Aladin > 30

2.2K 282 25
                                    

~~ All About Andin ~~


"Jadi bagaimana Ren? Kamu sudah mengatur jadwal saya?"

Keesokan harinya ketika selesai makan siang Aldebaran langsung bertanya pada Rendy.

"Sudah saya tanya pada Feli, katanya jadwal Bapak longgar di akhir bulan" jawab Rendy dan menyebut sebuah nama perempuan ; Felicia, yaitu sekretaris Aldebaran.

"Jadi kurang lebih Sabtu di pekan depan ya?"

"Betul Pak"

"Yasudah kalau gitu Terimakasih Ren. Saya akan berunding dulu dengan Andin" jawab Al membuat Rendy patuh lalu meninggalkan ruangan kerja bosnya itu.

'Drrrttt.....Drrrrtt'

Suara dering ponsel di atas meja kerja membuat Al segera menghampirinya. Ia kemudian berjalan menuju dekat jendela ketika nama 'my Andin' tertera disana.

'Halo Mas,aku ganggu nggak?'

'Nggak kok, kenapa emang?'

'Gini Mas. Jadi pasien aku batal checkup karena ada urusan mendadak, aku ke kantor kamu ya? Bosen disini' Andin berkata dengan nada yang begitu lembut.

'kesini aja Ndin, biar saya jemput di RSIA ya?' Al bergegas mengambil kunci mobil.

'aku udah pesan taksi online Mas,biar aku sendiri aja yang Kesana'

'okay, hati-hati di jalan ya. Kabarin kalau udah sampai biar saya suruh Felice untuk jemput kamu di lobi'

Andin terkekeh pelan dan tentu saja Aldebaran mendengarnya.

'Emangnya aku anak kecil ih pakai ditemenin masuk segala'

'saya ingin kamu aman Ndin'

'yaudah iya nanti aku kabarin. Bye Mas'

'hati-hati ya'

Aldebaran segera menyuruh Felice untuk menunggu Andin di lobi dan ia bersiap menyambut kedatangan istrinya.

Tak lama Andin pun tiba dan tentu saja Felicia mematuhi perkataan bos nya.

Andin agak terkejut namun ia menetralkan perasaannya dan yakin bahwa ini adalah perintah dari Al.

Beberapa karyawan tersenyum manis pada Andin yang berjalan begitu anggun menuju ke ruangan suaminya.

"Siang Bu" ucap seorang karyawan dengan kerudung berwarna navy.

Andin membaca sekilas id card yang dipakai wanita itu.

"Siang Fitri, semangat kerjanya ya"

"Terimakasih Bu"

Setelah itu Andin kembali berjalan dan tentu saja Felicia masih mengikutinya dari belakang. Hingga tiba di lift khusus petinggi dan tamu-tamu penting, Andin menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Felicia yang terlihat ragu memasuki lift itu.

"Ayo fel, naik aja bareng saya. Takut ih naik lift sendirian itu" kata Andin sambil menggenggam tangan sekretaris suaminya.

"Baik Bu" jawab Felicia akhirnya.

Hingga tiba di depan pintu ruangan Al, Felicia pun pamit kembali bekerja sementara Andin langsung mengetuk pintu ruang kerja Al setelah mengucapkan terimakasih pada Felicia.

All About AndinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang