Aladin > 26

2.9K 302 65
                                    

~~ All About Andin ~~

Pagi ini Aldebaran terbangun duluan dan melihat ada wanita cantik yang sedang tertidur dengan nyaman di sampingnya.

Pria itu tersenyum begitu renyah,adegan semalam tiba-tiba terlintas di benaknya.

"Andin benar-benar memberikan perawannya buat gue" kata Al dalam hati karena melihat bercak darah di sprei itu.

Al pun mendekati Andin dan menatap dalam-dalam wajah tenang istrinya. Ia masih tak menyangka kalau mereka sudah resmi menikah bahkan semalam sudah melakukan hubungan.

Tangannya ia simpan di pipi chubby Andin, mengusapnya pelan dan membuat Andin mengerjapkan matanya.

"Mas..." Kata Andin dengan suara serak.

Aldebaran malah makin mengeratkan pelukannya, membiarkan Andin tenggelam ke dalam selimut.

"Jam berapa ini?" Tanya Andin sambil masih terpejam.

"Jam tujuh" jawab Al dengan lembutnya.

"Aku kesiangan Mas" kata Andin langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Mereka masih tanpa pakaian dan hanya selimut yang menutupi tubuh keduanya.

"Kesiangan? Emang Mau kemana?" Aldebaran juga sedikit kaget atas apa yang dilakukan Andin.

"Kesiangan jadi istri kamu!"

"Hah?"

"Iya aku belum siapin kamu baju, aku belum masakin kamu. Maaf ya" Andin berkata sambil mengigit bibirnya merasa menyesal.

Aldebaran yang paham langsung merengkuh tubuh istrinya itu. Ia kecup leher bagian kanan, tepat di bawah telinga Andin, tanda kemerahan kembali timbul.

"Nggak usah minta maaf. Lagian, kita sama-sama kesiangan kok" kata Al dengan pelukan yang belum terlepas.

"Makasih sayang" jawab Andin juga makin mengeratkan pelukannya.

"Mandi yuk Mas" kata Andin lalu menatap dalam mata Aldebaran.

"Barengan yuk" tanpa basa-basi Aldebaran langsung menggendong Andin dan membawa istrinya itu untuk berendam bersama.

××××××××

Setelah 45 menit menghabiskan waktu untuk membersihkan diri sambil kembali melakukan hal seperti semalam dan merelaksasi pikiran dengan berendam, Al dan Andin pun keluar kamar. Wanita itu mengeringkan rambutnya yang basah sementara Aldebaran terlihat tak peduli dan hanya merapihkan rambutnya dengan sisir.

"Sebentar ya, abis ini aku siapin kamu makan" kata Andin di depan cermin.

"Oke" jawab Al lalu mengecek handphone. Nampaknya tak ada kabar dari kantor karena ini hari Minggu. Hanya ada beberapa notif dari rekan dan teman dekat aldebaran yang me-mention dirinya juga Andin.

Al nampaknya tak berniat untuk merepost. Ia hanya melihat saja begitu banyak foto resepsi mereka yang diabadikan oleh orang-orang.

"Mas, leher aku kelihatan merah-merah nih" ucap Andin dengan nada yang bingung.

Aldebaran segera menyimpan hp nya dan menghampiri Andin.

"Mana lihat?" Ucap Al membuat Andin mendongakkan kepala dan benar saja, ada dua tanda yang terlihat sangat jelas, beberapa yang lainnya samar dan bisa tertutupi oleh rambut.

"Maaf ya, coba tutup pakai alat makeup kamu Ndin"

"Lain kali lihat dulu ya Mas, kira-kira kalau berbekas bisa ketutupan nggak"

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang