~~ All About Andin ~~
"Tolong cek lagi Mas di kamar mandi takut ada yang tertinggal"
"Iya, sebentar ya"
Sekitar setengah sebelas siang, Aldebaran dan Andin sudah sibuk berkemas untuk check out hotel dan kembali ke rumah.
Wanita itu sedang menyiapkan makan siang yang memang sudah tersedia. Ia hanya menyiapkan piring dan beberapa keperluan lainnya.
"Nggak ada kok, semuanya udah aman" kata Al setelah kembali ke hadapan istrinya.
"Yaudah mam dulu yuk" ajak Andin sambil membawa nampan ke meja makan kecil di sudut ruangan
"Lesehan aja Ndin" kata Al sebelum Andin meletakkan nampan itu.
"Di depan TV ya" lanjutnya dan mendahului duduk di atas karpet bulu berwarna abu.
Andin pun menyiapkan piring juga menyendokkan nasi untuk suaminya. Ia sudah tau bagaimana takaran dan jam makan Aldebaran. Kalau untuk makan siang biasanya Al agak banyak karena masih banyak aktifitas juga yang harus ia kerjakan.
"Lauknya ambil sendiri ya" Andin memberikan piring berisi nasi itu.
"Kamu juga nasinya tambahin itu,dikit banget" dengan cerewetnya Al berkata pada Andin.
"Aku lagi kurangi mam nasi Mas, takut berat badan naik" jawab Andin dengan mata yang melihat pada menu makan siang mereka.
"Jangan takut, saya senang lihatnya"
Andin mendongakkan kepala dan menatap mata suaminya.
"Senang kalau aku gendut?" Andin terlihat meminta penjelasan.
"Iya"
"Ih aneh"
"Kok aneh Ndin? Ya saya senang berarti kamu bahagia sama saya. Terbukti hormon kamu bertambah dan mengakibatkan berat badan naik"
"Ihhhh" ucap Andin dengan manjanya membuat Al gemas.
"Maksudnya ya aku jaga penampilan juga kan Mas"
"Iya, saya paham. Tapi jangan sampai menyiksa diri kamu. Kalau masih lapar jangan sungkan buat nambah. Saya justru senang,nanti saya bisa lihat dan pegang lemak kamu" katanya diakhiri dengan nada jahil membuat Andin mau tak mau juga tertawa.
"Sayang banget sama suamiiiii" ungkap Andin dengan menyimpan kedua tangannya di bahu Al.
"Lebih sayang sama istriiii"
.
.
.
Tak lama, merekapun sudah selesai makan siang. Andin membereskan peralatan makan sementara Aldebaran membuka pintu menuju halaman belakang yang terdapat kolam renang juga gazebo beratap daun kering. Pria itu memilih duduk disana sambil melihat langit biru cerah."Mas" Andin menghampiri dan duduk di samping suaminya yang sedang bersandar pada ujung gazebo.
"Sini Ndin" Aldebaran merentangkan kedua tangannya bermaksud untuk mendekap Andin dengan erat.
"Betah?" Tanya Al.
"Lebih nyaman di rumah sih. Disini rasanya sepi"
"Nambah anggota kalau pengen rame"
"Maksudnya?" Andin membetulkan posisinya yang bersandar dan malah makin menyusupkan kepala ke dalam dada suaminya.
"Nambah anggota yang nantinya tumbuh disini" Al menyentuh perut Andin yang terbalut pakaian.
Andin menyentuh dagu Al yang sedikit kasar karena rambut halus mulai tumbuh disana.
"Kamu pengen kita langsung punya anak atau berduaan dulu?" Tanya Andin lebih intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Andin
FanfictionIni tentang keinginan seorang pria bernama Aldebaran Adam Jarvis untuk mengejar cinta dari wanita muda berusia 25 tahun yang bernama Maurandini Febrianti. Kehidupan Al seketika berubah semenjak ia mengenal Andin. Kini, segala yang ada di pikiran Al...