Aladin > 12

1.4K 278 43
                                    

~~ All About Andin ~~

Pagi itu, sekitar pukul delapan keluarga Andin dikagetkan oleh ketukan pintu dari seseorang yang terdengar tidak sabaran. Dengan tergopoh-gopoh Mama Kinar yang baru saja memakai kerudung rumahan segera membuka pintu dan alangkah terkejutnya ketika ada tatapan menyalang dari kedua orang di hadapannya.

"Langsung saja ya Bu Kinar,ini apa maksudnya? Kenapa Andin gugat cerai Rafli?" Tanya wanita yang mungkin seumuran dengan Mama Kinar bernama Rara.

"M-maaf Bu Rara,apa sebaiknya kita bicarakan di dalam?" Tanya Mama Kinar terkaget sekaligus memberikan solusi.

"Tidak perlu,kami hanya minta kejelasan yang logis dari keluarga Andin" kini seorang pria berkacamata dengan kumis tebalnya juga ikut bicara.

"Pak kandar,ini bisa dibicarakan baik-baik. Saya bisa jelaskan semuanya asal Pak kandar dan Bu Rara bisa tenang" kata Mama Kinar berusaha tak terpancing emosi. Sebenarnya ia juga marah ketika Andin tak diperlakukan semestinya oleh anak mereka. Namun Mama Kinar masih waras dan bisa mengontrol emosinya.

"Huhhhhh" mereka berdua menghembuskan napas kasar sambil masih menatap nyalang pada Mama Kinar.

"Silahkan masuk Pak, Bu" ujar Mama Kinar dan pasangan suami istri itu akhirnya mulai menurut kemudian duduk di atas sofa.

"Maa..Paa" Andin menyapa calon mantan mertuanya.

Mereka berdua mau menerima jabatan tangan Andin sebagai rasa hormat pada orang yang lebih tua.

"Jelaskan Ndin. Apa maksud kamu menggugat cerai Rafli. Ini buktinya" Bu Rara segera mengambil kertas berisi panggilan mediasi dari pengadilan agama Jakarta Selatan.

"Mama, papa maaf Andin akhirnya menyerah menjadi bagian dari keluarga kalian terutama berperan sebagai istri yang tidak dianggap oleh bang Rafli" kata Andin dengan tegas. Ia sudah tak ingin meratapi nasibnya. Kini ia hanya fokus pada kehidupan nya yang sebentar lagi akan berubah status.

"Maksudnya?" Tanya Bu Rara.

"Dari malam pertama kami menikah,Bang Rafli nggak pernah memperlakukan Andin layaknya istri. Tidur pun saling membelakangi dan kami jarang sekali berkomunikasi. Setiap ada masalah pasti Bang Rafli menghindar bahkan nggak pulang ke rumah. Akhir-akhir ini,aku pernah lihat Bang Rafli jalan berdua sama laki-laki bernama Yuda. Nggak tau ada keperluan apa karena hubungan kami yang memang buruk sejak awal" Jelas Andin panjang lebar.

Mereka berdua tercengang,lalu berpikir keras dan mendadak bingung harus percaya pada cerita yang mana. Pak Kandar jelas percaya pada Rafli namun Bu Rara mencoba menelisik cerita yang semalam Rafli jabarkan dan berbeda denga yang barusan Andin katakan.

"Jangan bohong Ndin,Rafli bilang kamu yang sering jalan berdua sama pria yang keluarganya jadi pasien kamu" Selidik Pak Kandar,Andin yang tak terima pun lantas menyanggah pernyataan itu.

"Bang Rafli memutar balikan fakta. Aku udah coba sabar ngadepin dia tapi dianya yang susah berubah Pak, Selama ini aku selalu ingin memperbaiki hubungan kami bagaimanapun caranya bahkan aku sampai nyusulin dia ke kantor tapi nyatanya dia hari itu nggak ke kantor. Aku bicara sesuai fakta,Kalau kalian kurang percaya silahkan tanya pada sekretarisnya" tutur Andin dengan santainya karena memang itu kenyataan yang selama ini ia hadapi.

Rasa sedih itu makin terkikis saja karena Andin tak mau berlarut-larut di dalamnya. Ia tak mau Mama Kinar juga kepikiran soal ini maka dari itu Andin mencoba melepas semuanya dengan lapang dada.

"Tapi Rafli berkata hal yang masuk akal juga Ndin,apa kamu nggak mau mempertahankan?" Kata Bu Rara lagi.

"Nggak Bu,mohon maaf aku akan mundur dari posisiku sebagai istri Bang Rafli. Aku nggak akan mencabut gugatan cerai itu"

"Andin! Apa kamu nggak mau mencoba memperbaiki? Apa kamu nggak ingin mempertahankan agar nasibmu tidak sama seperti orangtuamu?" Pertanyaan pak kandar benar-benar membuat Andin tersinggung.

