~~ All About Andin ~~
Di perjalanan menuju butik, Aldebaran yang duduk ditemani Reyna sesekali terkekeh gemas ketika mendengar celotehan bocah itu.
Reyna terkadang membicarakan segala hal,anak itu begitu aktif dan gampang berbaur.
"Ini bentar lagi belok ke kiri ya Pa?" Tanya nya sambil menunjuk jalan ke arah kiri.
"Iya betul,kok Reyna tau sih?" Jawab Al sambil mengelus pelan rambut Reyna.
"Aku udah hapal jalan ke butik ini Pa,kan udah berkali-kali" ujar Reyna.
"Pinternya anak Bunda, Kakak udah hapal jalan ya?" Kini Yasmin yang duduk di belakang bersama Mama Nuri menimpali obrolan mereka.
"Iya Bunda aku suka hapalin belokan jalan,terus aku hapal deh" balas Reyna sembari menoleh ke kursi belakang.
"Terus-terus ini belok kemana lagi coba?" Tanya Al membuat Reyna kembali fokus ke depan.
"Mmm...Aku tau Pa,ini pasti belok ke kanan" Reyna berpikir sambil mengetuk-ngetuk pipi dengan jari telunjuknya.
"Bener nggak ya" goda Aldebaran sembari fokus ke jalanan.
"Betul kan?" Reyna menunggu jawaban
"Iya bener"
_________
"Lhooo...Mbak Andin ada disini?" Ketika tiba di butik, Yasmin melihat Andin yang sedang berbincang dengan Elsa,si pemilik butik.
"Eh Bu Yasmin,iya Bu,saya lagi ketemu sama Elsa,temen SMA saya" jawab Andin dengan sopan.
Reyna dan Mama Nuri pun diperkenalkan oleh Yasmin kepada Andin. Sementara Aldebaran sedang sibuk menempatkan posisi mobil agar nantinya mudah dikeluarkan lagi.
"Ma,kenalin ini Mbak Andin,doula yang bantu aku" ujar Yasmin
Mama Nuri menyodorkan tangannya dan langsung disambut hangat oleh Andin.
"Bu,saya Andin" sapa Andin dengan nada yang ramah.
"Iya mbak,saya Nuri, Mamanya Yasmin"
"Senang bertemu dengan Bu Nuri" Andin memberikan senyumannya.
Lalu Andin beralih pada Reyna,bocah yang sedari tadi melihat kepadanya.
"Nah, Reyna ini Tante Andin,dia ini yang bantu bunda jaga adik supaya sehat sampai lahir nanti" ujar Yasmin memberikan pengertian ketika mengenalkan Andin pada Reyna.
"Haii Reyna,aku Andin,salam kenal ya" Andin merubah posisi berdirinya menjadi sejajar dengan reyna,menyapa anak itu yang terlihat tersenyum padanya.
"Salam kenal juga Tante,aku Reyna. Tolong jaga bunda dan adik baik-baik ya,aku nggak mau kehilangan lagi" ucap Reyna singkat lalu kembali tersenyum pada Andin.
"Iya, Reyna bantu Do'a juga ya agar Bunda dan adiknya reyna selalu baik-baik aja" jawab Andin lalu memeluk tubuh mungil Reyna dan tanpa sadar itu semua diperhatikan oleh Aldebaran. Pria itu terdiam di tempatnya ketika melihat Andin yang sedang berbincang juga memeluk Reyna.
Aldebaran seketika menghampiri mereka ketika pelukan Andin dan Reyna terlepas.
"Mbak Andin,bertemu disini ternyata" ujar Al tiba-tiba membuat Andin membetulkan posisinya dan langsung kembali berdiri.
"Iya Pak Al,senang bertemu kembali dengan anda dan keluarga" jawab Andin.
"Sedang ada pekerjaan juga ya?" Tanya Al lagi
"Ohh nggak kok Pak,saya lagi berkunjung ke butik Elsa, sahabat saya" ucap Andin masih dengan ramah, sementara Reyna, Yasmin dan Mama Nuri sudah menghampiri Elsa untuk mencoba baju yang sudah di pesan oleh mereka.
Aldebaran mengangguk pelan. Ia kini menjadi salah tingkah dihadapan Andin.
"Pak Al ada keperluan juga? Atau hanya mengantar?"
"Enggak kok,saya cuma mengantar Mama, Yasmin dan Reyna"
"Oh iya,kalau gitu saya pamit duluan ya Pak. Tolong nanti sampaikan sama Bu Yasmin, Bu Nuri dan Reyna. Kebetulan urusan saya sudah selesai" jawab Andin hendak beranjak namun seketika Al menghentikan langkah Andin dengan memegang lengan wanita itu.
"Ehh Pak" ucap Andin agak kaget
"Mbak, boleh saya bertemu Mbak Andin di lain waktu?" Pinta Aldebaran mendadak. Entah mendapat keberanian darimana,akhirnya Al berucap seperti itu.
"Oh boleh Pak,nanti saya kabari kalau ada waktu senggang" jawab Andin sekenanya karena ia pikir Aldebaran dan Yasmin akan berkonsultasi lagi.
"Yaudah kalau gitu,saya boleh minta nomor mbak Andin?"
"Iya Pak,maaf handphone nya Pak Al boleh kasih ke saya? Biar saya tuliskan"
Aldebaran menyerahkan handphone ke tangan Andin dan wanita itu langsung mendial nomornya.
"Ini Pak" Andin kembali menyerahkan handphone itu dan langsung bersiap untuk keluar butik.
"Bentar Mbak" tahan Al sekali lagi.
"Iya Pak? Ada apa?"
"Mbak Andin pulang sendiri?"
Andin mengangguk pelan. Ia mulai sedikit risih ketika Aldebaran bersikap seperti ini.
"Kebetulan taxi online saya sudah tiba Pak, permisi" Andin langsung keluar butik tanpa menoleh lagi. Ia tau kalau sikapnya bisa dibilang kurang sopan,tapi ia tak mau ada masalah ketika dirinya terlalu lama mengobrol dengan pria beristri itu.
Andin memasuki kendaraan yang memang sudah dipesan olehnya. Ia bingung,kemana dirinya harus pergi. Kini Matahari sudah sepenuhnya tenggelam dan malam mulai menyelimuti. Andin akhirnya tiba di rumah yang masih terlihat gelap gulita karena tak ada satupun penghuninya.
Pintu rumah terbuka, Andin segera melepaskan sepatu dan mencari saklar lampu. Ia menatap sekeliling. Sunyi dan sepi. Itulah yang dirasakan olehnya. Rumah besar warisan dari mertuanya ini tak ada artinya bila hanya keheningan yang kerap kali tercipta.
Andin berjalan gontai menuju kamar, menyimpan tas dan membuka blazer yang dikenakannya. Ia berjalan ke arah dapur, mengambil gelas dan mengisinya dengan air hangat. Setelah dicampur dengan air dingin,Andin meneguknya perlahan hingga tandas. Berulang kali ia menarik napas hanya untuk sekedar menenangkan diri.
Kemudian ia berjalan lagi ke arah kamar dan mengambil handuk kimononya. Bersiap merelaksasi tubuh dan pikiran. Andin mulai mengisi air hangat di bathtub, membiarkannya air mengisi tempat itu.
Suara mobil memasuki pekarangan rumah terdengar samar beradu dengan air yang sedang mengisi bathtub.
Andin bergerak keluar hanya mengenakan kimono tanpa apa-apa lagi dan melihat Rafli,suaminya memasuki kamar mereka. Kebetulan Andin sedang mandi di kamar mandi bawah.
Ia biarkan saja suaminya itu. Entahlah hubungan mereka kian hari kian memburuk saja. Rasanya Andin tak sanggup, namun dirinya masih harus bersabar dan mengumpulkan bukti.
×××××××
To be continue...Oiya, barangkali ada yang belom baca cerita terbaru aku ; Ramadhan Selalu Bersamamu. Silahkan cek ke profil ku dan tambahkan ke daftar bacaan
Jangan lupa vote dan komen :)
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Andin
FanfictionIni tentang keinginan seorang pria bernama Aldebaran Adam Jarvis untuk mengejar cinta dari wanita muda berusia 25 tahun yang bernama Maurandini Febrianti. Kehidupan Al seketika berubah semenjak ia mengenal Andin. Kini, segala yang ada di pikiran Al...