~~ All About Andin ~~
Dua Minggu setelahnya, pakaian itu sudah Andin ambil di butik Elsa. Ia memberikan pada Mama Kinar sementara untuk Dita,akan Andin jadikan kado karena hari ini adiknya itu ulang tahun.
Tengah malam tadi, seperti biasa Andin membuat kejutan kecil untuk Dita dengan kue tart di tangannya. Lilin dengan angka 22 terlihat disana. Dita tersenyum haru. Mungkin selama ini Andin lah yang selalu merayakan dan mengingat ulang tahunnya.
"Aku berangkat ya Ma. Nanti pakai bajunya ya. Jangan lupa" pesan Andin pada Mamanya. Ini adalah hari Kamis. Andin tak bisa mengambil libur karena pasiennya juga sedang banyak.
"Oke. Nanti Mama sama Dita langsung ke tempat itu?"
"Iya Ma, aku udah booking atas nama Dita kok. Nanti tempatnya kayak menyatu dengan alam gitu. Kita makan lesehan di depan kolam ikan sama taman-taman gitu. Nggak apa-apa kan?"
"Tentu Ndin, justru Mama seneng lihat pemandangan kayak gitu"
"Mama jangan bilang aku mau surprise-in Dita lagi ya" pesan Andin dengan seksama.
Mama Kinar mengacungkan jempolnya pertanda setuju.
"Beres Ndin..."
××××××××
"Andin lagi apa ya. Udah tiga hari gue sama dia nggak saling komunikasi" gumam Aldebaran yang baru saja tiba di kantor dan duduk di kursi kebesarannya.
Ia mendial nomor dan menunggu Andin mengangkatnya.
"Halo, Assalamualaikum mas" kata Andin di seberang sana.
"Hai.. Waalaikumsalam Ndin. Saya ganggu?"
"Nggak kok,aku baru aja sampai di ruangan. Ini mau siap-siap. Tapi pasien datang jam 10 an"
"Oh iya. Gimana kabar kamu? Kemarin-kemarin maaf ya saya nggak hubungi kamu karena lembur terus di kantor. Kita sedang gencar promosi produk terbaru"
"Baik Mas. Kalau kamu gimana? Syukurlah kalau perusahaan kamu udah ada produk baru semoga laris ya"
"Aamiin... Kabar saya baik Ndin. Weekend nanti saya pengen ajakin kamu main ke puncak. Kita jalan-jalan sambil nikmati pegunungan"
Andin terdiam sebelum menjawab perkataan Al. Ia menekan dadanya kuat-kuat. Apakah perasaan ini terbalas? Apakah perhatian Al adalah rasa sayang atau cuma rasa iba? Andin sudah lama ingin tanyakan ini. Tapi dia juga masih bingung dengan hatinya, terlebih takut kembali disakiti oleh seorang pria.
"Nanti aku kabarin lagi ya Mas"
"Ok Ndin. Saya tunggu jawabannya"
"Mas..."
"Iya?"
"Aku mau tanya sama kamu"
"Tanya apa?"
Hening diantara mereka. Andin menarik napas panjang-panjang untuk mengutarakan pertanyaannya.
"Kamu anggap aku sebagai apa?"
"Saya ingin serius sama kamu"
×××××××××××
Andin masih sesekali melamun merenungkan pernyataan yang Al lontarkan lewat telepon. Walau Al terkesan kurang gentle menunda-nunda ungkapan cintanya, tapi entah kenapa Andin yakin kalau pria itu bersungguh-sungguh. Tapi Andin tak serta merta langsung mengiyakan. Andin juga terkadang masih takut kalau untuk kembali memulai sebuah hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Andin
FanficIni tentang keinginan seorang pria bernama Aldebaran Adam Jarvis untuk mengejar cinta dari wanita muda berusia 25 tahun yang bernama Maurandini Febrianti. Kehidupan Al seketika berubah semenjak ia mengenal Andin. Kini, segala yang ada di pikiran Al...