Kepala nya mendongak dan menatap nyalang mata mertua laki-lakinya itu.

"LEBIH BAIK SAYA SEPERTI MAMA DARIPADA MEMPERTAHANKAN RUMAH TANGGA YANG TIDAK MEMBERIKAN RASA NYAMAN DAN BAHAGIA" Penjelasan Andin yang penuh penekanan membuat orang tua Rafli itu terperanjat mendengarnya.

"DAN JANGAN SESEKALI ANDA MENGHINA PERCERAIAN YANG TERJADI DI ANTARA MAMA DAN PAPA SAYA KARENA ITU SAMA SEKALI BUKAN KAPASITAS ANDA" Dengan keberanian yang entah darimana datangnya,Andin berkata lantang karena ia tak mau ada sekalipun yang menghina keluarganya.

Mama Kinar lantas mengusap punggung Andin,mencoba memberikan rasa tenang agar Andin dapat mengontrol emosinya.

"KAMU BELUM TAU KAMI ITU SIAPA? KAMU BERANI SAMA KELUARGA ISKANDAR?" Kini rupanya Pak kandar malah tersulut emosi juga,ia beralih menjawab pernyataan Andin dengan lantang juga.

"Kalau Pak kandar tak memulai nya,saya juga bisa santai Pak! Tapi ketika bapak mengungkit kedua orangtua saya,disitu saya nggak bisa tinggal diam! Mohon maaf,saya tersinggung!"

Setelah itu Pak kandar langsung bangkit dan mengajak Bu Rara untuk keluar dari sana.

"Kami pulang dulu!" Ucapnya langsung berlalu dengan terburu-buru.

Andin berulang kali menghembuskan napasnya berusaha mengatur seluruh emosi yang memuncak

"Sabar Ndin, Mama harap kamu bisa kontrol emosi selama mediasi dan sidang nanti" kata Mama Kinar memberi masukan.

Andin mengangguk perlahan lalu mulai memeluk erat tubuh Mama Kinar.

"Maafin Andin ya Ma, Andin malah bawa masalah ke keluarga kita"

Mama Kinar menggeleng dan mengusap punggung Andin.

××××××××××

"Pokoknya saya belum bisa terima ya Pak,anak Bapak tiba-tiba menggugat cerai Rafli!" Seorang pria berperawakan tinggi duduk di samping istrinya dan kini sedang menghadapi pasangan suami istri juga.

"Maaf Pak,suami saya nggak tau tentang Andin. Jadi Bapak tidak seharusnya bicara disini" kata perempuan di hadapan pria yang barusan bicara itu.

"Andin itu kan anak kandungnya Pak Tomi, berarti tanggung jawab Pak Tomi walau sudah berpisah" kini wanita yang sudah lebih dari setengah abad itu membela suaminya juga. Ya,wanita itu adalah Pak kandar dan Bu Rara yang kini beralih menuju kediaman Papa Tomi atau Papa kandung Andin yang sudah memiliki keluarga baru dan juga anak dari hasil pernikahannya yang sekarang.

"Kata Rafli,Andin itu berselingkuh dengan seorang pria yang sering bertemu di rumah sakit tempat dia bekerja Pak Tomi! Dia betul-betul keterlaluan"

"Arghhhhhh.... Awwww...." Tiba-tiba sosok yang daritadi di panggil dengan sebutan Pak Tomi itu menyentuh dadanya sambil terpejam menahan sakit.

"Ayahhh... Ayah kenapa Yah?" Kata Bu Nia,yang notabenenya istrinya atau Mama tiri Andin panik melihat itu semua. Pak Tomi kesakitan sambil menekan dada bagian kirinya.

Sambil mengaduh kesakitan, Papa Tomi juga sesekali meringis dan masih tetap menekan kuat dadanya.

"Sakit Bu...di sebelah si-sin-sini" katanya dengan terbata.

Pak kandar dan bu Rara yang terkejut pun refleks terdiam merasa takut disalahkan atas perkataan mereka.

"Pak,Bu mohon maaf kalian bisa pulang sekarang juga? Suami saya kesakitan!" Kata Bu Nia dengan panik.

"Tyas.... Gavin... Bantu ibu bawa Ayahmu ke rumah sakit!!"

××××××××××
Bersambung.....

Maaf part kali ini Aldebaran nggak muncul dulu soalnya lagi potong kambing buat aqiqahan Raisha 😭🙏🏻

Tapi Andin asik banget disini ya? Andin mode war👏🏼

Memang ketika rasa kecewa sudah terlalu dalam,terkadang tindakan berontak untuk membela diri adalah pilihannya.

Selamat malam Kamis ya semuanya :)

Jangan lupa bahagia!

Jangan lupa juga follow,vote dan komen :)

Klik disini
👇🏽

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang