau meninggalkan hal yang membuatnya tenang dan bahagia ; Andin dan bayi mereka. Namun apa daya inilah hidup, bekerja adalah kewajibannya sebagai seorang suami dan calon ayah.

"Semoga rumah tangga kami selalu seperti ini, dipenuhi kebahagiaan dan rasa nyaman" ungkap Al dalam hatinya.

××××××××

"Kak ini kayaknya cocok deh" Dita membawa beberapa hanger berisi pakaian ke hadapan Andin. Mereka sedang melihat-lihat pakaian khusus ibu hamil.

Andin dengan semangat menerima pakaian pilihan adiknya itu dan meneliti model, motif dan warna yang dilihatnya.

"Ini ada sletingnya buat menyusui kak, jadi gampang" kata Dita seolah SPG yang menjelaskan.

Andin membuka sleting yang tepat berada di dua dada setiap wanita, melihat dan meraba bahannya. Ia ingin memakai pakaian yang nyaman,bukan hanya untuk bergaya.

"Anterin ke kamar pas yuk" ajak Andin. Dengan sigap, Dita membawakan beberapa hanger itu dan mengikuti Andin dari belakang.

"Ini tinggal ditaliin ke belakang, cantik kan Kak. Bisa dipakai pergi atau santai di rumah" Dita memandangi Andin dari pantulan cermin besar di kamar pas.

"Modelnya juga sederhana dan nggak terlalu terbuka. Mas Al pasti suka" jawab Andin mengiyakan.

"Sekarang nih mas Al protektif banget, dia nggak mau kakak sama bayi kenapa-napa" kata Andin sambil tersenyum gemas membayangkan bagaimana suaminya yang sangat-sangat sayang pada mereka.

"Syukurlah Kak,aku bahagia dengarnya" jawab Dita lalu memeluk Andin dari samping. Ia melihat bagaimana dulu Andin diperlakukan tak baik oleh beberapa pria ; Ayahnya dan mantan suaminya. Namun kini kebahagiaan itu nyata adanya. Aldebaran datang dengan hal baru yang membuat mereka makin mensyukuri kehidupan.

"Yaudah abis ini kita istirahat bentar dulu yuk kak, aku haus" kata Dita sambil menyentuh tenggorokannya.

Merekapun berjalan beriringan dan Dita membawakan paper bag berisi pakaian hamil milik kakaknya.

Setelah melewati lantai dua, merekapun tiba di lantai lima khusus food court.

"Disana yuk kak" ajak Dita ke toko minuman khusus berbagai jenis Teh.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang